Berita Viral

Kejar Golden Time, Usaha Basarnas Temukan Korban Selamat Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Hingga hari ketiga evakuasi, lima orang dilaporkan tewas dan lebih dari 100 korban berhasil dievakuasi tim SAR gabungan.

Grup WhatsApp Medkom Bencana - 1
PONPES AMBRUK - Bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ambruk, Senin (29/9/2025) sore. Petugas dan warga masih melakukan evakuasi. 

"Sesuai teori memang 72 jam, namun saat kita bisa menyuplai minuman, vitamin, bahkan infus, memungkinkan yang bersangkutan ini bisa bertahan lebih lama," ucapnya.

4. Proses evakuasi dilakukan dengan kehati-hatian

Proses evakuasi korban dalam peristiwa tesebut dilakukan dengan penuh kehati-hatian mengingat kondisi bangunan yang sudah miring dan berpotensi roboh kembali.

Kepala Basarnas mengatakan, bangunan tersebut mudah runtuh kembali saat adanya getaran yang kuat. Sehingga tim hanya bisa menggunakan peralatan yang tidak membuat getaran berlebihan.

"Konstruksi yang saat ini terjadi reruntuhan ini, satu titik ada getaran saja bisa menimbulkan dampak-dampak yang lain," ucapnya.

"Sehingga kita harus melakukan alternatif-alternatif tindakan. Saat ini untuk menyentuh ke titik korban dengan membuat gorong-gorong di bawah tanah," ujarnya.

Sementara itu Kepala Sub Direktorat Pengarahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas, Emi Freezer mengatakan, dalam golden time 72 jam pertama pascakejadian tim penyelamat melakukan pendekatan secara aman.

Pasalnya, kata ia, apabila dilakukan penetrasi langsung terhadap kolom utama, akan mengubah konstruksi atau susunan.

"Informasi hasil analisis dari ITS ini semua sudah kegagalan struktur.

 Struktur penyangga semua totally collapse atau gagal total untuk memberikan sanggahan. Ini kalau diintervensi sedikit saja akan mengubah pola runtuhan dan rembetannya ke semua sektor yang terhubung dengan bangunan tersebut," jelasnya, Rabu.

5. Alasan tak gunakan alat berat

Dalam kesempatan itu, Emi Freezer membeberkan alasan belum bisa digunakannya alat berat dalam proses evakuasi korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur.

Menurut dia, hal itu karena ada dampak lanjutan jika alat berat dikerahkan.

"Kenapa alat berat tidak kami optimalkan? Seperti pak Mudji di sini adalah Civil Engineer dari ITS (Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, beliau sudah membawa peralatan dengan lifting capacity kurang lebih kemampuannya adalah 30 ton," kata Freezer dalam konferensi pers di Sidoarjo, Rabu (1/10/2025).

"Di saat kita posisi untuk mengangkat beban pada akses A1 untuk membuat celah agar bisa bekerja lebih maksimal, namun ternyata memberikan dampak pada sisi runtuhan yang bersambungan dengan gedung yang ada di depan," kata dia.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved