Breaking News

Berita Viral

Anggarannya Triliunan, Menguak Penyebab Siswa Keracunan Massal Usai Santap Makanan Bergizi Gratis

Lagi, peristiwa keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).Sebanyak 251 siswa dari tingkat sekolah dasa

|
Editor: Salomo Tarigan
Akun X @GunRomli
SISWA KERACUNAN MBG - Keracunan massal usai makanan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi. Korbannya 251 siswa dari sekolah dasar hingga menengah atas di Kabupaten Banggai, Sulawesi tengah. Mereka dilarikan ke rumah sakit usai mengonsumsi MBG, Rabu (17/9/2025). Tercatat sudah 4.000 siswa keracunan program MBG ini sejak diluncurkan Januari 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com - Lagi, peristiwa keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Kali ini korbannya sebanyak 251 siswa dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.

Mereka keracunan usai menyantap menu  Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Para siswa sudah dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi menu MBG pada Rabu (17/9/2025).

Baca juga: Terungkap Identitas 4 Pendemo yang Hilang, 2 Orang Sudah Ditemukan Eko dan Bima

Peristiwa ini sontak mengguncang masyarakat, mengingat program MBG yang sejak awal digadang-gadang menjadi solusi gizi anak bangsa justru kembali memakan korban dalam jumlah besar.


Pemerintah Kabupaten Banggai Kepulauan bahkan menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demi mempercepat penanganan darurat.

Gejala Keracunan Massal

Ratusan pelajar yang mengonsumsi makanan MBG tersebut mulai mengeluhkan berbagai gejala tidak lama setelah jam makan siang.

Keluhan yang muncul cukup beragam, mulai dari mual, muntah, sakit perut, sesak napas, gatal-gatal di sekujur tubuh, pusing, sakit kepala, hingga pembengkakan di area wajah dan tenggorokan.

Gelombang siswa pertama yang dilarikan ke RSUD Trikora Salakan berasal dari SDN Inpres Tompudau.


Tak berselang lama, pasien lain berdatangan dari sekolah-sekolah lain seperti SMPN 1 Tinangkung, SMAN 1 Tinangkung, hingga SMKN 1 Tinangkung.

Hingga sore hari, jumlah siswa yang tercatat sudah mencapai 157 orang.

Dari jumlah tersebut, 77 siswa masih dirawat intensif, sementara 80 siswa lainnya diperbolehkan pulang dengan status rawat jalan.

Angka itu terus bertambah hingga total 251 pelajar teridentifikasi terdampak.

Seorang perawat di RSUD Trikora menyebutkan, kondisi beberapa siswa sempat kritis akibat dehidrasi dan gangguan pernapasan.

Namun berkat penanganan cepat, kondisi mereka kini berangsur stabil.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved