Pemerintah Bangun Rumah Sakit Pratama di Nias Barat, Ditarget Mampu Tangani Berbagai Penyakit Kritis
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan RS Pratama Nias Barat.
TRIBUN-MEDAN.com, NIAS BARAT - Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan Rumah Sakit Pratama Nias Barat, di Desa Onolimbu, Kecamatan Lahomi, Kabupaten Nias Barat, Jumat (11/7).
Rumah sakit ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win Presiden Prabowo Subianto, yang menargetkan pembangunan 66 rumah sakit di wilayah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T) di Indonesia. Nias Barat menjadi lokasi groundbreaking ke-19 dari program tersebut.
Budi menyebut rumah sakit ini akan ditingkatkan menjadi RS Tipe C dengan kapasitas minimal 100 tempat tidur, dan dilengkapi fasilitas medis modern. RS Pratama ini ditargetkan mampu menangani berbagai penyakit kritis seperti stroke, jantung, gagal ginjal (hemodialisis), kanker, hingga menurunkan angka kematian ibu dan anak.
“Kalau dulu masyarakat Nias Barat harus ke Gunungsitoli atau Medan, nanti cukup datang ke sini. Rumah sakit ini akan punya layanan kemoterapi, patologi anatomi, mamografi, hingga cuci darah,” kata Budi dalam keterangan persnya yang diterima Tribun Medan, Jumat (11/7).
Untuk mendukung layanan tersebut, Budi menekankan pentingnya kehadiran minimal sembilan dokter spesialis serta manajemen rumah sakit yang profesional.
Baca juga: Jembatan Penghubung 3 Kabupaten di Nias Barat Belum Dibangun, Anak Sekolah Berangkat Naik Perahu
Anggaran pembangunan fisik RS Pratama ini sebesar Rp138,2 miliar, bersumber dari pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan. Di luar itu, pemerintah juga mengalokasikan anggaran tambahan sebesar Rp39 miliar khusus untuk pengadaan alat kesehatan (alkes) yang akan menunjang operasional rumah sakit.
Bupati Nias Barat Eliyunus Waruwu menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah pusat atas perhatian terhadap daerahnya. Ia mengungkapkan bahwa selama ini dua rumah sakit yang dimiliki belum berfungsi maksimal, bahkan RSUD Nias Barat sempat kehilangan akreditasi pada 2024, sehingga layanan BPJS tidak bisa diakses masyarakat.
“Kami berharap RS Pratama ini menjadi awal transformasi pelayanan kesehatan di Nias Barat. Ini kebutuhan nyata yang sudah lama kami perjuangkan,” kata Eliyunus.
Sedangkan Wakil Gubernur Sumut, Surya mengharapkan, kehadiran rumah sakit ini bisa meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nias Barat yang saat ini masih berada di posisi terakhir se-Sumatera Utara. (*/top/Tribun-Medan.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Pembangunan-RS-Nias-Barat.jpg)