Berita Viral

Penyebab Bocah SD Korban Bully Meninggal Dunia, Dipukuli Temannya, Kepala dan Lambung Bengkak

bocah itu diakui sebagai keponakannya dan meninggal dunia akibat korban bullying di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali

Bangkapos.com/Arya Bima Mahendra
KELUARGA LAPOR POLISI - Doni, paman ZH (10) korban meninggal dunia diduga karena dibully saat melaporkan kasus tersebut ke SPKT Polres Bangka Selatan didampingi oleh LPAI Babel, Senin (28/7/2025) sore. 

Hanya saja guru maupun kepala sekolah belum sempat menjenguk korban ketika dirawat di rumah sakit.

"Guru dan kepala sekolah tidak ada pembiaran. Cuma saat korban di rumah sakit mereka belum sempat menjenguk," tukas Riza Herdavid.

Operasi Infeksi Usus 

Seorang siswa kelas V di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka bernama bernama ZH (10) dinyatakan meninggal dunia. 

Ia mengembuskan napas terakhirnya pada Minggu (27/7/2025) sekitar pukul 08.12 Wib setelah menjalani perawatan di rumah sakit. 

Ia diduga telah menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya saat hari pertama masuk sekolah.

Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh, dr Helen Sukendy mengatakan, pihaknya memang sempat melayani pasien atas nama ZH. 

Namun, pada pagi tadi korban dinyatakan telah meninggal dunia setelah menjalani perawatan secara intensif. 

Akan tetapi, ia tak mengetahui bahwa pasien diduga merupakan korban kasus bullying alias perundungan.

"Benar bang (Pasien ZH meninggal dunia)," kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025).

Helen Sukendy menerangkan korban memang sempat menjalani perawatan selama beberapa hari di RSUD Junjung Besaoh. 

Korban masuk ke RSUD Junjung Besaoh pada Jumat (25/7/2025). Kemudian pada Sabtu 
(26/7/2025) korban menjalani operasi pada bagian perut. 

Dokter yang menangani mendiagnosis korban mengalami infeksi usus atau kondisi peradangan pada saluran pencernaan.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan, korban ini mengalami infeksi usus," ujar Helen.

Keluarga Bawa Kasus ke APH

Keluarga almarhum ZH (10) seorang siswa Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali, di Desa Rias memastikan akan membawa perkara bullying alias perundungan ke ranah hukum. 

Hal itu ditegaskan langsung oleh paman korban, Dhony Dinata kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025) malam. 

Rencananya besok ia bersama keluarga akan melaporkan dugaan tindakan perundungan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal Polres Bangka Selatan.

"Besok kami akan melaporkan kasus ini ke PPA Polres Bangka Selatan," kata dia.

Menurutnya pihak keluarga sangat menyesalkan adanya kejadian perundungan ini. Berdasarkan pengakuan korban sebelum meninggal dunia, ia sempat melapor telah menjadi korban perundungan kepada guru di sekolahnya. Akan tetapi, guru tersebut seolah tak peduli akan laporan korban.

Parahnya, guru bilang korban yang mengalami sakit perut karena makan mi instan dan kepedasan. 

Padahal keponakannya menjadi korban bully saat hari pertama masuk sekolah pasca libur semester. 

Tak hanya sekali, namun diduga berkali-kali korban dapat perundungan oleh temannya. Karena perundungan itu korban sempat takut dan tidak pergi ke sekolah selama empat hari.

"Perundungan ini diduga berulang, tidak satu kali. Karena ada teman keponakan saya yang melihat korban dikeroyok," tegas Dhony Dinata.

Pemerintah Segera Tindaklanjuti

Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan segera menindaklanjuti ihwal dugaan kasus bullying alias perundungan yang terjadi di dunia pendidikan. 

Diketahui seorang pelajar kelas V Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali di Desa Rias bernama ZH (10) dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh pada Minggu (27/7/2025) pagi. 

Siswa tersebut diduga menjadi korban perundungan oleh teman sebayanya di sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Selatan, Anshori mengatakan pihaknya tengah menggali informasi kepada kepala SD N 22 Toboali dan juga guru. 

Hal ini guna mengetahui kebenaran dari dugaan kasus perundungan tersebut. 

"Kami masih melakukan klarifikasi dengan kepala sekolah dan guru," kataya kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025).

Berdasarkan informasi yang dirinya terima, korban hanya sempat masuk sekolah selama satu hari. 

Tepatnya pada Senin (14/7/2025) dua pekan lalu saat masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi peserta didik baru. Sedangkan dua hari setelahnya korban tak lagi kunjung masuk ke sekolah.

Saat itu orangtua korban datang ke sekolah untuk memberikan informasi bahwa anaknya sedang sakit. 

Orangtua korban mengadu anaknya telah menjadi korban perundungan. 

Namun demikian, ia akan menjadwalkan akan menggelar konferensi pers Senin (28/7/2025) besok. Agar masyarakat dapat mengetahui secara pasti mengenai dugaan perundungan tersebut.

"Besok kami akan melakukan konferensi pers. Bersama kepala sekolah dan juga guru dari SD N 22 Toboali agar masyarakat bisa mengetahui secara jelas," sebut Anshori.

Segera Diselidiki

Kepolisian Resor Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung memastikan akan segera melakukan penyelidikan ihwal dugaan kasus bullying alias perundungan yang terjadi di Sekolah Dasar (SD) Negeri 22 Toboali di Desa Rias, Kecamatan Toboali. 

Di mana seorang siswa yang masih duduk di bangku kelas V sekolah dasar dinyatakan meninggal dunia Minggu (27/7/2025) pagi usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Junjung Besaoh.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bangka Selatan, AKP Raja Taufik Ikrar Bintani mengatakan pihaknya belum menerima laporan ihwal dugaan kasus perundungan di SD N 22 Toboali. 

Meskipun begitu dirinya telah menerima informasi ihwal dugaan perundungan tersebut. 

"Memang belum ada laporan dari pihak keluarga. Tetapi kami sudah mendapatkan informasinya," kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (27/7/2025) petang.

Raja Taufik Ikrar Bintani mengaku akan segera melakukan penyelidikan ihwal dugaan kasus perundungan tersebut. Mengingat peristiwa ini terjadi di lingkungan pendidikan. 

Pasalnya, setiap satuan pendidikan harus menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua murid. 

Perundungan adalah masalah serius yang memerlukan perhatian dan tindakan dari semua pihak. Dengan upaya bersama, semua pihak dapat menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan kondusif bagi perkembangan siswa.

"Kami akan melakukan upaya penyelidikan secepatnya," tegas Raja Taufik Ikrar Bintani. 

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved