Berita Viral

Dikritik Soal 1 Kelas 50 Siswa, Dedi Mulyadi Balas, Singgung Pembangunan Sekolah

Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, mengkritik kebijakan ini karena berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran.

Instagram
KRITIK KEBIJAKAN GUBERNUR - Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Setelah mendengar kritik dari Atalia, Dedi Mulyadi membongkar minimnya pembangunan sekolah pada 2020 hingga 2025. 

TRIBUN-MEDAN.com - Dikritik  soal 1 kelas 50 siswa, Dedi Mulyadi membalas.

Ia menyinggung soal pembangunan sekolah.

Baru-baru ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menginisiasi kebijakan yang memperbolehkan jumlah siswa dalam satu kelas di SMA negeri mencapai 50 orang.

Jumlah ini naik dari sebelumnya 36 siswa.

Baca juga: Ruben Amorim Yakin Tak Akan Dipecat, Target Melatih Manchester United Sampai 20 Tahun

Kebijakan ini diberlakukan mulai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2025 dan disebut sebagai solusi darurat untuk mencegah anak-anak Jawa Barat putus sekolah.

Istri Ridwan Kamil, Atalia Praratya, mengkritik kebijakan ini karena berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran.

Atalia Praratya kini menjabat sebagai anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi Partai Golkar.

Ia terpilih dari Daerah Pemilihan Jawa Barat I (Kota Bandung dan Cimahi) untuk periode 2024–2029.

Baca juga: Polsek Siantar Selatan Gencar Sosialisasi Pencegahan Kebakaran di Tengah Musim Kemarau

Dalam kunjungan ke Sekolah Rakyat Cimahi pada Kamis (31/7/2025), wanita 51 tahun tersebut meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengkaji ulang kebijakan satu kelas 50 siswa.

Menurutnya, banyak guru sekolah negeri kesulitan mengelola siswa.

"Bagaimana mungkin anak-anak bisa nyaman kalau mereka duduk berhimpitan, belum gerahnya, belum aktivitas lainnya," ucapnya, dikutip dari TribunJabar.id.

Dikritik Soal 1 Kelas 50 Siswa, Dedi Mulyadi Balas, Singgung Pembangunan Sekolah
KRITIK KEBIJAKAN GUBERNUR - Anggota Komisi VIII DPR RI Atalia Praratya dan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Setelah mendengar kritik dari Atalia, Dedi Mulyadi membongkar minimnya pembangunan sekolah pada 2020 hingga 2025.


Atalia berharap Pemprov Jabar mengutamakan kualitas pendidikan dibanding kuantitas siswa yang diterima di SMA Negeri.

"Bayangkan ngurus anak yang 25 itu saja repot apalagi dua kali lipat apalagi di masa-masa mereka itu adalah usia remaja," tandasnya.

Setelah mendengar kritik dari Atalia, Dedi Mulyadi membongkar minimnya pembangunan sekolah pada 2020 hingga 2025.

Dedi Mulyadi membuat kebijakan tersebut karena ketimpangan jumlah siswa dan SMA di Jawa Barat.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved