Medan Terkini
Harga Beras 'Meroket' Lampaui HET, Kadis Perindag Medan Benny: Kilang Juga Susah Pasokan Gabah
Dinas Koperasi UKM Perindag telah melakukan penelusuran ke lapangan untuk mencari akar penyebab meroketnya harga beras.
Penulis: Dedy Kurniawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Harga beras 'meroket' melampaui Harga Eceran Tertinggi di Kota Medan. Hal itu dibenarkan Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Dinas Koperasi UKM Perindag), Senin (21/7/2025)
Kadis Koperasi UKM Perindag Medan, Benny Iskandar Nasution, telah mengecek data harga beras ke pasar, dan mendapat kabar melambungnya harga beras di Kota Medan. Bahkan, harga beras dijual di pasaran telah melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Sudah kita cek langsung harga beras beredar memang melambung cukup tinggi. Di pasaran, harga beras saat ini sudah melewati HET," kata Benny Iskandar Nasution.
Merespons hal kondisi ini, Dinas Koperasi UKM Perindag telah melakukan penelusuran ke lapangan untuk mencari akar penyebab meroketnya harga beras.
Penyebabnya dikarenakan pasokan gabah ke kilang-kilang padi juga menurun untuk kawasan Medan dan sekitar.
"Tim kita sudah terjun langsung ke lapangan untuk melaksanakan cek dan ricek ke lapangan, kilang-kilang padi ternyata tidak mendapatkan suplai atau pasokan yang cukup, jumlahnya berkurang dari biasanya. Dan gabah yang masuk sedikit. Kilang-kilang juga kesusahan mendapatkan suplai gabah, itu sebabnya terjadi lonjakan harga beras melampaui HET," ungkap Benny Iskandar Nasution.
Benny mengatakan, Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas telah memberi arahan ke dinasnya berupaya untuk menstabilkan harga beras di Kota Medan. Yang direspon dengan melakukan pengawasan mulai dari tingkat distributor hingga ke pasar-pasar tradisional dan modern.
"Arahan ke kita terus melakukan pengawasan. Sejauh ini, kita tidak melihat adanya permainan di distributor yang melakukan penimbunan ataupun hal-hal lain yang membuat harga beras menjadi mahal. Beras melambung tinggi karena karena berkurangnya suplai ke kilang-kilang padi," katanya.
Kondisi beras yang telah melampaui HET tersebut telah dilaporkan Pemko Medan kepada Pemerintah Pusat. Selain itu, lanjut Benny, belum ada sanksi yang diberikan kepada distributor maupun pedagang yang menjual harga beras di atas HET.
"Belum ada soal sanksi, mahalnya harga beras murni karena minimnya suplai gabah, bukan karena adanya permainan di tingkat distributor maupun pedagang. Belum ada instruksi pemberian sanksi. Kita fokus dulu ke pengawasan stok dan distribusi," jelas Benny Iskandar Nasution.
Beras Premium Oplosan
Pemko Medan juga terus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap peredaran beras oplosan, termasuk yang premium di pasar modern. Hal ini melindungi konsumen seperti yang terjadi di Jawa
"Pengawasan dam penindakan terhadap beras oplosan juga sedang kita lakukan. Sampai saat ini di Medan belum ada kami temukan adanya kasus beras oplosan beredar. Kalau ada ditemukan akan langsung ditindak tegas dan ditarik dari pasaran agar konsumen terlindungi," pungkasnya.
(Dyk/Tribun-Medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
| Kejatisu Sita Lagi Rp 113 Miliar Uang Korupsi Penjualan Aset PTPN ke Ciputra Land |
|
|---|
| Mobil Tertabrak Kereta Api di Perlintasan Stasiun Lama Kampung Lalang, Sopir Avanza Kabur |
|
|---|
| Ratusan Pecinta Buku Antusias Kunjungi Bazar Big Bad Wolf di Medan, Ada Promo Cashback 20 Persen |
|
|---|
| Rekti Yoewono Berbagi Wawasan soal Membangun Sound di Soundrenaline Sana Sini di Medan |
|
|---|
| Kondisi Terkini Mahasiswa UNIKA yang Ditemukan Bersimbah Darah di Kuburan Pamannya, Sempat Koma |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Razia-harga-beras-di-Medan_Disperindag-Medan_.jpg)