Baca Selengkapnya di Tribun Medan
Ibu Pingsan Tolak Penggusuran
"Tolong-tolong Pak Polisi jangan tangkap anakku. Jangan bawa kami. Kami sekadar mempertahankan rumah," teriaknya, sembari terdengar perintah"
- PT KAI Tertibkan 21 Rumah di Pinggir Rel
- Penggusuran Berujung Rusuh
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Penggusuran puluhan rumah di pinggir rel kereta api Jalan Timah, Medan Area, Rabu (26/10) pagi, berujung ricuh.
Pasalnya, belasan perempuan melempar personel gabungan dengan tanah saat menuju permukiman warga.
Petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Divisi Regional I Wilayah Sumatera Utara-Nangroe Aceh Darussalam (Divre I Sumut-NAD) dibantu petugas Polrestabes Medan dan TNI melakukan penggusuran rumah di bantaran rel terkait proyek double track kereta api jalur Medan-Kualanamu.
Baca: Warga Lempari Petugas Penggusuran Pakai Lumpur
Belasan polisi pun menarik beberapa perempuan, yang diduga melakukan pelemparan dan dibawa ke Polsek Medan Area. Satu di antaranya Atika Bangun, anak ketiga Yeyen, janda tujuh anak.
Tatkala melihat, Atika ditarik beberapa polisi wanita (Polwan), Yeyen langsung histeris. Beberapa anaknya yang lain langsung mendekat. Mereka kemudian berpelukan.
Baca: Foto Petugas Kereta Api Makan Bikin Istri Terenyuh dan Teringat Perjuangan Suami
Setelah itu, Yeyen bersama empat anaknya berupaya mendorong polwan yang mendekat. Aksi saling dorong pun tidak terhindarkan.
"Tolong-tolong Pak Polisi jangan tangkap anakku. Jangan bawa kami. Kami sekadar mempertahankan rumah," teriaknya, sembari terdengar perintah agar polwan membawa mereka ke Polsek.
"Bukan tanah kalian ini, ngapain melempar kami. Tangkap saja, perempuan berkacamata itu provokatornya (Atika Bangun)," ujar beberapa polisi.
Tak lama kemudian, belasan personel Sabhara dan polwan mengepung Yeyen sekeluarga. Petugas kemudian mengarahkan mereka menjauh dari bantaran rel kereta. Saat menjauh dari bantaran rel, Yeyen terjatuh.
Perempuan, yang sudah empat tahun menjanda itu, terperosok ke tumpukan besi proyek double track kereta api tersebut. Kaki kanannya terjepit. Yeyen pun berteriak.
"Tolong, tolong sakit kaki aku ini. Tolong Pak, jangan dorong dan bawa kami," katanya.
Meskipun Yeyen tergeletak tak sadarkan diri, beberapa polwan dan petugas PT KAI masih berupaya menarik Atika. Karena itu, Yeyen berupaya bangkit sembari memegang anak-anaknya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tidak-senang-rumahnya-digusur-wanita-berambut-panjang-ini-melawan-petugas-tribun_20161026_192958.jpg)