Wanita Pilih Batalkan Pernikahan Sehari sebelum Acara setelah Terima Pesan Singkat dari Mantan Suami

Sesekali mereka masih bertemu dan bahkan pergi bersama anak layaknya sebuah keluarga.

Dalam hati kecilnya, wanita itu sempat menyesal telah menyerah terlalu cepat, namun ia memilih melanjutkan hidup.

Dua tahun berlalu. Atas desakan orang tuanya, ia mulai membuka hati. Lewat perantara, ia bertemu seorang duda yang dikenal mapan dan berperilaku baik.

Ia merasa pria itu cocok untuk menjadi pasangan baru dan akhirnya memutuskan menerima lamaran.

Namun, ketika rencana pernikahan sudah hampir matang, mantan suami justru semakin sering menghubungi.

Ia menanyakan kabar, mengajak bicara, hingga menyampaikan harapan agar mantan istrinya mempertimbangkan kembali.

Bahkan, pria itu bercerita bahwa ia sudah menabung cukup lama untuk membeli rumah baru agar bisa hidup terpisah dari orang tuanya jika mereka kembali bersama.

Puncaknya terjadi malam sebelum pernikahan. Mantan suami menelepon dan berbicara panjang lebar mengenai penyesalan, cinta yang belum pernah pudar, serta rencana masa depan mereka bersama anak.

Meski awalnya ditolak, tak lama kemudian sebuah pesan singkat dikirimkan.

“Perasaanku padamu tetap sama. Aku tidak pernah berubah,” kata suami dalam pesan itu.

Pesan sederhana itu membuat hati sang wanita luluh. Ia menyadari bahwa selama ini dirinya masih mencintai mantan suami.

Sementara keputusan menikah lagi lebih banyak dipengaruhi oleh desakan keluarga, bukan keinginan tulus dari dalam dirinya.

Setelah bergulat dengan perasaan sepanjang malam, keesokan paginya ia mengambil keputusan besar.

Pernikahan yang sudah disiapkan ia batalkan meski menimbulkan kemarahan dari pihak keluarga.

Ia memilih kembali pada mantan suami demi memperjuangkan cinta yang masih tersisa.