Berita Nasional

4 Hal Janggal Misteri Tewasnya Arya Daru, Dibongkar Sosiolog: Keterlibatan Orang Lain

Selain terlilit lakban, kepala Arya Daru juga terbungkus plastik.  Pintu slot kamar terkunci dari dalam saat penjaga kos membuka paksa kamar.

ig/ddaru_chee
JEJAK TERAKHIR KORBAN- Diplomat Arya Daru sempat naik ke rooftop kantor Kemlu dengan membawa tas gendong dan kantong belanja, namun keduanya tak lagi terlihat saat ia turun 

TRIBUN-MEDAN.com - Empat poin kejanggalan kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan dibeberkan Sosiolog Kriminal Soeprapto.

Drs. Soeprapto, S.U. adalah seorang sosiolog kriminal yang pernah menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ia dikenal karena kontribusinya dalam memahami dan mengatasi fenomena kejahatan jalanan di Indonesia, khususnya yang dikenal dengan istilah klitih di Yogyakarta.

Seperti diketahui sebelumnya pada Selasa (8/7/2025), Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di sebuah kamar kos kawasan MentengJakarta Pusat . 

Hingga kini belum ada kejelasan apakah Arya bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan, meski ditemukan dalam kondisi tragis dengan kepala terbungkus plastik dan terlilit lakban.

Menanggapi misteri ini, menurut dia, penyelidik patut mendalami lebih dalam.

DIPLOMAT TEWAS - Rekaman CCTV momen semalam sebelum Diplomat muda Kementrian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di indekosnya.
DIPLOMAT TEWAS - Rekaman CCTV momen semalam sebelum Diplomat muda Kementrian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di indekosnya. (Tangkapan layar Youtube Kompas TV)

Berbagai spekulasi dimunculkan, namun fakta peristiwa yang ditemukan penyelidik Polda Metro Jaya tak juga memberikan gambaran pasti.

Di antaranya satu hari sebelum kematiannya Senin (7/7/2025), Arya Daru sempat naik ke roof top lantai 12 gedung Kementerian Luar Negeri dengan membawa ransel dan kantong belanjaan.

Selain terlilit lakban, kepala Arya Daru juga terbungkus plastik. 

Pintu slot kamar terkunci dari dalam saat penjaga kos membuka paksa kamar Arya Daru.

Handphone Arya Daru pun menghilang tanpa kejelasan.

Detik-detik saat Arya Daru membuang kantong kresek hitam dari kamar kosnya pun belum diketahui apa isinya.

Rekaman pengawas CCTV di kos Arya Daru dibilangan Menteng Jakarga Pusat 'jumping' tak diketahui pasti apa yang terjadi setelah diplomat muda itu kembali ke kamar.

Soeprapto membedah satu per satu temuan-temuan yang sudah disampaikan kepada publik.

Pertama soal temuan bukti bahwa Arya Daru sempat naik ke rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu.

Hal ini dapat menjadi tambahan bahan bagi polisi untuk menguak kasus ini mengarah ke mana.

"Perlu diperjelas dengan mengkaji isi tas plastik dan tas punggungnya apakah hanya dokumen, atau hanya pakaian, atau keduanya," terang Soeprapto kepada wartawan, Sabtu (26/7/2025). 

"Kemudian dilihat CCTV-nya apakah hanya sendirian, atau bertemu dan atau berkomunikasi dengan seseorang," tambahnya.

Kedua, menurutnya, plastik dan lakban di wajah Arya Daru jika dilakukan sendiri perlu didalami atas tekanan dari siapa.

Dia menilai penyelidik mesti memeriksa bungkusan plastik yang dibuang sebelum ditemukan meninggal.

"Apakah ada tanda-tanda obat bius atau zat yang befungsi untuk melumpuhkan korban agar tidak melakukan perlawanan saat dieksekusi, kemudian disinkronkan dengan hasil otopsi," paparnya.

Ketiga menyoal akses masuk pintu kos yang slotnya hanya bisa dibuka dari dalam, belum menjamin bahwa saat itu sudah di slot oleh korban. 

"Jendela juga bisa menjadi akses keluar bagi orang lain dengan mengembalikan posisi slot terkunci jika slotnya vertikal," urai Dosen Purna Universitas Gadjah Mada tersebut.

Keempat terkait handphone Arya Daru yang hilang merupakan sebuah pertanda bahwa ada orang lain yang mengusik kehidupan korban di malam itu.

"Dari rangkaian temuan sepertinya kasus ini mengindikasikan keterlibatan orang lain," imbuhnya.

Diketahui, diplomat muda ADP (39) ditemukan tewas di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

Laporan kepolisian saat awal penemuan mayat, kepala korban terlilit lakban warna kuning.

Posisi tubuh korban berada di atas tempat tidur. 

Pintu kamar dalam keadaan terkunci dari dalam.

Kepolisian juga mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan Arya Daru.

Hasil Autopsi

Hasil autopsi diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP) dari National Security Agency (NSA) yang menyebut penyebab kematiannya karena dibunuh dan bukan bunuh diri ramai beredar.

Terkait hasil autopsi dari NSA yang menyebut kematian diplomat Kemlu, ADP bukanlah bunuh diri melainkan dibunuh atau pembunuhan, Polda Metro Jaya meminta agar menanyakan pada pihak yang menyampaikan.  

Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kabid Humas Polda Metro Jaya menegaskan informasi yang beredar terkait hasil autopsi diplomat Kemlu, ADP tersebut tidak resmi dan bukan berasal dari kepolisian.  

“Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan kepada pihak yang menyampaikan," kata Ade Ary.    

JEJAK TERAKHIR KORBAN- Diplomat Arya Daru sempat naik ke rooftop kantor Kemlu dengan membawa tas gendong dan kantong belanja, namun keduanya tak lagi terlihat saat ia turun
JEJAK TERAKHIR KORBAN- Diplomat Arya Daru sempat naik ke rooftop kantor Kemlu dengan membawa tas gendong dan kantong belanja, namun keduanya tak lagi terlihat saat ia turun (ig/ddaru_chee)

Yang jelas, kata Ade, semua fakta-fakta yang ditemukan akan dikumpulkan sehingga nanti saat pemeriksaan ini sudah selesai semua, barulah semuanya bisa disimpulkan.

"Ada beberapa ahli yang dilibatkan, beberapa hasilnya sudah ada di tangan penyelidik," kata Ade Ary, kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).

Terkait klaim yang beredar di media sosial tersebut, Ade Ary tidak secara langsung menyebutnya sebagai hoaks. 

Namun, ia menyatakan informasi tersebut tetap akan menjadi bagian dari bahan analisis penyelidikan.

“Saya tidak bisa menyebut (hoaks) ya, atau tidak bisa mengomentari, yang jelas itu akan menjadi bagian yang didalami oleh penyelidik.

Kami imbau masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial dan berhati-hati dalam menyikapi informasi,” ujarnya.

Ade Ary menegaskan, proses penyelidikan masih terus berlangsung dan melibatkan berbagai ahli dari beragam disiplin ilmu.

“Beberapa hasil pemeriksaan dari para ahli memang sudah kami terima, namun masih ada yang belum.

Setelah semuanya lengkap, akan kami sampaikan secara utuh.

Setiap ahli akan diminta menjelaskan hasil pemeriksaannya sesuai kompetensinya,” jelasnya.

Ia menekankan, penyelidikan dilakukan dengan pendekatan berbasis ilmiah atau scientific crime investigation.

“Kami tetap berpegang pada prinsip pengungkapan berbasis ilmiah, dengan melibatkan berbagai ahli, pengumpulan fakta yang komprehensif, serta metode pembuktian yang ketat dan hati-hati.

Semua ini dilakukan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved