Berita Viral

TERUNGKAP Juliana Marins Masih Hidup 32 Jam sebelum Jenazahnya Dievakuasi dari Gunung Rinjani NTB

Menurut keterangan Mariana Marins, saudari Juliana, korban baru meninggal setelah terjatuh untuk kali kedua di jalur pendakian. 

|
Editor: AbdiTumanggor

Sekitar pukul 07.51 Wita, seorang turis asal Spanyol kali terakhir melihat Juliana, yang sempat berteriak meminta pertolongan.

"Basarnas baru bisa turun 150 meter dari tebing, sedangkan Juliana berada di kedalaman 220 meter. Meski posisinya masih di tempat semula, mereka tidak akan bisa menjangkaunya karena keterbatasan alat," ujar Mariana. 

PENGAKUAN PEMANDU JULIANA - Foto sosok guide alias pemandu yang dituding meninggalkan Juliana Marins sebelum tewas di jurang Gunung Rinjani. Pemandu itu bernama Ali Musthofa. Pengakuan mengejutkan disampaikan pemandu yang membawa Juliana Marins ke Gunung Rinjani,sebelum ditemukan tewas ada sinar cahaya terpancar dari jurang
Foto Juliana Marins saat bersama pemandu, Ali Musthofa. (Kolase Instagram)

Penyebab kematian Juliana Marins

Otopsi yang dilakukan di Brasil menunjukkan Juliana meninggal karena trauma berat akibat jatuh dari ketinggian.

Penyebab langsung kematian adalah pendarahan internal akibat cedera poliviseral dan politrauma dari benturan energi tinggi.

Dokumen otopsi juga menyebutkan, Juliana sempat bertahan hidup sekitar 10–15 menit setelah benturan terakhir, tetapi dalam kondisi tak mampu bergerak. 

Proses pembalseman jenazah yang sudah dilakukan sebelumnya turut menyulitkan analisis detail, seperti perkiraan waktu kematian yang lebih presisi.

Franklin menjelaskan bahwa pemeriksaan dilakukan dengan radiologi untuk mendeteksi fraktur tulang rusuk, paha, dan panggul.

Patah tulang panggul disertai pendarahan hebat, sedangkan salah satu tulang rusuk diketahui menembus pleura paru-paru, berujung pada kerusakan paru-paru.

"Dia mengalami memar di tengkorak yang menyebabkan pendarahan otak, luka di dahi, hingga patah tulang paha yang membuatnya tidak bisa bergerak sebelum meninggal," terang Franklin. 

Konferensi pers soal hasil otopsi Juliana Marins ini juga dihadiri pengacara publik federal Taísa Bittencourt Leal Queiroz.

Dokter Spesialis Forensik dari Rumah Sakit Bali Mandara, Ida Bagus Putu Alit, juga menyampaikan kesimpulan ini. 

"Meskipun para ahli di Brasil belum bisa menentukan waktu kematian secara tepat, mereka memperkirakan bahwa Juliana bertahan hidup sekitar 10 hingga 15 menit setelah jatuh. Dalam waktu tersebut, korban tidak mungkin bergerak atau memberikan respons yang efektif." 

Hasil autopsi menunjukkan bahwa Juliana meninggal akibat luka dalam dan fraktur di berbagai bagian tubuh, tanpa adanya tanda-tanda hipotermia.

Sebelumnya, keluarga Juliana Marins merasa curiga akan adanya kelalaian dari pihak otoritas Indonesia dalam proses penyelamatan, sehingga mereka meminta autopsi ulang.

PENDAKI GUNUNG JATUH - Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins (27), dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu pagi, (21/06/2025)
Seorang pendaki asal Brasil bernama Juliana Marins (26), dilaporkan jatuh saat mendaki Gunung Rinjani pada Jumat (20/6/2025) (ig/ajulianamarins/Dok.SAR Mataram)
Sumber: Kompas.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved