Sumut Terkini

Temui Demonstran, Kapolda Sumut Ingat Pesan Ibu Mertua di Pematangsiantar Ketika Baru Menjabat

Ia duduk bersila diatas spanduk bekas bersama puluhan mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU).

Penulis: Fredy Santoso | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/FREDY SANTOSO
Momen Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto menemui puluhan mahasiswa yang berunjuk rasa, memintanya mundur, di depan pintu masuk Polda Sumut, Senin (1/9/2025). Ia menyatakan siap mundur apabila diminta Kapolri. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Kapolda Sumatera Utara Irjen Whisnu Hermawan Februanto menemui puluhan mahasiswa demonstran yang berunjukrasa di depan pintu masuk Polda, Senin (1/9/2025).

Ia duduk bersila diatas spanduk bekas bersama puluhan mahasiswa dari Universitas Sumatera Utara (USU).

Diketahui, puluhan mahasiswa demonstrasi imbas ricuh demo di DPRD Sumut, hingga adanya mahasiswa yang diamankan dan diduga dianiaya.

Dihadapan mahasiswa, Whisnu bercerita saat pertama kali menjabat sebagai Kapolda.

Pertama-tama, ia menemui ibu mertuanya yang tinggal di Pematangsiantar. 

Disini ia mendapat pesan dari ibu mertua untuk menjaga nama baiknya sebagai orang Sumatera Utara.

Hal ini diungkap jenderal bintang dua ketika diminta mundur dari jabatannya sebagai Kapolda Sumut.

"Ketika saya duduk disini, pertama kali saya datang ke tempat mertua saya. Inang mengatakan jangan permalukan saya,"kata Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto, Senin (1/9/2025).

Mengenai diminta mundur sebagai Kapolda Sumut, Whisnu menyebut siap jika ada perintah dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sebagai Polisi, ia siap dipindahtugaskan kemana saja asal ada perintah dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

"Saya ini insan Bhayangkara. Saya siap dipindahtugaskan di mana saja, asal ada perintah pak kapolri kepada daya,"kata Irjen Whisnu Hermawan Februanto, sambil duduk bersama mahasiswa.

Sebelum melanjutkan soal tuntutan mundur, mantan Dirtipideksus Bareskrim Polri ini mengatakan kalau dirinya pernah bertugas di Provinsi Papua selama 7 tahun.

Artinya, pengalaman pernah bertugas di tempat jauh dan penuh konflik sudah ia jalani.

Sehingga, dirinya siap mundur apabila ada telegram rahasia (TR) dari Kapolri jika diminta untuk meninggalkan jabatannya sebagai Kapolda Sumut, hari ini juga.

"Saya 7 tahun di Papua, berhadapan dengan saudara suadara kita sana. Ya, kalau saya disuruh pindah, ada TR hari ini,saya pindah, saya pindah."

Mengenai tuntutan intropeksi personel yang melakukan kekerasan kepada demonstran, Kapolda mengatakan memiliki personel sebanyak 2 ribu.

Menurutnya ada personel yang menurut dan ada pula yang melenceng dari perintah.

Ia segera meminta kepada Kabid Propam dan Irwasda Polda Sumut mengevaluasi personel yang melanggar SOP penanganan unjuk rasa.

Kepada personel yang melanggar hukum, seperti menganiaya demonstran, ia akan menindak tegas jika terbukti.

"Saya minta pak Irwasda dan Kabid Propam untuk intropeksi. Yang salah, tangani, hukum," katanya.

(Cr25/Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved