Sumut Terkini

Puluhan Tenaga Honorer di Tanjungbalai Unjuk Rasa di Kantor DPRD setelah Dirumahkan

Kantor DPRD Tanjungbalai diramaikan oleh puluhan pekerja honorer berpakaian putih hitam melakukan aksi unjuk rasa setelah dirumahkan.

|
TRIBUN MEDAN/ALIF ALQADRI HARAHAP
UNJUK RASA: Aksi demontrasi puluhan honor yang dirumahkan Pemko Tanjungbalai di kantor DPRD Tanjungbalai menuntut agar pekerja honor dapat kembali diperdayakan, Kamis (17/7/2025). DPRD sebut sudah berkoordinasi dengan Menpan-RB. (Alif Alqadri Harahap/tribun-medan.com) 

TRIBUN-MEDAN.com, TANJUNGBALAI - Kantor dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Tanjungbalai diramaikan oleh puluhan pekerja honorer berpakaian putih hitam melakukan aksi unjuk rasa setelah dirumahkan.

Aksi yang berlangsung damai tersebut menuntut agar rencana dirumahkannya tenaga honorer dapat dibatalkan dan seluruh pekerja honorer dapat kembali bekerja.

Kordinator aksi, Andrean Hanif mengaku dirumahkannya para honorer ini merupakan hal yang tidak masuk logika dan dituding adanya proyek besar dibelakangnya.

"Kami datang kemari untuk menuntut hak kami sebagai honorer setelah dirumahkan oleh Pemko Tanjungbalai. Ini sungguh tidak sesuai dengan perintah Menpan-RB yang harusnya mengangkat menjadi P3K bukan dirumahkan," ungkap kordinator aksi, Andrean Hanif, Kamis (17/7/2025).

Lanjutnya, alasan Pemko Tanjungbalai yang mengaku tidak memiliki anggaran untuk membayarkan gaji para honorer, namun akan digantikan ke tenaga outsourcing.

"Kalau katanya tidak ada anggaran, tenaga outsourcing itu lebih mahal dari pada gaji kami. Kami menduga kuat adanya permainan dibelakang pemecatan ini. Ada janji-janji politik yang dijanjikan oleh pemko Tanjungbalai kepada oknum-oknum tertentu," ujarnya.

Ia mengancam akan melakukan aksi menginap apabila rencana dirumahkannya tenaga honorer tidak dirubah, dan akan membawa massa lebih banyak.

"Masalah efisiensi tidak ada. Kami akan menginap. Kenapa, karena ada yang 18 tahun dan dan ada yang 19 tahun, datanya di tahun 2022 ada di database, tiba-tiba hilang tahun 2025. Yang baru dua dan tiga tahun malah mereka yang masuk sebagai P3K," katanya.

Ia mengaku, DPRD Tanjungbalai tidak pro rakyat karena ketua DPRD Tanjungbalai adalah ipar dari Walikota Tanjungbalai.

Sementara, anggota DPRD Tanjungbalai, Mas'ud mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke Menpan-RB untuk mencari solusi. Menurutnya, ini bukan hanya menjadi masalah Kota Tanjungbalai, namun menjadi masalah nasional.

"Kami masih melakukan kordinasi ke Menpan-RB. Tapi mereka mengaku saat ini bukan hanya permasalahan di Tanjungbalai saja, namun menjadi masalah nasional," ungkap Mas'ud.

Ia meminta para honorer bersabar selama pihaknya masih mencoba berkordinasi dengan Menpan-RB agar bisa mendapatkan solusi.

(cr2/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter dan WA Channel

Berita viral lainnya di Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved