TRIBUN WIKI

Gereja Katedral Medan, Gereja Katolik Pertama di Medan Berdiri Tahun 1879

Gereja Katedral Medan yang bernama resmi Gereja Katedral Santa Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda berdiri 1879.

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO
Umat Katolik mengikuti Misa Natal di Gereja Katedral Medan Jalan Pemuda Nomor 1, Kota Medan, Senin (25/12). Pelaksanaan Misa Natal tersebut mengangkat tema tentang 'Umat Katolik yang Bersekutu' dan 'Kemuliaan bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi' yang terinspirasi dari Injil Lukas 2:14. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Gereja Katedral Medan, atau Gereja Katedral Santa Perawan Maria yang Dikandung Tanpa Noda termasuk bagian dari bangunan bersejarah di Medan.

Rumah ibadah yang disebut sebagai gereja Katolik Pertama di Medan ini setidaknya sudah berdiri dari tahun 1879.

Karenanya, Gereja Katedral Medan termasuk bangunan ikonik yang ada di Kota Medan.

Dari segi arsitekturnya pun terlihat cukup menarik dan unik. 

Baca juga: Sejarah Hamparan Perak, Kampung yang Dibuka Datuk Setia Raja Tahun 1823

Umat Katolik menampilkan visualisasi Jalan Salib saat peringatan Jumat Agung di Gereja Katedral Medan Jalan Pemuda Nomor 1, Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Jumat (29/3/2024). Jalan Salib tersebut merupakan rangkaian ibadah Jumat Agung dalam memperingati wafatnya Yesus di bukit Golgota.
Umat Katolik menampilkan visualisasi Jalan Salib saat peringatan Jumat Agung di Gereja Katedral Medan Jalan Pemuda Nomor 1, Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Jumat (29/3/2024). Jalan Salib tersebut merupakan rangkaian ibadah Jumat Agung dalam memperingati wafatnya Yesus di bukit Golgota. (TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO)

Sejarah Berdirinya Gereja Katedral

Berdasarkan data dari Sekretariat Paroki Gereja Katedral, gereja ini pertama kali didirikan pada tahun 1879.

Pada awalnya, bangunan gereja hanyalah sebuah gubuk sederhana dengan atap daun rumbia dan ijuk.

Saat itu, gereja ini menjadi tempat ibadah bagi puluhan umat Katolik yang mayoritas berasal dari suku India-Tamil dan Belanda.

Lokasinya berada di Jalan Pemuda No 1, yang dahulu dikenal sebagai Jalan Istana.

Baca juga: Hasi Nifolasara, Peti Jenazah para Bangsawan di Nias Berkepala Lasara

Seiring waktu, jumlah umat Katolik di Medan terus bertambah.

Pada tahun 1884, tercatat ada 193 orang umat, sehingga mulai muncul gagasan untuk memperbesar dan memperbaiki bangunan gereja.

Akhirnya, pada tahun 1905, saat jumlah umat mencapai sekitar 1.200 orang, pembangunan gereja baru mulai dilaksanakan.

Umat Katolik menampilkan visualisasi Jalan Salib saat peringatan Jumat Agung di Gereja Katedral Medan Jalan Pemuda Nomor 1, Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Jumat (29/3/2024). Jalan Salib tersebut merupakan rangkaian ibadah Jumat Agung dalam memperingati wafatnya Yesus di bukit Golgota.
Umat Katolik menampilkan visualisasi Jalan Salib saat peringatan Jumat Agung di Gereja Katedral Medan Jalan Pemuda Nomor 1, Aur, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan, Jumat (29/3/2024). Jalan Salib tersebut merupakan rangkaian ibadah Jumat Agung dalam memperingati wafatnya Yesus di bukit Golgota. (TRIBUN MEDAN/ABDAN SYAKURO)

Diprakarsai Pastor dari Ordo Jesuit

Pembangunan Gereja Katedral Medan dipelopori oleh para pastor dari Ordo Jesuit yang bertugas di Medan.

Gereja yang dibangun pada tahun 1905 tersebut menggunakan dinding batu, atap seng, dan sebagian masih menggunakan atap dari daun rumbia dan ijuk.

Gereja ini diresmikan pada bulan November di tahun yang sama.

Baca juga: Sejarah Bangunan Balai Kota Lama Medan yang Kini Jadi Hotel Grand City Hall Medan

Pada tanggal 30 Januari 1928, dilakukan perluasan gereja dengan menambah ruang panti imam, ruang pengakuan dosa, pelataran depan, dan juga sebuah menara.

Proyek pembangunan permanen ini dirancang oleh arsitek asal Belanda bernama Mr. Han Groenewegen, dan dilaksanakan oleh Mr. Langereis.

Desain arsitektur gereja hasil karya mereka masih dapat kita lihat hingga hari ini di Jalan Pemuda No. 1 Medan.

Nama resmi dari gereja ini adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bernoda Asal.

Baca juga: Sejarah G30S PKI, Kisah Kelam yang Menewaskan Sejumlah Jenderal TNI

Di samping kanan gereja, terdapat sebuah bangunan tua lainnya yang merupakan rumah tinggal para pastor, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pastoran.

Pastoran ini dibangun pada tahun 1906 dengan dinding kayu dan atap dari rumbia serta ijuk.

Kemudian, pada tahun 1964–1965, bangunan pastoran tersebut diganti dengan bangunan permanen seperti yang bisa kita lihat sekarang.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved