Sumut Terkini

Minimalisir Karhutla, Gubsu Bobby akan Lakukan Rekayasa Cuaca Minggu Depan di Kawasan Danau Toba

Gubernur Sumut Bobby Nasution mengatakan, pekan depan  rekayasa cuaca di Kawasan Danau Toaba akan mulai dilakukan.

|
Penulis: Anisa Rahmadani | Editor: Randy P.F Hutagaol
Dokumentasi DLHK
KARHUTLA: Petugas sedang lakukan pemadaman Karhutla di Tongging, Senin (7/7/2025) dini hari. Gubsu Bobby mengatakan, rekayasa cuaca di kawasan Danau Toba direncanakan akan dilaksanakan pekan depan. 

TRIBUN-MEDAN.com,MEDAN - Gubernur Sumut Bobby Nasution mengatakan, pekan depan  rekayasa cuaca di Kawasan Danau Toaba akan mulai dilakukan.

Rekayasa cuaca itu untuk meminimalisir kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di area tersebut.

Bobby Nasution menjelaskan,  ada beberapa kabupaten di kawasan Danau Toba yang sepakat  untuk melakukan rekayasa cuaca. 

Namun, Bobby Nasution tak merinci secara detail kabupaten mana yang meminta untuk dilakukan rekayasa cuaca tersebut.

"Mudah-murahan  insyaallah kalau gak salah saya minggu depan akan kita lakukan rekayasa cuaca dengan cara menaburkan garam ke awan sehingga intensitas hujan bisa sedikit lebih tinggi untuk mengantisipasi kekeringan dan kebakaran," jelasnya. 

Dikatakan Bobby, rekayasa cuaca ini akan dilakukan bersama  Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). 

"Hari ini ada beberapa titik api dimana 4 sampai 5 Kabupaten yang mengusulkan hal yang  sama dengan provinsi," tuturnya.

Diharapkan dengan adanya rekayasa cuaca di Kawasan Danau Toba, bisa membuat intesitas hujan sedikit lebih tinggi dibanding biasanya.

"Rekayasa cuaca ini kita arahkan hujan ke arah sana (Kawasan Danau Toba). Sehingga intensitas hujan bisa sedikit lebih tinggi dan mengurangi kekeringan dan kebakaran," ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Daerah (Sekda) Sumut Togap Simangunsong mengatakan, Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Sumut menghanguskan 1804,95 hekatere lahan. Kebakaran itu terjadi sebanyak 80 kali terhitung sejak 1 Januari- 13 Juli 2025. 

Dijelaskan Togap, akibat karhutla itu, mengganggu aktivitas pariwisata, merusak keanekaragaman hayati, dan menurunkan kualitas udara.

Untuk itu, kata Togap, pubaknya meminta seluruh pemerintah kab/kota bersinergi melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di kawasan Danau Toba. 

"Dalam beberapa bulan ini, laporan Karhutla terus mengancam keberlanjutan kawasan, merusak keanekaragaman hayati, mengganggu pariwisata, dan menurunkan kualitas udara yang berdampak terhadap kesehatan masyarakat," ucapnya dalam keterangan tertulis yang dilihat, Jumat(18/7/2025).

Dikatakannya, kawasan Danau Toba telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark, yang memiliki nilai ekologis, geologis, dan budaya yang sangat tinggi. 

"Meski begitu, kawasan ini juga rentan terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitas pembakaran lahan baik secara sengaja maupun tidak sengaja," ucapnya.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved