Berita Nasional

Pengakuan Mahfud MD Ditelepon Jenderal, Ditawari Jadi Menko Polkam: Terhalang Standar Etik

seorang jenderal senior yang tidak diungkapkan namanya menelepon Mahfud untuk memintanya ke Jakarta.

KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
Mantan Menteri Pertahanan era Presiden Gus Dur, Mahfud MD ditemui di Gedung Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa (22/10/2024). 

TRIBUN-MEDAN.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengaku sempat dihubungi seorang jenderal senior jelang reshuflle kabinet yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu.

Diketahui, Prabowo resmi mencopot Budi Gunawan dari posisi Menko Polkam dan melantik sejumlah nama untuk posisi di Kabinet Merah Putih pada Senin (8/9/2025).

Di malam sebelum pelantikan pada Minggu, (7/9/2025), seorang jenderal senior yang tidak diungkapkan namanya menelepon Mahfud untuk memintanya ke Jakarta.

"Malam menjelang pelantikan (menteri), menjelang pengumuman reshuffle, 'Pak Mahfud di mana?' 'saya di Yogya'. 'Ke sini (Jakarta)' katanya oleh sang jenderal," ujar Mahfud dalam kanal youtube Mahfud MD Official, Senin (22/9/2025).

MAHFUD MD -  Respon Mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD saat ditawarkan jadi Menteri lagi di kabinet Prabowo.
MAHFUD MD - Respon Mantan Menko Polhukam RI, Mahfud MD saat ditawarkan jadi Menteri lagi di kabinet Prabowo. (Tangkapan layar YouTube Leon Hartono)

Mahfud pun mengungkap, ia akhirnya bertemu secara langsung dengan jenderal senior tersebut pada Selasa (9/9/2025) dan menawarkan kursi Menko Polkam.
 
"Dia bilang begini, 'Pak Mahfud, ini Menkopolkam perlu orang yang bisa menjembatani TNI dan Polri dan diskusi-diskusi kami kecenderungannya ke Pak Mahfud'," imbuh Mahfud MD menirukan ucapan jenderal senior.

Mahfud MD mengungkapkan saat itu dirinya tidak menjawab tawaran dari jenderal senior itu. 

Ia lalu menyinggung standar etik yang dipegangnya.

"Saya kan dulu sudah menyatakan komitmen, standar etik saya, jabatan di pemerintahan ini harus diduduki oleh mereka yang menang, yang berkeringat secara politik. Saya kan tidak," ujar Mahfud.

"Standar etik saya sudah diumumkan 22 April (2024) ketika diputus oleh MK, kan banyak yang tanya 'Bapak mau masuk ndak?' Ini standar etik," sambungnya.

Menurutnya, banyak nama yang sudah berjuang untuk memenangkan Prabowo pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Sedangkan pada kontestasi tersebut, Mahfud merupakan lawan politiknya dengan menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Ganjar Pranowo.

"Yang berkeringat untuk Pak Prabowo kan banyak, sedangkan saya berkeringat untuk diri saya sendiri. Saya ndak mungkin apa namanya 'saya ingin masuk ke situ' tidak etis," tegas Mahfud.

Oleh karena itu, Mahfud MD tidak menjawab pertanyaan jenderal senior itu. 

"Saya bilang nanti adalah kita pikirkan gitu kan kabarnya kan masih akhir Oktober begitu ya," kata Mahfud MD.

Mahfud hanya memberikan jawaban yang mengambang karena tidak enak menolak tawaran itu.
 
Jika menolak, kata Mahfud, dirinya akan dicap sombong. Tetapi bila menerima dianggap tidak tahu diri.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved