TRIBUN WIKI
Contoh Teks Khutbah Jumat 5 September 2025 Tentang Maulid Nabi Muhammad dengan Tema Cinta dan Rahmat
Contoh teks khutbah Jumat 5 September 2025 di momen Maulid Nabi Muhammad S.A.W 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah.
Penulis: Array A Argus | Editor: Array A Argus
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ بَعَثَ فِيْنَا رَسُوْلًا مِنَّا يَتْلُوْ عَلَيْنَا آيَاتِهِ وَيُزَكِّيْنَا وَيُعَلِّمُنَا الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Isi Khutbah
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Hari ini, kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini bukanlah sekadar rutinitas atau perayaan seremonial semata. Lebih dari itu, Maulid adalah momentum untuk merenungi kembali esensi dari kehadiran Baginda Nabi di tengah-tengah kita, yaitu sebagai rahmat dan sebagai teladan cinta.
Dalam dunia yang serba cepat dan penuh gejolak ini, kata "cinta" seringkali disalahpahami. Cinta dipahami sebatas romansa, cinta yang bersyarat, atau cinta yang hanya ditujukan kepada golongan dan kelompok kita sendiri. Namun, Rasulullah SAW datang untuk mengajarkan makna cinta yang jauh lebih luas, melampaui sekat-sekat etnis, ras, dan keyakinan. Beliau adalah cinta itu sendiri.
Baca juga: Masih Ingat Betul, Kata-kata Terakhir Ustaz Yahya Waloni Sebelum Meninggal saat Isi Khutbah Jumat
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
"Dan tiadalah Kami mengutus engkau (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam."
Ayat ini adalah inti dari peringatan Maulid. Rasulullah diutus bukan hanya untuk umat Islam, melainkan untuk seluruh alam semesta. Rahmat beliau meliputi seluruh makhluk, dari manusia hingga hewan, dari tumbuhan hingga alam semesta itu sendiri.
Kita melihat bagaimana kasih sayang beliau tercurah saat mendapati seekor kucing tidur di atas jubahnya. Beliau memilih memotong jubahnya daripada membangunkan kucing itu. Kita melihat bagaimana cinta beliau terwujud saat seorang Yahudi buta yang setiap hari mencaci maki beliau, justru beliau suapi. Kisah-kisah ini bukan dongeng, melainkan bukti nyata bahwa cinta beliau adalah cinta tanpa batas.
Oleh karena itu, peringatan Maulid ini mengajak kita untuk mengevaluasi diri:
Apakah cinta kita masih terbatas? Masihkah kita hanya mencintai mereka yang memiliki pandangan atau golongan yang sama dengan kita?
Apakah kasih sayang kita masih bersyarat? Masihkah kita hanya berbuat baik jika ada imbalan atau balasan yang setimpal?
Apakah lisan dan hati kita telah mencerminkan rahmat? Atau justru malah menyebarkan kebencian dan permusuhan?
Rasulullah SAW mengajarkan kita bahwa cinta adalah tindakan, bukan hanya perasaan. Cinta adalah pengorbanan, kepedulian, dan kebaikan tanpa pamrih. Ia adalah rahmat yang menyebar, bukan dibatasi.
Maka, jadikanlah Maulid Nabi ini sebagai titik balik untuk menghidupkan kembali cinta sejati di dalam hati kita. Cinta yang membawa kedamaian, bukan perpecahan. Cinta yang menjadi rahmat bagi sesama, bukan hanya untuk diri sendiri.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/contoh-khutbah-jumat-5-september-2025.jpg)