Sumut Terkini

9 Warga Sihaporas Alami Luka akibat Konflik dengan Pihak PT TPL, Begini Respons JPIC Kapusin Medan

Sebanyak 9 orang anggota masyarakat  Sihaporas mengalami luka saat terjadi konflik dengan pihak PT Toba Pulp Lestari (TPL).

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Randy P.F Hutagaol
DOK MASYARAKAT ADAT LAMTORAS
KONFLIK DENGAN PT TPL: Sejumlah korban kekerasan pihak TPL akibat terjadinya konflik agraria antara Masyarakat Adat Sihaporas dengan pihak PT TPL, Senin (22/9/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, PEMATANGSIANTAR - Sebanyak 9 orang anggota masyarakat  Sihaporas mengalami luka saat terjadi konflik dengan pihak PT Toba Pulp Lestari (TPL).

Perwakilan Justice, Peace, Integration of Creation (JPIC) Kapusin Medan, Pastor Walden Sitanggang OFM Cap menyampaikan, pihaknya telah membawa warga tersebut ke Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar guna mendapatkan perawatan medis.

"Kita tahu bersama bahwa tadi pagi terjadi konflik antara masyarakat Sihaporas dengan pihak PT TPL. Masyarakat sekitar menjaga lahannya dan pihak perusahaan datang mau menanami lahan tersebut ke lokasi tersebut," tutur Pastor Walden Sitanggang dalam video yang diperoleh Tribun-medan.com, Senin (22/9/2025).

"Dalam hal itu, pihak PT TPL ingin menguasai lahan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat dipaksa keluar dari lahannya," sambungnya.

Dalam video tersebut, ia juga memperlihatkan kondisi seorang pria yang tengah berbaring di bangsal pasien.  

Luka pada wajah korban tersebut membutuhkan beberapa jahitan.

"Masyarakat mendapatkan pukulan seperti yang dialami bapak ini," terangnya sambil memperlihatkan keadaan seorang pria yang tengah berbaring di bangsal pasien.

Ia menyebutkan, ada 9 orang warga Sihaporas yang mendapatkan kekerasan dari pihak TPL.

"Ada 9 orang yang saya bawa menggunakan dua ambulans milik RS Harapan Pematangsiantar. Ambulans pertama membawa 6 orang dan ambulans kedua membawa 3 orang," tuturnya.

Ia juga berharap pemerintah ambil bagian dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi antara masyarakat dengan pihak TPL tersebut.

"Saya akan berjuang bersama masyarakat berdaulat di tanahnya. Masyarakat juga dapat menikmati hasil dari tanahnya sendiri, hasil kerja tangannya sendiri," tuturnya.

"Kita doakan juga pemerintah agar bisa mengambil kebijakan agar masyarakat dapat berdaulat di tanahnya sendiri," tuturnya.

Sebelumnya telah diinformasikan, ratusan pekerja  dan security PT TPL menyerbu petani di lokasi berladang di Buntu Panaturan, Nagori Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Senin (22/9/2025) pukul 08.40 WIB.

Lokasi ini, berjarak kurang lebih 2 hingga 3 kilometer dari bibir pantai Danau Toba di Dolok Mauli atau Ujung Mauli dan Sipolha.

Disebutkan juga, para pekerja PT TPL mengenakan seragam hitam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved