Breaking News

Berita Viral

AKHIRNYA 3 Mahasiswa Koas yang Hina Kematian Timothy Dikeluarkan Kemenkes dari RSUP Ngoerah Bali

Tiga koas atau mahasiswa kedokteran yang mencibir kematian Timothy Anugerah Saputra (TAS) dikeluarkan dari RSUP Prof Ngoerah, Bali. 

kolase Twitter
VIRAL TIMOTHY DIBULLY: Tangkapan layar isi chat calon dokter yang meledek kematian Timothy Anugerah. Sosok tiga calon dokter itu pun tengah jadi sorotan. Ketiganya belum minta maaf dan kini malah diisukan kabur. 

TRIBUN-MEDAN.com - Tiga koas atau mahasiswa kedokteran yang mencibir kematian Timothy Anugerah Saputra (TAS) dikeluarkan dari RSUP Prof Ngoerah, Bali. 

Tiga mahasiswa ini sedang menjalani koas di rumah sakit tersebut ketika menghina kematian Timothy mahasiswa Universitas Udayana. 

Pemberhentian 3 mahasiswa itu dibenarkan oleh Kementerian Kesehatan. 

Mereka dikembalikan ke pihak Fakultas Kedokteran Unud untuk menjalani proses investigasi dan pembinaan lanjutan.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, Azhar Jaya, saat dihubungi, Senin (20/10/2025).

“Sudah ada kesepakatan antara RS Ngoerah dan FK Unud. Sementara yang bersangkutan dikembalikan ke FK Unud untuk dilakukan penelitian lebih lanjut,” ujar Azhar Jaya.

Langkah itu, menurut Azhar, merupakan bentuk komitmen lembaga kesehatan untuk menciptakan lingkungan kerja dan belajar yang aman, sehat, serta bebas dari tindakan perundungan.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUP Prof Ngoerah, I Wayan Sudana, menegaskan pihak rumah sakit tidak akan menoleransi perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan etika profesi.

"RS Ngoerah mengambil tindakan tegas untuk mengembalikan peserta didik tersebut ke Universitas Udayana untuk dilakukan pendalaman dan investigasi,” kata Sudana.

Sudana juga menjelaskan, status koas atau co-assistant merupakan bagian dari program pendidikan profesi kedokteran yang dilaksanakan di rumah sakit.

Oleh karena itu, para mahasiswa tersebut bukanlah pegawai rumah sakit.

“Kami tegaskan kembali bahwa mereka adalah peserta didik yang sedang belajar di RS Ngoerah, bukan sebagai karyawan RS Ngoerah, sehingga tidak bisa disebut mewakili rumah sakit,” tegasnya.

Ketiga mahasiswa itu sebelumnya menjadi sorotan setelah muncul unggahan di media sosial yang memperlihatkan komentar mereka yang mengejek kematian TAS. Korban, mahasiswa berusia 22 tahun, diketahui tewas setelah melompat dari lantai empat gedung.

Kasus ini kemudian memicu gelombang duka dan amarah dari rekan mahasiswa serta masyarakat luas yang menilai perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran sudah terlalu sering terjadi.

Kemenkes bersama pihak Universitas Udayana kini tengah berkoordinasi untuk menelusuri lebih dalam motif dan konteks kejadian, serta memastikan adanya langkah pembinaan dan sanksi yang sesuai terhadap pelaku.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved