Berita Viral

USAI TEMBAK MATI Guru, Pekerja Jalan, dan Dua TNI, KKB Minta TNI Jangan Gunakan Serangan Udara

Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom, menyampaikan permintaan kepada TNI agar tidak melakukan serangan balasan, terutama serangan udara.

|
Editor: AbdiTumanggor
Ho
Anggota OPM atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, Minggu (8/12/2024) lalu. (HO) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Dalam rentang waktu akhir September hingga pertengahan Oktober 2025, berbagai serangan bersenjata, pembakaran fasilitas pendidikan, dan aksi teror terhadap warga sipil dilakukan Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di sejumlah wilayah di Papua dan Papua Barat. 

Anehnya, usai membunuh pekerja jalan, guru, dan anggota TNI, Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengeluarkan pernyataan keras bahwa pihaknya akan melancarkan serangan ulang terhadap pos militer di Distrik Moskona Utara, Kabupaten Teluk Bintuni, jika TNI melakukan serangan balasan. 

Sebby Sambom juga menyampaikan imbauan kepada Presiden Prabowo dan Panglima TNI agar tidak melakukan serangan balasan menggunakan pesawat tempur atau drone di area warga sipil wilayah konflik bersenjata Papua.

Ancaman ini tidak hanya terbatas pada satu wilayah, tetapi juga mencakup daerah lain seperti Pegunungan Bintang, Intan Jaya, Paniai, Yahukimo, dan Nduga.

Sebby juga menegaskan bahwa TNI-Polri harus segera meninggalkan Papua dan membantu evakuasi warga pendatang guna menghindari serangan dari berbagai Komando Daerah Pertahanan (Kodap) TPNPB.

Ia menyatakan, “Patuhi aturan zona perang kami, dan kalian akan selamat.”

Baca juga: PENJELASAN Kolonel Daniel Manalu, Praka Amin Gugur Ditembak KKB di Papua Barat, Senjata Dirampas

Kontak Senjata dan Korban Jiwa

Sejak akhir September hingga 11 Oktober 2025, terjadi kontak senjata di berbagai titik yang menewaskan dua prajurit TNI dan melukai beberapa lainnya.

Salah satu korban adalah Praka Amin Nurohman dari Yonif 410/Alugoro yang tewas dalam serangan terhadap Pos Moyeba di Distrik Moskona Utara.

Serangan ini juga mengakibatkan perampasan senjata laras panjang milik korban.

Kodam XVIII/Kasuari melalui Letkol Justianus Daniel Manalu mengecam keras aksi tersebut dan menyatakan komitmen untuk mengejar pelaku.

“Ini bentuk kekejaman dan kekejian yang dilakukan OPM terhadap TNI, Polri, maupun masyarakat umum,” ujarnya.

Serangan Balasan dan Klaim TPNPB

TPNPB-OPM mengklaim bertanggung jawab atas penembakan dua prajurit TNI di dua lokasi berbeda pada 11 Oktober.

Letda Fauzy A dari Yonif 733/AVT tewas di Kiwirok, Pegunungan Bintang, sebagai balasan atas serangan udara TNI menggunakan pesawat Super Tucano yang menjatuhkan bom MK-81 dan MK-82 di pemukiman warga.

Sementara itu, Kodap IV Sorong Raya juga mengklaim menembak mati Praka Amin Nurohman dan merebut senjata miliknya. 

Baca juga: KEKEJAMAN KKB di Papua Kembali Memuncak: Guru Dibantai, Sekolah Dibakar, Anggota TNI Tewas Ditembak

Serangan terhadap Fasilitas Pendidikan

Kekerasan juga menyasar sektor pendidikan.

Sumber: Sriwijaya Post
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved