Berita Internasional

Pria Ini Ngotot Menikah Meski Istrinya Divonis Tak Bisa Punya Anak, Ternyata untuk Menutupi Hal Ini

Seorang wanita membagikan kisah pilunya setelah mengetahui alasan sebenarnya sang suami tetap menikahinya meski tahu dirinya mandul.

TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA
PERNIKAHAN: Ilustrasi pernikahan. Awalnya merasa beruntung, wanita ini berakhir kecewa setelah tahu alasan sebenarnya sang suami ngotot menikahinya meski divonis tak bisa punya anak, Jumat (17/10/2025). 

“Benarkah? Kamu yakin?” ucapnya.

Kecurigaan mulai tumbuh ketika sang suami terlihat gelisah. Setiap kali istrinya menunjukkan hasil pemeriksaan kandungan, ia selalu mencari alasan untuk memastikan ulang ke dokter. Ia juga sering menerima panggilan telepon diam-diam di kamar mandi atau di balkon, berbicara dengan suara sangat pelan.

Suatu hari, ketika sedang membersihkan lemari, wanita itu menemukan sebuah kotak kecil di laci suaminya.

Di dalamnya ada foto hasil USG yang bukan miliknya. Nama yang tertera di sana adalah Nguyen Thao Linh, seseorang yang tidak pernah ia kenal.

Dengan tangan gemetar, ia membuka ponsel suaminya. Di sana tertulis pesan yang membuatnya tak mampu berdiri.

“Kamu tenang saja, aku akan menanggung semuanya untuk ibu dan anak,” isi pesan tersebut.

Saat itu juga ia merasa seluruh dunia runtuh. Ternyata, di saat dirinya berjuang melawan kemandulan, sang suami justru menjalin hubungan dengan wanita lain yakni mantan kekasihnya.

Belakangan, ia baru mengetahui bahwa pria itu menikahinya bukan karena cinta, melainkan karena rasa bersalah.

Ketika sang mantan hamil, ia takut dicap sebagai laki-laki tak bertanggung jawab, sehingga memilih menikahi wanita yang tak bisa punya anak untuk menutupi aibnya.

Namun takdir berkata lain. Wanita yang dianggap mandul itu justru mengandung, membuat sang suami panik karena rahasianya terancam terbongkar.

Tanpa membuat keributan, wanita itu memilih pergi diam-diam. Ia membereskan barang-barangnya dan meninggalkan rumah saat suaminya tertidur. Ia tak ingin anaknya tumbuh di bawah atap dengan ayah yang penuh kebohongan.

“Anak ini bukan hasil dari kebetulan, tapi keajaiban yang dikirim Tuhan,” tulisnya dalam kisahnya. Ia memutuskan membesarkan anaknya sendiri dengan penuh cinta, tanpa dendam.

Beberapa bulan kemudian, sang suami datang memohon maaf, bahkan berlutut. Ia mengaku tak pernah berniat menyakiti, hanya takut menghadapi kebenaran. Namun bagi wanita itu, segalanya sudah terlambat.

Kini ia hidup tenang di daerah pinggiran kota bersama anaknya. Setiap kali melihat senyum sang buah hati, ia tahu bahwa keputusannya benar. Ia belajar bahwa kebahagiaan sejati bukan tentang bersama orang yang dicintai, tetapi tentang hidup dengan damai tanpa kebohongan.

Ia menutup kisahnya dengan kalimat penuh makna:

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved