Breaking News

KKB di Papua

UPDATE Konflik Papua Menjelang Perayaan HUT RI ke-80

Sebby menyebut pembakaran bendera merah putih sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Indonesia yang dianggap menjajah Papua.

|
Editor: AbdiTumanggor
Istimewa/Puspen TNI
POTRET Prajurit TNI di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, Jumat (21/3/2025) lalu. 

Sebby Sambom menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan interogasi lebih lanjut terhadap individu tersebut jika ditemukan.

TPNPB juga menghimbau warga sipil untuk tidak terlibat sebagai mata-mata bagi aparat keamanan Indonesia.

Penembakan Pesawat Sipil di Yahukimo

TPNPB-OPM juga mengklaim bertanggung jawab atas aksi penembakan terhadap sebuah pesawat sipil di wilayah Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Senin (4/8/2025).

Panglima Kodap XVI Yahukimo, Elkius Kobak, menyatakan bahwa penembakan dilakukan karena pesawat tersebut diduga membawa aparat militer Indonesia ke daerah konflik.

TPNPB juga memperingatkan warga sipil yang melintas di wilayah yang mereka sebut sebagai "zona merah" untuk berhati-hati.

Mereka menyerukan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, agar menghentikan pengiriman pasukan militer ke Papua menggunakan pesawat sipil.

Baca juga: 3 Anggota OPM Tewas Ditembak TNI, Penembak Serda Ramadhan, Lettu Reski Sidabutar, dan Sertu Rizky

Operasi Militer di Intan Jaya

Sementara, Wakil Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, Apeni Kobogau, juga mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan operasi militer di wilayah pemukiman warga sipil di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.

TPNPB mengklaim bertanggung jawab atas penembakan terhadap seorang individu yang diduga agen intelijen militer Indonesia.

Operasi Penegakan Hukum oleh TNI

Sebelumnya, Komando Operasi Habema berhasil menembak mati tiga anggota kelompok separatis bersenjata dari OPM dalam sebuah operasi militer di Kampung Tigilobak, Distrik Sinak Barat, Kabupaten Puncak, pada Kamis (31/7/2025).

Operasi ini juga berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk senjata api milik TNI yang sebelumnya dirampas oleh kelompok separatis.

Panglima Komando Operasi Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menyatakan bahwa operasi ini merupakan bukti komitmen TNI dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara di Papua.

Operasi penegakan hukum oleh TNI dan aparat gabungan akan terus dilanjutkan di sejumlah wilayah rawan konflik di Papua untuk memastikan situasi tetap kondusif.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved