Sumut Terkini

Gubsu Restui Pembangunan Stadion di Pakpak Bharat, Kebasmisi FC: Tak Perlu Lagi Bersitegang

Saat itu, Bobby menyetujui pembangunan stadion itu, asalkan pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat memiliki lahan yang akan dibangun stadion.

TRIBUN MEDAN/ALVI
Foto saat klub sepak bola Kebasmisi FC saat menjalani latihan di Lapangan Tinada Kabupaten Pakpak Bharat.   

TRIBUN-MEDAN.COM,PAKPAK BHARAT- Gubernur Sumatera Utara, Bobby Afif Nasution memberikan sinyal 'lampu hijau' terkait permintaan dari salah seorang warga untuk mendirikan stadion sepak bola di Kabupaten Pakpak Bharat.

Hal itu diutarakan salah seorang warga, Yohana kepada Bobby saat diundang naik ke atas panggung Pesta Oang-Oang untuk merayakan Hari Jadi Kabupaten Pakpak Bharat di Lapangan Tinada beberapa waktu lalu.

Saat itu, Bobby menyetujui pembangunan stadion itu, asalkan pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat memiliki lahan yang akan dibangun stadion.

"Yasudah. Nanti coba saya tanyakan pak bupati kalau ngasih lahan, nanti biayanya setengah - setengah. Dari saya setengah, pak bupati setengah, tapi tanya pak bupati dulu. Kalau kami beli lahan lagi, lebih mahal lagi, " kata Bobby.

Pembangunan stadion itu ternyata sudah didambakan oleh masyarakat, salah satunya klub sepak bola asal Pakpak Bharat, Kebasmisi FC.

Menurut sang manajer, Pistar Brando Berutu mengatakan, dengan adanya stadion itu akan memiliki dampak besar bagi perkembangan sepak bola.

Apalagi Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten yang tidak memiliki lapangan sepak bola.

"Sangat berdampak bagi perkembangan sepakbola Pakpak Bharat bang. Karna itu yang menjadi keluhan kami selaku pemilik tim di Pakpak Bharat. Kami satu satu nya kabupaten yang tidak memiliki lapangan sepak bola," kata Pistar, Rabu (30/7/2025).

Dikatakannya, selama ini mereka menjalani latihan di sebuah lapangan yang berada di Kecamatan Tinada.

Lokasi tersebut cukup jauh dari lokasi mereka yang berada di Kecamatan Salak yakni dengan jarak sekitar 11 kilometer.

"Kendalanya jarak lapangan ke Kota Salak jauh bang. Jadi anak anak SSB kadang kejauhan kesitu bang. Angkot dan becak mahal kalau kesitu (Lapangan Tinada), " keluhnya.

Selain itu, mereka juga harus berbagi dengan dengan warga sekitar yang juga bermain sepak bola. Sehingga proses latihan harus terhenti sampai lapangan benar - benar kosong.

"Trus belum lagi harus nungguin lapangan kosong dulu, " katanya.

Belum lagi mereka harus menghadapi pemuda setempat yang terkadang melarang mereka untuk berlatih sepak bola.

Hal itu terjadi karena lapangan tersebut merupakan milik Sulang Silima Marga Solin.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved