Sumut Terkini

Lebih dari 100 Hektare Kawasan Hutan dan Lahan Masyarakat Hangus Terbakar Saat Musim Kemarau di Toba

Dengan demikian, ia meminta masyarakat sekitar yang berdekatan dengan kawasan hutan agar menjaga supaya tidak terjadi karhutla.

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MAURITS
KEBAKARAN HUTAN- Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH IV Jose Pasaribu saat dimintai keterangan terkait karhutla di Toba saat musim kemarau yang terjdi hingga hari ini, Selasa (15/7/2025). 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE- Sekitar sebulan di musim kemarau, kawasan hutan dan lahan masyarakat di Toba yang terbakar diperkirakan lebih dari 100 hektar.  

Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat KPH IV Jose Pasaribu menjelaskan, saat ini sedang terjadi juga karhutla yang berada dekat dengan Bukit Tolong. 

Dengan demikian, ia meminta masyarakat sekitar yang berdekatan dengan kawasan hutan agar menjaga supaya tidak terjadi karhutla.

"Kita meminta masyarakat yang berada dekat dengan kawasan hutan agar jangan membakar lahan sembarangan baik itu dengan alasan pembersihan lahan atau perladangan," tutur Jose Pasaribu, Selasa (15/7/2025).

Persebaran api semakin cepat didugai karena angin kencang dan rerumputan mengering. Selain itu, medan di kawasan perbukita tersebut tergolong curam.

Sehingga, petugas mengalami kesulitann saat melakukan pemadaman. 

"Sebisa mungkin jangan sempat membakar lahan karena angin bergerak cepat dan datangnya tiba-tiba yang memungkinkan persebaran api cepat terjadi," sambungnya.

"Hingga saat ini luasan kawasan hutan yang terbakar ada sekitar 110 hektar. Itu untuk kawasan hutan dan lahan masyarakat. Jadi yang kita harapkan agar hujan segera datang," terangnya.

Hingga saat ini, proses pemadaman masih berlangsung bahkan BPBD Provsu sudah turun dan turut serta memadamkan api.

Hal bisa dilakukan adalah penyekatan lahan yang terbakar guna memninimalisir persebaran api.

"Saat ini sedang terjadi juga kebakaran di kawasan perbukitan yang berada dekat dengan Bukit Tolong. Kita lakukan penyekatan agar apinya tidak cepat menyebar," tuturnya.

Pihaknya menduga ada unsur kesengajaan melakukan karhutla karena intensitas peristiwa.

"Indikasi adanya faktor kesengajaan, itu masih didalami. Yang menjadi pertanyaan adalah soal terjadinya intensitas kebakaran, terjadi berulang," sambungnya.

"Kita patut curiga dengan kejadian berulang ini. Kita memang belum pernah melakukan pelaporan ke pihak kepolisian terkait hal ini. Dan memang, polisi turut serta datang ke lokasi kebakaran. Kita berharap tidak ada lagi peristiwa seperti ini lagi," sambungnya.

Selanjutnya, ia juga menuturkan kesulitan petugas saat berada di lapangan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved