TRIBUN WIKI

Apa Itu Family Office, Ide Luhut Binsar Pandjaitan yang Ditolak Didanai oleh Menteri Purbaya

Family office adalah entitas atau perusahaan swasta yang dibentuk khusus untuk mengelola kekayaan dan aset keluarga sangat kaya.

Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
Pinterest/Instagram
PEJABAT NEGARA- Kolase dua pejabat negara yakni Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan sempat mencuatkan ide mengenai pembangunan family office.

Family office adalah entitas atau perusahaan swasta yang dibentuk khusus untuk mengelola kekayaan dan aset keluarga sangat kaya.

Tujuannya adalah untuk mempertahankan, mengelola, dan mengembangkan kekayaan keluarga secara terstruktur dan profesional agar dapat bertahan dari generasi ke generasi.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Pengadilan Arbitrase Olahraga, Tempat Federasi Senam Israel Ajukan Gugatan

Family office biasanya melayani keluarga dengan total aset besar, sekitar US$50-100 juta atau lebih.

Layanan yang disediakan family office tidak hanya terkait manajemen investasi, tetapi juga mencakup perencanaan pajak, hukum, perencanaan warisan, administrasi keuangan, serta kegiatan filantropi.

Ada beberapa jenis family office, yaitu single-family office (SFO) yang hanya melayani satu keluarga, multi-family office (MFO) untuk beberapa keluarga, dan virtual family office (VFO) yang bekerja dengan staf minimal dan mitra eksternal.

Family office berbeda dengan perusahaan keluarga biasa atau manajer investasi umum karena sifatnya yang sangat privat, personal, dan berfokus secara eksklusif pada kebutuhan keuangan keluarga kaya, tanpa konflik kepentingan komersial.

KESEHARIAN MENKEU - Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu(10/9/2025). Purbaya menyebut direktur utama dari masing-masing bank himbara tersebut justru pusing setelah menerima aliran dana kas negara sebesar Rp200 triliun.
KESEHARIAN MENKEU - Menteri keuangan Purbaya Yudhi Sadewa saat di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu(10/9/2025). Purbaya menyebut direktur utama dari masing-masing bank himbara tersebut justru pusing setelah menerima aliran dana kas negara sebesar Rp200 triliun. (Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Baca juga: Apa Itu Bakery Gluten Free yang Lagi Viral, Begini Penjelasan Dokter Soal Alergi

Sistem ini sudah banyak diterapkan di negara maju seperti Singapura, Amerika Serikat, dan Eropa, dan kini sedang dikaji dan berkembang di Indonesia sebagai cara meningkatkan pengelolaan kekayaan secara efisien dan berkelanjutan.

Namun, wacana pendirian family office ini diyakini terganjal akan dana pembiayaan.

Sebab, Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa menolak mengucurkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN) untuk pembangunan family office.

Baca juga: Kandungan Etanol BBM Pertamina Jadi Sorotan, Lalu Apa Itu Etanol?

Alasan Tidak Didanai APBN

Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa mengungkap alasannya untuk tidak mengucurkan APBN untuk pendirian family office.

Kata Purbaya, ia bersama Kementerian Keuangan fokus mendanai program-program yang bisa berdampak pada ekonomi.

Jadi, kata Purbaya, jika Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan ingin mendirikan family office, ia mendukungnya.

Namun Purbaya menegaskan tidak akan mengucurkan APBN.

Baca juga: Apa Itu Monasit? Inilah Harta Karun yang Disebut Prabowo Bernilai Triliunan

"Enggak, saya enggak terlibat. Kalau mau (bangun), saya doainlah. Saya belum terlalu ngerti konsenya, walaupun Pak Ketua DEN sering bicara. Tapi, saya belum pernah lihat, apa sih konsepnya," imbuhnya.

Sumber: TribunnewsWiki
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved