Berita Internasional

Wanita Pilih Batalkan Pernikahan Sehari sebelum Acara setelah Terima Pesan Singkat dari Mantan Suami

Seorang wanita memutuskan membatalkan pernikahannya sehari sebelum acara berlangsung setelah menerima pesan singkat dari mantan suami

Penulis: Randy | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUNNEWS
PERNIKAHAN BATAL: Ilustrasi wanita batalkan pernikahan. Wanita ini batalkan pernikahan sehari sebelum acara setelah menerima pesan dari mantan suaminya. 

TRIBUN-MEDAN.com - Seorang wanita memutuskan membatalkan pernikahannya sehari sebelum acara berlangsung setelah menerima pesan singkat dari mantan suami.

Keputusan itu sontak mengejutkan banyak pihak karena persiapan pernikahan sudah hampir rampung.

Namun, wanita tersebut mengaku lebih memilih mengikuti suara hatinya ketimbang menjalani pernikahan yang tidak benar-benar ia yakini.

Dikutip dari Eva.vn Sabtu (6/9/2025), kisah ini bermula dari perjalanan rumah tangganya beberapa tahun lalu.

Wanita tersebut pernah menikah dengan pria yang ia kenal selama lima tahun sebelum akhirnya resmi menjadi pasangan suami istri. P

ernikahan itu bertahan sekitar tiga tahun, namun tidak berjalan mulus akibat tekanan dari pihak keluarga.

Sejak awal pernikahan, hubungan antara dirinya dengan mertua tidak pernah akur. Ia merasa tidak pernah benar-benar diterima sebagai bagian dari keluarga.

Upaya untuk membuktikan diri dan mencari pengakuan dari orang tua suaminya pun selalu gagal. Selama tiga tahun menikah, ia hidup dalam tekanan, kritik, dan pandangan yang tidak bersahabat.

Meski begitu, mantan suaminya digambarkan sebagai sosok yang baik, setia, dan selalu membela istrinya.

Namun, ketika berada di posisi sulit antara orang tua dan istri, pria itu lebih memilih diam. Kondisi tersebut membuat rumah tangga semakin rapuh.

Pernikahan mereka sendiri awalnya terjadi dalam kondisi terburu-buru. Saat itu, sang istri tengah hamil beberapa bulan, sementara pihak keluarga pria tidak memberikan mahar atau bantuan finansial untuk pesta pernikahan.

Orang tua sang wanita sudah merasa kecewa sejak saat itu. Ketika mengetahui anaknya diperlakukan kurang adil, kekecewaan keluarga memuncak.

Pada akhirnya, perceraian tidak dapat dihindari. Meski mantan suami meminta agar istrinya bertahan demi anak mereka, wanita tersebut merasa tidak sanggup lagi hidup dalam rumah tangga penuh tekanan.

Dengan berat hati, ia meninggalkan rumah, bahkan tidak bisa membawa sang anak karena keluarga mantan suami menolak keras.

Sejak itu, ia hidup sendiri tanpa harta maupun anak. Meski sudah resmi bercerai, komunikasi dengan mantan suami tetap terjalin, terutama karena urusan anak.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved