Berita Viral

Roy Suryo Tetap Meyakini Skripsi Jokowi Palsu: Kehadirannya di Reuni Bukan Berstatus Alumni

Roy Suryo menyebut, kedatangan Jokowi dalam reuni tersebut bukan berstatus sebagai alumni, melainkan laksana pejabat.

Editor: AbdiTumanggor
KOLASE TRIBUN-MEDAN.COM/KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA
Joko Widodo (Jokowi) saat berdialog dengan teman baiknya semasa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Jambrung Sasono, di acara reuni Fakultas Kehutanan UGM, Sabtu (26/7/2025). (KOLASE TRIBUN-MEDAN.COM/KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA) 

TRIBUN-MEDAN.COM - Roy Suryo menegaskan, kehadiran Joko Widodo (Jokowi) dalam reuni angkatan 80 Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tidak akan membawa perubahan apa pun. 

Roy Suryo tetap meyakini bahwa skripsi Jokowi palsu sehingga ijazah asli tidak akan terbit.

“Kunjungan tadi tidak mengubah apa pun hasil hipotesis sebelumnya, skripsi 99,9 persen palsu, tidak akan bisa terbit ijazah asli,” kata Roy Suryo dalam keterangannya dikutip Minggu (27/7/2025).

Roy Suryo menyebut, kedatangan Jokowi dalam reuni tersebut bukan berstatus sebagai alumni, melainkan laksana pejabat.

“Bajunya beda, hanya datang singkat di Fakultas Kehutanan, bukan di acara intinya, di Wanagama seperti yang lain-lainnya,” tegas dia.

Roy Suryo menilai, kedatangan Jokowi merupakan langkah untuk meyakinkan publik bahwa dosen penguji skripsinya adalah Ir. T. Burhanuddin dan Ir. Sofian Warsito, sementara dosen pembimbingnya adalah Prof. Dr. Ir. Achmad Sumitro. 

“Buat apa? Kan aneh malahan. Dia juga berusaha cerita nama-nama teman saat KKN: Yohana (Hukum), Lience (Biologi), Alm. Eko (Geodesi) dan sebagainya. Tapi, tanpa bukti, hanya narasi saja. Tidak ada nilainya,” tegas dia.

Sementara, Jokowi tetap dinilai kekeh menyatakan bahwa Ir. Kasmudjo adalah dosen pembimbingnya. “Padahal Pak Kasmudjo sudah jelas membantah, baik selalu dosen pembimbing maupun dosen akademik,” jelasnya.

Ditanggapi Pro Jokowi

Terkait keraguan Roy Suryo Cs tersebut, Wakil Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Fredy Damanik mengatakan, orang-orang yang meragukan ijazah Jokowi hanya percaya dengan kebenaran versi mereka semata.

Meskipun Jokowi menghadiri pertemuan alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM), menurutnya, mereka hanya akan menganggap pertemuan itu pencitraan semata.

Termasuk, meski ada putusan pengadilan yang menyatakan mereka bersalah atas fitnah dan pencemaran nama baik. 

"Malah mereka akan membangun narasi negatif dan menyerang Pak Jokowi. Misalnya mereka akan mengatakan pertemuan alumni tersebut sebagai setting-an permintaan Pak Jokowi. Intinya mereka tidak akan pernah menerima fakta, saksi, bukti dan kebenaran yang mendukung kebenaran dan keaslian ijazah Pak Jokowi," kata Ferdy, Minggu (27/7/2025).

"Mereka hanya akan mau menerima kebenaran versi mereka, yaitu di mana mereka akan mendukung orang-orang yang percaya dengan mereka saja, padahal orang-orangnya itu-itu saja, sesama pembenci Pak Jokowi," imbuhnya.

Dalam pertemuan Jokowi dengan alumnus UGM, kata dia, mantan politikus PDI Perjuangan itu bahkan tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu itu sebagai beban.

"Dalam sambutannya, kelihatan Pak Jokowi menjadikan tudingan ijazah palsu hanya sebagai guyonan. Jadi memang sejak awal, Pak Jokowi tidak pernah menganggap tudingan ijazah palsu sebagai beban, karena semua ijazahnya memang asli dan dipegangnya," ucapnya dikutip dari Kompas.com

Penuh Nostalgia

Sebagaimana diketahui, pada Sabtu (26/7/2025) hari ini menjadi hari yang penuh nostalgia bagi Presiden Republik Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi).

Dalam acara reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, Jokowi tidak hanya berbagi cerita masa kuliah, tetapi juga menyinggung isu politik yang tengah menimpa dirinya.

Reuni Kehutanan UGM pun berlangsung hangat dan penuh kenangan.

Nostalgia Masa Kuliah di UGM

Dalam sambutannya, Jokowi mengenang masa-masa kuliah yang penuh perjuangan.

Ia bahkan mengajak sahabat dekatnya, Jambrung Sasono, untuk berbagi cerita.

"Pak Jambrung Sasono, dulu seingat saya, matematika sampai empat kali.

Sini-sini, Pak. Dosennya Pak Dalio, seingat saya," kata Jokowi.

Jambrung pun maju ke depan dan mengungkap bahwa ia mengulang mata kuliah matematika hingga delapan kali, yang disambut gelak tawa para alumni.

Jokowi juga menegaskan bahwa dirinya tidak pernah mengulang mata kuliah selama kuliah di UGM.

"Beliau ini teman dekat saya, kemana-mana dengan saya. Jadi saya ingat betul.

Nah, kalau yang diragukan Pak Jambrung itu boleh, matematikanya mengulang. Saya itu nggak pernah mengulang," ucapnya.

Tuduhan Ijazah Palsu

Di tengah suasana hangat reuni, Jokowi sempat menyinggung tuduhan terkait keaslian ijazah S1-nya yang kini sedang berproses di pengadilan.

"Hati-hati nanti keputusan di pengadilan. Begitu keputusannya asli, bapak ibu boleh senang-senang. Tapi begitu tidak, yang 88 juga semuanya palsu," ucapnya, mengacu pada angkatan tahun kelulusannya.

Jokowi mengaku heran ijazahnya diragukan, padahal ia telah menyelesaikan studi dengan serius.

Ia juga menyebut bahwa laporan terkait tuduhan tersebut tidak menyasar individu tertentu, melainkan peristiwa dugaan pencemaran nama baik dan fitnah.

Manuver Politik di Balik Tuduhan

Jokowi menyebut adanya agenda besar politik di balik tuduhan ijazah palsu dirinya dan wacana pemakzulan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka dari kursi Wakil Presiden RI.

"Feeling saya mengatakan ada agenda besar politik dalam tuduhan ijazah palsu maupun permakzulan," kata Jokowi saat ditemui di Solo, Jawa Tengah.

Menurutnya, serangkaian isu yang menyerang dirinya dan keluarga berkaitan erat dengan pihak-pihak tertentu yang memiliki kekuatan politik. 

"Artinya memang ada orang besar, ada yang back up, ya itu aja," jelas Jokowi, tanpa menyebutkan nama.

Fakta Unik: Tidak Mau Masuk Grup WhatsApp Alumni

Di sisi lain, fakta unik tentang Jokowi terungkap.

Ternyata, ia tidak pernah bersedia dimasukkan dalam grup WhatsApp alumni SMAN 6 Solo, tempat ia mengenyam pendidikan semasa remaja.

Bambang Surojo, teman sebangku Jokowi, mengungkap bahwa komunikasi dengan Jokowi lebih sering dilakukan secara personal melalui telepon.

"Pak Jokowi tidak pernah mau (dimasukkan di grup alumni) di medsos-medsos, di grup-grup WA," ungkap Bambang.

Meski telah ada paguyuban bernama Alumni 80, upaya membentuk grup WhatsApp tetap ditolak Jokowi.

Bambang juga menjelaskan soal transisi nama sekolah yang sempat menjadi polemik, antara nama SMAN 6 dan SMPP.

Ia mengungkap bahwa pembangunan gedung sekolah saat itu belum rampung, sehingga siswa sempat sekolah siang hari.  Setelah bangunan selesai, mereka resmi menjadi siswa SMAN 6 atau SMPP Surakarta.

DAFTAR NAMA 12 Orang Berpotensi Tersangka Terkait Ijazah Jokowi, Silfester: Sudah Game Over Ya

Terkait kasus ijazah Jokowi ini, Polda Metro Jaya telah mengeluarkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) atas kasus Ijazah Jokowi ke Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta dengan 12 nama terlapor yang berpotensi menjadi tersangka. Hal itu disampaikan mantan Ketua KPK, Abraham Samad.

Terkait kasus ini juga, Ketua Umum Solidaritas Merah Putih, Silfester Matutina, telah menjelaskan soal proses pemeriksaan dirinya oleh polisi di kasus ijazah Jokowi yang berlangsung Kamis (24/7/2025).

Ia menyebut kurang lebih ada 45 pertanyaan yang ditanyakan oleh polisi.

Silfester Matutina menganggap jika drama ijazah mantan Presiden Jokowi yang dituding palsu oleh Roy Suryo dkk telah berakhir. Sebab, menurutnya, polisi tinggal menetapkan para tersangka setelah status kasus ini telah ditingkatkan ke tahap penyidikan.

Lantaran merasa drama kasus ini telah berakhir, Silfester pun menyindir balik Roy Suryo karena sempat sesumbar siap hadir "11.000 persen" dalam panggilan polisi terkait statusnya sebagai terlapor.

“Kalau menurut saya sih, tidak mendahului Tuhan ya, ini sudah hampir (jadi tersangka). Kalau katanya Roy Suryo, 11.000 triliun (persen) masuk penjara,” ucapnya di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Kamis (24/7/2025).

Dia menganggap, peningkatan status perkara dari penyelidikan ke penyidikan oleh Polda Metro Jaya adalah sebuah kemenangan telak.

Menurutnya, secara substansi, kasus ini sudah selesai dan bukti-bukti pidana yang menjerat para terlapor sudah tak terbantahkan.

“Tanpa intervensi atau tanpa dorongan kami, melihat indikasi pidana-pidana yang terjadi, fakta-fakta hukumnya, ini enggak ada yang bisa mengelak ini,” tegasnya.

“Ini sudah game over ya, sudah selesai, tinggal kita lihat drama-drama dan telenovela yang terjadi,” sambungnya...... Selengkapnya Baca: DAFTAR NAMA 12 Orang Berpotensi Tersangka Terkait Ijazah Jokowi, Silfester: Sudah Game Over Ya

(*/Tribun-medan.com)

Artikel ini sebagian diolah dari Kompas.com

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved