Berita Viral

PERINGATAN KERAS Presiden Prabowo ke Dedi Mulyadi: Tapi Kalau Brengsek, Saya Usut Kau

Presiden Prabowo memberi peringatan keras ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.  

Youtube Setpres
PERINGATI - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menunjuk ke arah Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi saat menyampaikan pidato di acara akad massal 26.000 unit KPR FLPP di Cileungsi, Bogor, Senin (29/9/2025). Dalam kesempatan itu, Prabowo melontarkan peringatan keras kepada Dedi agar menjunjung kepemimpinan yang bersih dan demokrasi yang santun. 

TRIBUN-MEDAN.com - Presiden Prabowo memberi peringatan keras ke Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.  

Peringatan ini disampaikan Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra. Diketahui Dedi Mulyadi juga merupakan kader Gerindra. 

Dua politisi ini memiliki kedekatan semenjak Dedi Mulyadi bergabung dengan Gerindra pada 2023. 

Prabowo menyebut Dedi Mulyadi memiliki pengarus besar di Jawa Barat, khususnya Purwakarta sekitarnya. 

Peringatan keras Prabowo ke Dedi Mulyadi itu dilontarkan dalam pidato di akad massal 26.000 unit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Perumahan Pesona Kahuripan 10, Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (29/9/2025).

Dalam peringatan itu, Prabowo mengingatkan Gubernur Jawa Barat yang juga merupakan kadernya di Gerindra.

Ia mengingatkan jika Dedi Mulyadi bakal diusut jika berulah.

"Gubernur Jawa Barat kebetulan Gerindra, tapi kalau brengsek saya usut kau. Tapi saya yakin kau tidak brengsek,” ujar Prabowo disambut riuh peserta.

Baca juga: SOSOK Difalya Cendekia Danial Taruni Akpol Tewas Setelah Kegiatan Lintas Medan, Alami Sesak Napas

Baca juga: DPRD Sumut Sahkan P-APBD 2025, Mayoritas Fraksi Beri Catatan Keras soal Pergeseran Anggaran

Pernyataan itu disampaikan saat Prabowo menekankan pentingnya kepemimpinan yang bersih dan demokrasi yang santun.

Ia menegaskan bahwa rivalitas politik seharusnya berhenti setelah pemilu, dan para pemimpin harus bekerja sama demi rakyat.

“Politik kita harus politik yang dewasa. Demokrasi kita harus demokrasi yang santun, penuh persaudaraan. Berbeda partai nggak ada masalah,” tegasnya.

Prabowo juga menyinggung praktik politik lama yang menurutnya sudah tidak relevan.

Ia menyebut perang ideologi bukan lagi bagian dari dinamika politik Indonesia saat ini.

“Kalau masih pakai paradigma tahun 40–50, itu paradigma perang ideologi. Sekarang kita sudah sepakat ideologi kita ya Pancasila,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa rakyat Indonesia tidak menginginkan pemimpin yang saling berseteru di tingkat elit.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved