Gaji Menteri Keuangan

Gaji Menteri Keuangan Bisa Tembus Rp 93 Juta per Bulan, Tapi Purbaya Sadewa Bilang Masih Kecil

Gaji Menteri Keuangan Indonesia bisa mencapai Rp 93.573.000 beserta tunjangan kinerja dan tunjangan jabatan.

Editor: Array A Argus
YouTube Sekretariat Presiden
DIAMBIL SUMPAH- Purbaya Yudhi Sadewa saat diambil sumpahnya setelah ditunjuk sebagai Menteri Keuangan di Kabinet Merah Putih. 

Besaran gaji dan tunjangan menteri di Indonesia sudah sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2000 serta Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 68 Tahun 2001.

Berdasarkan regulasi tersebut, gaji pokok seorang menteri ditetapkan sebesar Rp 5.040.000 per bulan. Selain itu, ada tunjangan jabatan sebesar Rp 13.608.000 per bulan.

Penghasilan lainnya Menteri Keuangan adalah tunjangan kinerja.

Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (10/9/2025). (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa saat konferensi pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (10/9/2025). (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA) (KOMPAS.com/FIKA NURUL ULYA)

Baca juga: Ramalan Zodiak Capricorn Hari Ini 15 September 2025, Cek Warna Keberuntungan Anda!

Menurut aturan terbaru, seperti dikutip dari Kompas.com, seorang menteri bisa menerima tukin sebesar 150 persen dari tunjangan kinerja tertinggi di lingkungan kementeriannya.

Disebutkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 111 Tahun 2017, besaran tukin tertinggi di Kemenkeu (di luar DJP) adalah Rp 46.950.000, sehingga Menkeu berhak atas tukin sebesar Rp 74.925.000.

Bila ditotal, maka penghasilan sebulan Menteri Keuangan dari gaji dan tunjangan adalah sebesar Rp 93.573.000.

Tunjangan operasional dan fasilitas menteri

Selain gaji dan tunjangan pokok, seorang menteri juga memperoleh tunjangan operasional.

Namun, tunjangan ini hanya boleh digunakan untuk mendukung kegiatan kementerian, bukan untuk kepentingan pribadi.

Besarannya pun bervariasi, tergantung anggaran masing-masing kementerian/lembaga, dan nilainya bisa jauh lebih besar dari gaji serta tunjangan tetap menteri.

Baca juga: MODAL Nyolong Uang Bank Rp10 Miliar, Anggun Sopir Bank Jateng Ingin Jadi Bos Rental 300 Mobil

Tak hanya itu, menteri juga mendapatkan rumah dinas dan mobil dinas. Rumah dinas pejabat setingkat menteri berlokasi di kawasan elite Jakarta, salah satunya di komplek Widya Chandra yang memiliki akses langsung ke Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto.

Seluruh fasilitas tersebut wajib dikembalikan setelah masa jabatan berakhir.

Kontroversi Menkeu

Sejak ditunjuk sebagai Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa tak lepas dari sejumlah kontroversi.

Ada beberapa kontroversi yang meliputi Purbaya.

Baca juga: Ricky Hatton, Petinju Legendaris Inggris Meninggal Dunia, Pernah tak Terkalahkan dalam 43 Laga

  1. Pernyataan Kontroversial Soal Gerakan 17+8

    • Dalam pidato dan wawancara awalnya, Purbaya menyebut tuntutan gerakan 17+8 sebagai suara sebagian kecil rakyat yang hidupnya kurang. Pernyataan ini dianggap meremehkan aspirasi rakyat dan memicu kritik serta reaksi negatif dari masyarakat dan politisi.

    • Ia kemudian meminta maaf atas ucapannya, tetapi tetap mempertahankan pandangan bahwa solusi utama adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen agar tekanan sosial berkurang.

  2. Gaya Komunikasi yang Dianggap Arogan dan "Koboi"

    • Purbaya menyebut dirinya sebagai "menteri kagetan" dan mengakui gaya bicaranya berbeda dari sebelumnya. Ada kritik bahwa dirinya terkesan arogan dan blak-blakan tanpa diplomasi yang baik sehingga mudah diserang publik.

    • Beberapa pengamat ekonomi dan masyarakat meminta agar ia lebih berhati-hati dalam menyampaikan pernyataan dan fokus pada kebijakan konkret.

  3. Hubungan Dekat dengan Luhut Binsar Panjaitan

    • Kedekatan Purbaya dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menimbulkan tuduhan bahwa ada pengaruh politik kuat dari Luhut di balik kebijakan Kemenkeu, sehingga Purbaya dianggap kurang independen.

  4. Sindiran Anak Mengenai Mantan Menkeu Sri Mulyani

    • Anak Purbaya, Yudo Achilles Sadewa, diduga menyindir mantan Menkeu Sri Mulyani lewat unggahan media sosial yang kontroversial, yang menambah panas suasana politik dan publik.

  5. Penolakan Awal Publik untuk Strategi dan Pendekatan Baru

    • Beberapa pihak meragukan pendekatan dan strategi ekonomi yang diusung Purbaya yang disebut "Sumitronomics" dan menuntut kejelasan serta hasil nyata, bukan hanya pernyataan kontroversial.

Meski mendapat banyak kritik, ada juga pihak yang berharap Purbaya bisa menggunakan momentum ini untuk membawa perubahan positif dengan menunjukkan transparansi, ketegasan kebijakan, dan hasil nyata dalam mengelola keuangan negara.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved