Breaking News

Sumut Terkini

Konten Arlinda Picu Dampak Negatif, TKI di Malaysia Jadi Korban Cemoohan

Akibatnya, sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan masyarakat Indonesia yang berada di Malaysia kerap mendapatkan perbuatan diskriminasi

Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/ALIF
Rina Marina warga negara Indonesia yang menetap di Malaysia mengaku sering diskriminasi oleh segelintir orang di Malaysia akibat konten ujaran kebencian yang dilakukan oleh Arlinda melalui platform media sosial tiktoknya Jantungpisang82. Kini berharap pemerintah dapat menindak tegas agar tidak ada lagi PMI yang kurang ajar dan merendahkan negaranya sendiri, Rabu (30/7/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, TANJUNGBALAI- Seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Arlinda yang diduga dengan sengaja melakukan ujaran kebencian terhadap masyarakat Indonesia dan Kota Tanjungbalai melalui platform media sosial Tiktoknya @Jantungpisang82 menjadi sorotan.

Dalam postingannya tersebut kerap mengkritik dan mencibir masyarakat Indonesia dan terdapat dalam postingannya, Arlinda diduga dengan sengaja merendahkan masyarakat Tanjungbalai.

Akibatnya, sejumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) dan masyarakat Indonesia yang berada di Malaysia kerap mendapatkan perbuatan diskriminasi yang dilakukan sejumlah pihak akibat konten yang diduga berisikan ujaran kebencian yang dilakukan oleh Arlinda.

Rina Marina salah seorang warga Indonesia yang menikah dan memiliki suami warga negara Malaysia itu mengaku kerap mendapatkan diskriminasi dari beberapa oknum di Malaysia akibat konten dugaan ujaran kebencian.

"Saya warga Indonesia yang sekarang tinggal di Malaysia karena ikut suami dan kini mengurus rumah tangga. Saya sangat keberatan dengan statemen dari seorang PMI yang memiliki akun media sosial Jantung Pisang yang selalu memburukkan Indonesia. Menurut saya ujaran dia itu bukan kritik, tapi ujaran kebencian dan hinaan," ujar Rina, Rabu (30/7/2025).

Ujar Rina, pemilik akun Jantungpisang82 tersebut kerap menyudutkan PMI dan masyarakat Indonesia dengan mengucapkan kata-kata yang tidak pantas.

"Kalau ada teman kita yang bermasalah, dan bahkan ada yang meninggal dunia, dia bukannya memberikan rasa respect, namun dia malah mensyukuri hal tersebut bisa terjadi," ujarnya.

Katanya, pihaknya juga pernah bersinggungan dengan Arlinda saat beberapa kali upaya pemulangan jenazah pekerja Indonesia yang meninggal dunia di Malaysia.

"Saya pernah mau ditangkap mereka saya sedang memandikan jenazah, padahal jenazah itu saya urus untuk pemulangannya ke Indonesia. Saudara se tanah airnya yang meninggal dunia," katanya.

Akibat ujaran kebencian yang selalu dilontarkannya di media sosial, tak jarang masyarakat Indonesia mendapatkan diskriminasi di Malaysia.

"Bahkan, kami sempat mendapatkan hinaan sebagai pelacur karena menikah dengan warga Malaysia. Kami jual diri dulu baru dinikahi orang Malaysia. Isu inilah yang selalu dikembangkan oleh Arlinda dan kroni-kroninya," ungkapnya.

Ia mengaku, selama di perantauan, dirinya dan beberapa teman seperjuangannya di Malaysia selalu menjaga nama baik negara.

"Kami selalu menjaga nama baik dia negara ini, Indonesia dan Malaysia. Bagi kami, Indonesia itu bagus, bagi kami Malaysia itu juga bagus," katanya.

Sebelumnya, puluhan masyarakat Kota Tanjungbalai melakukan aksi unjuk rasa untuk meminta seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) Arlinda sekaligus konten kreator Jantungpisang82 ditangkap.

Aksi yang didominasi oleh kaum ibu ini, merasa tersinggung dengan konten yang dibuat oleh Arlinda. Sebab, video yang dibuat oleh Arlinda tersebut bukanlah terjadi Kota Tanjungbalai, melainkan Kabupaten Asahan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved