Sumut Terkini

Kisah Pasutri Labuhanbatu Besarkan Bayi Kembar 3 di Tengah Keterbatasan, Berharap Bantuan Pemerintah

Kehadiran tiga buah hati sekaligus menjadi anugerah, sekaligus tantangan besar bagi keluarga kecil yang hidup pas-pasan ini.

|
Penulis: Ali Yasil Sagala | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALI YASIL
KEMBAR 3- Pasangan suami istri, Fitriyadi (28) dan Juliana (31), bersama bayi kembar tiganya di kediaman mereka di sebuah rumah berdinding tepas berukuran 3x4 meter di Dusun Sena, Desa Sennah, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara, Minggu (24/8/2025). Pasangan suami istri ini berharap kepada Pemkab Labuhanbatu agar turut memberikan bantuan dan perhatian kepada ketiga bayinya. 

TRIBUN-MEDAN.com, LABUHANBATU- Di sebuah rumah sederhana berdinding tepas berukuran hanya 3x4 meter di Dusun Sena, Desa Sennah, Kecamatan Pangkatan, Labuhanbatu, pasangan suami istri Jepri Fitriyadi (28) dan Juliana (31) tengah menjalani hari-hari penuh ujian hidup.

Rumah kecil itu bukan milik mereka, melainkan dipinjam dari kakak Juliana.

Di ruang sempit itulah pasangan muda ini berusaha membesarkan lima anak, termasuk tiga bayi kembar yang baru saja lahir pada Jumat (8/8/2025) di salah satu rumah sakit swasta di Rantauprapat.

Ketiga bayi itu, dua perempuan dan satu laki-laki, lahir melalui operasi caesar dan diberi nama penuh makna yaitu Jivina Agustini, Jivani Agustina, dan Jivano Agustino.

“Alhamdulillah sehat semua, walau lahiranku lewat operasi caesar,” ujar Juliana dengan mata berkaca-kaca, Minggu (24/8/2025).

Namun, di balik kebahagiaan itu, tersimpan keresahan mendalam.

Kehadiran tiga buah hati sekaligus menjadi anugerah, sekaligus tantangan besar bagi keluarga kecil yang hidup pas-pasan ini.

Jepri, sang ayah, hanya bekerja serabutan.

Kadang menjadi kuli tangkahan pasir, kadang memanen buah sawit atau membersihkan lahan warga demi upah harian.

Sementara Juliana, bahkan saat tengah hamil besar, tetap membantu suaminya dengan mengumpulkan berondolan sawit dan membuat lidi dari pelepah sawit untuk dijual.

Sejak tahu dirinya mengandung kembar tiga, Juliana harus rajin memeriksakan kandungan.

Biaya konsultasi ke dokter kandungan di Sigambal, Labuhanbatu, mencapai Rp200 ribu hingga Rp500 ribu setiap bulan, jumlah yang tidak kecil bagi mereka.

Kini, setelah bayi-bayi itu lahir, harapan keluarga ini tertuju pada uluran tangan pemerintah.

“Besar harapan saya agar Pemkab Labuhanbatu memberi perhatian, terutama untuk jaminan kesehatan anak-anak saya,” pinta Jepri dengan suara lirih.

Kekhawatiran yang sama dirasakan Juliana.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved