Internasional
Bos Farmasi Mendadak Tumbang saat Donald Trump Pidato, Gedung Putih Dibuat Geger
Insiden itu terekam dalam siaran langsung ketika CEO Eli Lilly Dave Ricks sedang berbicara di Oval Office.
Namun, akses pasien masih terbatas karena harga tinggi—sekitar 500 dolar AS (sekitar Rp 8,3 juta) per bulan untuk dosis tinggi—serta minimnya cakupan asuransi.
Menurut data federal, lebih dari 100 juta orang dewasa di AS mengalami obesitas. Pemerintah AS menyebut mulai tahun depan, obat tersebut akan dijangkau oleh pasien penerima asuransi Medicare, sementara harga lebih murah akan diterapkan bertahap bagi pasien tanpa asuransi.
Selain itu, versi pil dari obat serupa akan dijual dengan harga mulai 149 dolar AS (sekitar Rp 2,4 juta) per bulan apabila mendapat persetujuan edar.
"Langkah ini akan menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesehatan jutaan orang Amerika," kata Trump dalam pengumuman itu. Ia juga menyebut obat GLP-1 sebagai obat untuk lemak.
Kebijakan tersebut menjadi bagian dari upaya pemerintahan Trump untuk menekan harga obat di tengah kekhawatiran publik terhadap tingginya biaya hidup.
Sebelumnya, Pfizer dan AstraZeneca telah sepakat menurunkan harga obat resep untuk program Medicaid setelah Trump menandatangani perintah eksekutif pada Mei lalu yang menetapkan batas harga obat bagi perusahaan farmasi.
Obat penurun berat badan ini bekerja dengan menargetkan hormon di otak dan saluran pencernaan yang mengatur nafsu makan serta rasa kenyang. Berdasarkan uji klinis, pengguna dapat menurunkan berat badan hingga 15–22 persen.
"Trump adalah sahabat rakyat kecil," ujar Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS Robert F Kennedy Jr saat acara tersebut.
"Obesitas adalah penyakit kemiskinan. Selama ini, obat ini hanya bisa diakses oleh orang kaya," lanjutnya.
Menurut data 2017–2020 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, tingkat obesitas justru sedikit lebih tinggi pada kelompok masyarakat berpenghasilan menengah dibanding mereka yang berpenghasilan paling rendah maupun tertinggi.
Pengumuman kebijakan harga obat ini muncul hanya beberapa hari setelah Partai Demokrat meraih kemenangan besar dalam sejumlah pemilihan di AS, di tengah kekhawatiran publik yang masih didominasi isu ekonomi.
(tribun-medan.com)
Sumber: kompas.com
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Miss Universe Ramai-ramai Walk Out saat Acara Resmi di Thailand, Fatima Bosch Kesal Dibilang Bodoh |
|
|---|
| MENARA Petronas Malaysia Terbakar, Diduga dari Restoran Lantai Atas |
|
|---|
| Percakapan Prabowo dengan Donald Trump Bocor Usai KTT Gaza, Sebut-sebut Nama Eric, Simak Sosoknya |
|
|---|
| Perampokan Berjamaah Beraksi Siang Bolong, 23 Maling Curi Perhiasan Rp 16 Miliar dalam 1 Menit |
|
|---|
| Pemerintah Bakal Terapkan 13 Jam Kerja, Rakyat Yunani Demo, Transportasi Publik Lumpuh |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/bos-farmasi-tumbang-di-amrik.jpg)