Berita Viral
Sosok Peter Berkowitz yang Membuat Gus Yahya Nyaris Dicopot, Aksi Teriakan Zionis di UI Jadi Pemicu
Nama Peter Berkowitz menjadi sorotan dengan Ketua Umum PBNU Cholil Staquf atau Gus Yahya.
TRIBUN-MEDAN.com - Sosok Peter Berkowitz yang membuat Gus Yahya nyaris dicopot. Ternyata Akademisi pro Israel.
Nama Peter Berkowitz menjadi sorotan dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Gus Yahya didesak mundur dari jabatannya menyusul kontroversi terkait kehadiran akademisi pro-Israel, Peter Berkowitz, dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Risalah Rapat Harian Syuriyah PBNU di Jakarta pada Kamis (20/11/2025) mencatat desakan tersebut sebagai salah satu poin penting.
Gus Yahya mengakui kekhilafannya dalam mengundang Berkowitz, yang menurutnya terjadi karena kurang cermat dalam seleksi narasumber.
Kontroversi ini juga menyeret Universitas Indonesia (UI), yang sebelumnya menghadirkan Berkowitz dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Program Pascasarjana pada Agustus 2025, sehingga menuai kritik publik.
Desakan tersebut berkaitan dengan hadirnya akademisi pro-Israel, Peter Berkowitz, dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) beberapa waktu lalu.
Gus Yahya mengaku khilaf telah mengundang Peter Berkowitz.
"Hal ini terjadi semata-mata karena kekurangcermatan saya dalam melakukan seleksi dan mengundang narasumber," kata Gus Yahya, Kamis (28/8/2025).
Gara-gara Peter Berkowitz, Universitas Indonesia (UI) juga sempat menuai kritik.
Pasalnya UI mengundang Peter Berkowitz dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Program Pascasarjana UI 2025 di Kampus Depok, Jawa Barat, Sabtu 23 Agustus 2025 lalu.
Teriakan Zionis
Rektor UI Heri Hermansyah diteriaki Zionis tak lepas dari kebijakannya saat mengundang Peter Berkowitz dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas Program Pascasarjana UI, Sabtu (23/8/2025) lalu.
Berkowitz juga dituding mendukung gerakan invasi Zionis di Gaza, Palestina.
Karena alasan itu, sejumlah mahasiswa dan wisudawan marah.
Mereka lantas meluapkan kemarahannya dengan meneriaki Heri Hermansyah sebagai Zionis.
Lalu siapa Peter Berkowitz?
Peter Berkowitz lahir dari keluarga Yahudi pada 1959.
Berkowitz meraih gelar Sarjana Sastra Inggris pada 1981 dari Swarthomore College di Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Tiga tahun setelahnya tepatnya pada 1984, Berkowitz mendapatkan gelar Magister Filsafat dari Universitas Ibrani Yerusalem, Israel.
Berkowitz terus melanjutkan studinya hingga meraih gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Yale, Connecticut, AS, tahun 1987.
Ia juga belajar hukum di Sekolah Hukum Yale pada 1988-1990 dan memperoleh gelar Juris Doctor (JD).
Juris Doctor (JD) adalah gelar profesional tingkat sarjana yang dirancang untuk memberikan pendidikan yang mendalam dalam praktik hukum, memungkinkan lulusannya untuk mengejar lisensi praktik hukum, seperti menjadi pengacara.
Dari situ, Berkowitz kemudian menjadi akademisi. Ia mengajar untuk filsafat politik di Universitas Harvard, Inggris pada 1990-1999, dikutip dari laman pribadinya.
Berkowitz berpindah mengajar ke Sekolah Hukum Universitas George Mason pada 1990-2006.
Selain menjadi akademisi, Berkowitz merupakan salah satu pendiri dan direktur Program Israel tentang Pemerintahan Konstitusional.
Ia juga pernah menjadi anggota dewan penasihat kebijakan di Pusat Etika dan Kebijakan Publik.
Saat ini, Berkowitz tercatat sebagai rekan senior Tad and Dianne Taube di Hoover Institution, Universitas Stanford.
Tad dan Dianne Taube adalah pasangan suami istri. Mereka merupakan pendukung Jewish Family and Children's Service (JCFS) sejak lama.
Pada 2019-2021, Berkowitz menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri hingga penasihat senior bagi Menteri Luar Negeri.
Pada 2017, ia menjadi kolumnis untuk Real Clear Politics.
Di tahun yang sama, Berkowitz tercatat bergabung sebagai anggota American Academy of Sciences & Letters.
Ia juga meraih penghargaan Bradley Prize pada tahun yang sama.
Bradley Prize adalah penghargaan bergengsi dari Lynde and Harry Bradley Foundation yang diberikan kepada individu-individu yang telah memberikan kontribusi luar biasa dan memiliki pengaruh di bidang-bidang yang sejalan dengan misi yayasan, seperti pemikiran konservatif dan prinsip-prinsip demokrasi Amerika
Baru-baru ini, Berkowitz menulis Explaining Israel: The Jewish State, The Middle East, and America lewat penerbit RealClear Publishing.
Dikutip dari hoover.org, buku itu membahas Israel dengan melaporkan perisitiwa, mengkaji gagasan, dan menempatkan keduanya dalam konteks geopolitik yang lebih luas.
Salah satu yang turut dibahas adalah invasi Hamas pada 7 Oktober 2023, yang kemudian berujung pada balasan hingga genosida Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Sebelumnya, pada 2012, Berkowitz juga menerbitkan buku berjudul Israel and the Struggle over the International Laws of War.
Lewat buku itu, Berkowitz membela Israel atas berbagai kritik hukum internasional seperti Goldstone Report dan insiden flotila Gaza.
Goldstone Report adalah buku yang berisikan hasil investigasi oleh Richard Goldstone dan timnya, berdasarkan mandat Ketua Dewan HAM PBB, atas pelanggaran-pelanggaran hukum internasional dan hukum humaniter terhadap Palestina.
Sementara, insiden flotila Gaza adalah serangan terhadap armada Gaza di perairan internasional Laut Mediterania oleh Israel pada 31 Mei 2010.
Artikel sudah tayang di Tribunnews
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Kerjaan Kiper Bandung Selama di Kamboja, Sudah Pulang Disambut Isak Tangis Keluarga |
|
|---|
| Dosen Levi Memang Pecinta Polisi, 2 Kali Pacaran Terakhir Tewas Usai 5 Tahun Bareng AKBP Basuki |
|
|---|
| Fakta-fakta Tewasnya Ibu Hamil Irene Sokoy, Respons Gubernur hingga Klarifikasi RS Jelang Melahirkan |
|
|---|
| Alasan Vita Amalia ASN Injak Al Quran Mengaku Jadi Korban, Dipecat Tak Dapat Pensiun Gugat ke PTUN |
|
|---|
| SOSOK Irene Sokoy, Ibu Hamil di Papua Meninggal Bersama Bayi di Kandungan Akibat Ditolak 4 RS |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/gus-yahya-berkowitz-tribunmedan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.