Berita Medan

Sentuhan Spiritual Penyuluh Agama KUA Binjai Timur, Dampingi Lansia Panti Jompo Belajar Al-Quran

Mereka terbata-bata, mengulang huruf demi huruf, mencoba melafalkan dengan tajwid yang benar.

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
ISTIMEWA
LANSIA- Para lansia di Panti Jompo Kota Binjai tampak serius mengikuti bimbingan tahsin Al-Qur’an bersama penyuluh agama KUA Binjai Timur, Rabu (1/10/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, BINJAI- Suasana berbeda terasa di sebuah ruang sederhana Panti Jompo Kota Binjai pada Rabu (1/10/2025) pagi.

Bukannya suara televisi atau obrolan santai, lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an terdengar lirih, dibaca dengan penuh ketulusan oleh para penghuni yang telah lanjut usia.

Mereka terbata-bata, mengulang huruf demi huruf, mencoba melafalkan dengan tajwid yang benar.

Namun semangat mereka tak padam.

Dengan sabar, para Penyuluh Agama Islam (PAI) dari KUA Binjai Timur mendampingi para lansia memperbaiki bacaan Al-Qur’an melalui program tahsin yang sudah berjalan sejak 2024.

Salah satu penyuluh, Salim Fakhri, S.HI, mengaku mendampingi lansia belajar mengaji penuh tantangan.

Usia senja membawa keterbatasan, mulai dari pendengaran, penglihatan hingga daya ingat.

“Kadang mereka lupa huruf yang baru saja diajarkan. Bisa sampai lima sampai enam kali diulang. Tapi justru dari situlah letak keharuannya mereka tetap semangat, tetap ingin bisa,” ujar Salim dengan mata berkaca.

Tak jarang, ada rasa frustasi dari para lansia karena takut salah membaca di depan teman-temannya. Namun berkat metode interaktif dan pendekatan ramah, suasana kelas berubah menjadi nyaman dan menyenangkan. 

“Senyum mereka setelah bisa membaca satu ayat dengan benar itu tidak tergantikan,” tambah Salim.

Di antara para peserta, ada sosok Nenek Yolanda (72) yang menjadi inspirasi.

Meski tubuhnya renta dan suara melemah, ia selalu datang lebih awal dan duduk di barisan depan.

“Walaupun saya sudah tua, saya ingin bacaan Al-Qur’an saya lebih baik. Kalau saya menghadap Allah nanti, saya ingin membawa bacaan yang indah,” ucapnya dengan suara bergetar.

Kesungguhannya menular ke peserta lain. Yolanda kerap meminta bimbingan tambahan seusai kelas.

Saat ia akhirnya berhasil membaca dengan tajwid benar, suasana kelas dipenuhi rasa haru dan kebanggaan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved