Berita Viral

PILU Bocah Manusia Silver Dimarahi Ibu Gegara Hasil Mengemis Sedikit, Pemerintah Temui Orangtua

Video anak manusia silver dimarahi ibunya gegara hasil mengemis sedikit. Peristiwa yang terjadi di OKU Timur, Sumsel ini membuat netizen sedih.

Dokumentasi Warga
MANUSIA SILVER -- Seorang anak yang dicat perak duduk menangis di pinggir jalan kawasan Kotabaru, OKU Timur, setelah dimarahi ibunya karena tidak mendapatkan uang, Kamis (17/07/2025). Kejadian ini terekam dalam video viral yang memantik reaksi publik dan pemerintah setempat. 

TRIBUN-MEDAN.com - Video anak manusia silver dimarahi ibunya gegara hasil mengemis sedikit. Peristiwa yang terjadi di OKU Timur, Sumsel ini membuat netizen sedih. 

Padahal, anak-anak itu seharusnya belajar di sekolah dan bermain bukan mengemis di jalanan. 

Video berdurasi 1 menit 21 detik ini membuat Pemerintah OKU Timur turun tangan.  

Dalam video itu, si anak yang dicat seluruh tubuhnya dengan warna perak hanya bisa menangis, terdiam menahan isak, saat dimarahi karena tak membawa cukup uang.

Menanggapi kejadian itu, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) OKU Timur langsung bergerak cepat menurunkan tim ke lokasi untuk memastikan kondisi sebenarnya.

"Kami tidak bisa diam. Begitu video itu viral dan disebut terjadi di wilayah OKU Timur, tim kami langsung turun ke lapangan," kata Plt. Kepala Dinas PPPA OKU Timur, Inoferwenti Intan, SE., MM., Kamis (17/07/2025).

Baca juga: Rapat Paripurna RPJMD 2025–2029 Tak Kondusif, DPRD Soroti Ketidakhadiran Kepala OPD

Baca juga: Diduga Ugal-ugalan, Personel PJR Polda Sumut Tabrak Nenek yang Menyeberang di Jl Sisingamangaraja

Baca juga: Bentrok Arab Saudi dan Irak Lagi, Timnas Indonesia Pede Langsung Lolos Piala Dunia 2026

Setelah dilakukan pengecekan intensif, ternyata anak dan ibunya bukanlah warga OKU Timur.

Mereka berasal dari kota luar dan hanya “singgah” di wilayah tersebut untuk mengemis.

Namun hal itu tak mengurangi kepedulian Dinas PPPA.

Pendekatan persuasif tetap dilakukan, dan sang ibu mendapat peringatan keras atas perlakuannya terhadap anak di bawah umur.

"Kami tekankan, tidak boleh ada bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. Apalagi ini dilakukan terhadap anak dan di ruang publik," tegas Inoferwenti.

Menurutnya, memaksa anak mengemis di jalanan, terlebih dalam kondisi tidak layak dan penuh tekanan emosional, jelas termasuk kategori eksploitasi anak.

Ia menyayangkan kondisi itu terjadi saat seharusnya anak-anak berada di lingkungan pendidikan dan pengasuhan yang sehat.

"Seharusnya anak itu belajar di sekolah, bukan berada di jalan dengan tubuh dicat silver demi uang. Ini bentuk eksploitasi yang sangat disayangkan," tambahnya.

Baca juga: Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 - Irak Sulit Dibenam, Timnas Indonesia Bisa Buat Kejutan

Baca juga: Hasil Drawing Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia Jumpa Arab Saudi dan Irak

Meski bukan warga OKU Timur dan tidak menjadi ranah tindakan langsung Dinas PPPA, pihaknya memastikan tetap menjalin koordinasi dengan instansi terkait, termasuk Satpol PP sebagai penegak peraturan daerah.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved