Breaking News

Berita Viral

MAKIN MELUAS Kendaraan Brebet Usai Isi BBM Pertalite di SPBU Pertamina Jatim, Ini Tanggapan Bahlil

Fenomena sepeda motor brebet atau mengalami masalah mesin usai mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina makin meluas di Jawa Timur

|
Editor: Juang Naibaho
(Tribun Jatim)
MOTOR BREBET - Motor seorang warga yang sedang dibawa ke bengkel di Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, karena brebet dan mogok setelah isi BBM jenis pertalite di SPBU Pertamina pada Selasa (28/10/2025). Fenoemna motor brebet usai isi Pertalite makin meluas di Jatim. 

TRIBUN-MEDAN.com - Fenomena sepeda motor brebet atau mengalami masalah mesin usai mengisi BBM jenis Pertalite di SPBU Pertamina makin meluas di Jawa Timur (Jatim).

Awalnya, keluhan ini dirasakan sejumlah penegndara di tiga kabupaten yakni Lamongan, Tuban, dan Bojonegoro.

Selang beberapa hari, kasus serupa muncul di sejumlah kabupaten dan kota lainnya, termasuk Surabaya.

Merespons hal ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengatakan, sudah menurunkan tim untuk melakukan investigasi.

Kata Bahlil, hasil investigasi penyebab masalah ini akan diketahui paling lama dalam waktu dua hari. 

"Ya, tadi saya begitu mendarat, langsung saya panggil Dirut Pertamina Patra Niaga, kemudian BPH Migas, sama Lemigas, untuk menerima laporan langsung dari mereka," kata Bahlil, usai mengunjungi pembukaan Tanwir XXXIII Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).

Baca juga: RESPONS Pertamina Heboh Dugaan BBM Pertalite Tercampur Air di Tiga Kabupaten Jatim

Bahlil menjelaskan bahwa pemerintah telah membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas masalah ini. Tim tersebut terdiri dari perwakilan Dirjen Migas, Lemigas, BPH Migas, dan Pertamina Patra Niaga. 

"Karena untuk minyak yang didistribusi baik solar maupun bensin, Pertalite, di SPBU itu di bawah Pertamina Patra Niaga. Dirutnya ada di sini," jelasnya. 

Ia menargetkan hasil pengecekan kualitas bahan bakar tersebut dapat segera diketahui. "Paling lama saya butuh waktu 1-2 hari. Besok saya rapat akan langsung memimpin di Jakarta," tegas Bahlil. 

Mengenai dugaan sabotase atau penyebab lainnya, Bahlil enggan berspekulasi. Ia memilih menunggu laporan tim investigasi yang sedang bekerja. 

"Kita lihat, kita belum bisa mengandai-andai. Saya belum bisa menyimpulkan tentang kebenarannya, apa benar atau tidak benar, kita tunggu kajian tim," katanya. 

Meski demikian, Bahlil menjamin sanksi tegas akan dijatuhkan jika Pertamina terbukti bersalah atau lalai dalam menjaga kualitas bahan bakar. 

"Kalau kemudian ditemukan ada pelanggaran yang dilakukan oleh Pertamina, maka pemerintah akan memberikan sanksi tegas," tandasnya. 

"Tapi kan kita tidak bisa menduga-duga, karena belum semuanya clear. Kita tunggu dulu, melihat kadar kesalahannya," sambungnya.

Lebih lanjut, Bahlil juga memastikan pemerintah akan memikirkan skema ganti rugi bagi masyarakat yang kendaraannya terlanjur rusak.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved