Berita Viral
Ayah Timothy Tak Terima Anaknya Difitnah Akhiri Hidup Lompat dari Lantai 2, Kini Curigai Kampus
Lukas ayah Timothy Anugerah tak terima anaknya difitnah kampus usai disebut mengakhiri hidup dengan lompat dari lantai 2 namun tidak menjelaskan
TRIBUN-MEDAN.COM – Ayah Timothy Anugerah, Lukas tak terima anaknya difitnah kampus.
Adapun Lukas ayah Timothy Anugerah mahasiswa FISIP Universitas Udayana angkat bicara setelah anaknya difitnah.
Dimana Timothy Anugerah disebut mengakhiri hidup dengan melompat dari lantai 2 gedung kampus pada Rabu (15/10/2025).
Kabar wafatnya Timothy jadi sorotan se-Indonesia lantaran muncul dugaan perundungan yang dialami korban
Sebab diyakini Lukas, kondisi psikis Timothy baik-baik saja dan tak ada masalah.
Isu tersebut merebak setelah beredar isi chat sebuah grup kampus yang membercandai kematian Timothy.
Isi chat grup tersebut bahkan meledek Timothy yang tewas tergeletak di depan kampus.
Gara-gara chat grup tersebut, muncul dugaan selama ini Timothy dibully oleh teman-teman kampusnya.
Hal itulah yang disinyalir jadi penyebab Timothy mengakhiri hidupnya.
Mendengar isu Timothy melompat dari gedung karena sakit mental hingga pernah didampingi psikolog, ayah Timothy, Lukas tak terima.
Baca juga: Timbul Lingga Ungkit Isu Persampahan saat Sosper, Bingung Sanksi Pidana Pelanggar Sampah tak Bekerja
Lukas lantas menceritakan kondisi Timothy sejak kecil guna menampik isu sakit mental.
Diungkap Lukas, Timothy kecil memang pernah sakit, tapi bukan sakit mental melainkan ada gangguan di pendengarannya.
Hal itulah yang membuat Timothy kecil sempat dibawa ke dokter spesialis.
"(Ada) yang menyatakan bahwa anak saya punya penyakit. Perlu saya jelaskan. Memang pada waktu masih kecil, anak saya ada kelainan pendengaran di mana telinganya tidak dapat mendengar secara baik, sehingga dia kita bawa ke dokter spesialis THT anak. Telinganya semenjak sudah dibersihkan, pendengarannya jadi baik," ungkap Lukas dilansir TribunnewsBogor.com dari tayangan youtube metro tv news, Minggu (19/10/2025).
Lebih lanjut, Lukas tak menampik jika Timothy pernah didampingi psikolog.
Tapi pendampingan itu terjadi saat Timothy masih anak-anak.
Penyebabnya adalah karena Timothy kesulitan bersosialisasi lantaran keterbatasan bahasa Indonesia.
Sejak kecil, Timothy terbiasa berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
"Waktu itu dari masih dia kecil playgroup itu kita udah masukin dia di sekolah internasional, jadi dia pakai bahasa inggris.
Setelah kita lihat perkembangannya di kelas 4 (SD), kok dia tidak bisa bersosialisasi dengan baik dengan lingkungannya dengan bahasa Indonesia, kita khawatir.
Oleh sebab itu kita masukin dia ke sekolah nasional plus, bersifat tematik, biar dia dapat bersosialisasi," kata Lukas.
Baca juga: UPDATE Liga Spanyol - Atletico Menang Minimalis, Barcelona Gusur Posisi Real Madrid di Klasemen
Namun beranjak remaja hingga masuk ke Universitas Udayana, Timothy sudah mahir bergaul dengan teman-temannya.
Ditegaskan Lukas, putranya tidak didampingi psikolog lagi sejak SMP.
Karenanya, Lukas meyakini Timothy tidak punya gangguan psikologis sebelum tewas.
"Pada saat itu kita juga pakai psikolog juga dan dinyatakan (Timothy) sudah bisa bersosialisasi tanpa psikolog itu di SMP. Jadi semenjak dia di Udayana ini dia sudah dinyatakan tidak ada gangguan dari psikologinya," imbuh Lukas.
Dari sanalah Lukas heran kenapa muncul isu Timothy tewas karena mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari gedung.
"Makanya saya kaget, kenapa ini anak diberitakan bahwa terjadi dia (mengakhiri hidup)," ujar Lukas.
Lantaran keheranan itulah Lukas akhirnya membawa kasus kematian Timothy tersebut ke ranah hukum.
Lukas ingin tahu penyebab kematian Timothy, anak kesayangannya.
"Kenapa saya melapor ke Polres Denpasar, penyebabnya adalah tidak ada penjelasan dari pihak kampus yang menyatakan kronologinya kecelakaan itu terjadinya seperti apa," imbuh Lukas.
Terkait kematian Timothy, Lukas juga mencurigai pihak kampus yang hingga kini tak menjelaskan kepadanya soal kronologi tewasnya sang putra.
"Tidak adanya dari pihak kampus menjelaskan secara rinci, memanggil kita, atau kita dipanggil biar jelas. Jadi yang menyebabkan saya pikir kita menyerahkan kepada pihak kepolisian," akui Lukas.
Dimana sebelumnya Ketua Unit Publikasi Publik Universitas Udayana, Dewi Pascarini menyebut bahwa kata orangtuanya, almarhum Timothy memang pernah didampingi psikolog dalam kesehariannya.
"Menyelidiki lebih lanjut lagi penyebabnya apa. Tapi memang kalau secara rekam medis, yang bersangkutan (Timothy) itu memang mendapat konseling psikologis dari SD, menurut keterangan ibunya, keluarganya" ungkap Dewi Pascarini dalam wawancara kepada awak media.
Dari penjelasan tersebut, pihak kampus menduga hal itu jadi penyebab Timothy melompat dari atas gedung.
"Ya mungkin ada kecenderungan ke arah situ, sengaja melompat mungkin ya. Itu kita belum tahu penyebabnya apa," pungkas Dewi.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Timothy-Anugerah-Saputra-mahasiswa-semester-VIIsdfsa.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.