Breaking News

Berita Medan

Bisnis Jamur Tiram di Medan, Jadi Potensi Menjanjikan untuk Usaha Rumahan

Baglog adalah media tanam jamur tiram berbentuk silinder plastik yang berisi campuran serbuk kayu, dedak padi, dan kapur. 

Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/HUSNA
USAHA JAMUR TIRAM- Seorang pekerja memanen jamur tiram dari baglog di rumah budidaya jamur tiram di Jalan Melati, Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Medan. Usaha rumahan ini mampu memproduksi hingga 1.000 baglog per hari untuk memenuhi permintaan pelanggan di berbagai daerah Sumut. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN- Dari sebuah rumah sederhana di Jalan Melati, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, aroma fermentasi serbuk kayu tercium sejak pertama kali pintu gudang dibuka. 

Tumpukan goni berisi bahan baku media jamur memenuhi sudut ruangan. Inilah tempat di mana usaha budidaya jamur tiram bertahan lebih dari 15 tahun, dan kini menjadi salah satu pemasok baglog terbesar di Sumatera Utara.

Baglog adalah media tanam jamur tiram berbentuk silinder plastik yang berisi campuran serbuk kayu, dedak padi, dan kapur. 

Di dalam baglog inilah bibit jamur ditanam sebelum akhirnya tumbuh menjadi jamur tiram siap panen. Media ini ibarat “rumah” bagi jamur untuk berkembang.

Thomas Sembiring, salah seorang pekerja yang sudah bertahun-tahun terlibat dalam usaha tersebut, menjelaskan tahapan pembuatan baglog. 

“Pertama, kita campurkan beberapa bahan, ada kapur, air, dedak padi, sama serbuk kayu. Serbuk itu dimasukkan ke goni, terus ditambahkan kapur sekitar tiga ons, dicampur dengan dedak, baru disiram air. Setelah diaduk rata, campuran ini kita fermentasi selama delapan jam,” katanya.

Setelah fermentasi, campuran kemudian dimasukkan ke plastik silinder dan dipadatkan. Ujung plastik dilubangi, lalu dilakukan proses sterilisasi dengan cara dikukus selama beberapa jam agar media benar-benar bersih dari bakteri atau jamur liar. 

“Sterilisasi ini penting, supaya bibit jamur yang kita masukkan nanti bisa tumbuh dengan sempurna tanpa gangguan,” tambah Thomas.

Tahap berikutnya adalah pembuatan bibit jamur tiram. Proses ini dimulai dari kultur jaringan jamur induk yang sehat.

Bagian jaringan kecil diambil, lalu ditumbuhkan di media khusus berbasis agar-agar (PDA) di laboratorium sederhana. 

Dari sini, bibit diperbanyak lagi ke media jagung atau beras steril yang nantinya menjadi bibit murni. 

“Bibit yang sudah jadi itulah yang kita tanam ke dalam baglog,” jelas Thomas.

Bibit dimasukkan ke lubang baglog, kemudian disimpan di ruang inkubasi bersuhu sejuk dengan kelembapan terjaga. 

Dalam beberapa minggu, miselium jamur akan menyebar memenuhi baglog hingga akhirnya siap menghasilkan jamur tiram segar.

Dengan cara ini, Thomas dan pekerja lainnya mampu memproduksi sedikitnya 1.000 baglog per hari.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved