Film Bioskop

Spesial Screening Film Tumbal Darah di Medan, Penonton Dibuat Deg-degan Sepanjang Film

Film ini menjanjikan adrenalin tanpa henti, sebuah kisah tentang perjuangan mendobrak keluar dari keputusasaan, yang akan menghantui bioskop

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
Instagram/@Tumbaldarahfilm
Cuplikan adegan di Film Tumbal Darah. Film ini menjanjikan adrenalin tanpa henti, sebuah kisah tentang perjuangan mendobrak keluar dari keputusasaan, yang akan menghantui bioskop nasional mulai 23 Oktober 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN- Puluhan pecinta film di Medan menghadiri Spesial Screening Medan Film Tumbal Darah di Cinepolis Plaza Medan Fair.

Netty, pecinta film yang hadir mengatakan cukup terpukau dengan film karya Sutradara Charles Gozali tersebut.

"Banyak adegan diluar ekspetasi. Bukan sekadar film horor biasa. Wajib banget ditonton ini film," ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Eva. 

"Tegangnya, deg-degannya dapat banget. Bukan kaya film horor biasa. Sepanjang film ga henti-hentinya dibuat tegang," ujarnya.

Horor-Action yang Brutal dan Nyata

Setelah sukses membuat penonton bergidik lewat Qodrat dan Pemukiman Setan yang menyedot jutaan penonton, Charles Gozali kini kembali dengan karya yang diklaim paling gelap dan brutal.

Bersiaplah, karena lewat Tumbal Darah, ia siap menyeret penonton ke level neraka yang berbeda: neraka yang cerminannya terasa begitu dekat dengan dunia nyata. 

Film ini menjanjikan adrenalin tanpa henti, sebuah kisah tentang perjuangan mendobrak keluar dari keputusasaan, yang akan menghantui bioskop nasional mulai 23 Oktober 2025.

Yang membuat Tumbal Darah berbeda, Charles Gozali tidak hanya mengandalkan teror supranatural. 

Ia membangun fondasi kengeriannya dari realitas pahit yang pernah kita rasakan bersama: kemiskinan yang mencekik dan pandemi yang melumpuhkan. 

"Horor di film ini tumbuh dari kekacauan sosial, di mana setiap karakter sudah hidup di dalam nerakanya masing-masing bahkan sebelum hantu pertama muncul," ujar Charles.

Penonton akan diseret ke dalam perjuangan Jefri (Marthino Lio), seorang penagih utang yang terjebak dalam dilema moral. 

Di satu sisi, ia harus menghidupi istrinya, Ella (Sallum Ratu Ke), yang sedang hamil tua. 

Di sisi lain, pekerjaannya memaksa ia berhadapan dengan korban-korban lain dari sistem yang kejam.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved