Sumut Terkini
Penghormatan Terakhir kepada Reynanda Primta Ginting, Kejagung Sampaikan Rasa Bangga
Pelepasan jenazah calon Jaksa yang meninggal dalam tugas itu dihadiri langsung oleh perwakilan Kejaksaan Agung.
Penulis: Anugrah Nasution | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN. com, MEDAN - Jenazah almarhum Reynanda Primta Ginting telah dikebumikan di Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang, Sabtu (5/7/2025).
Pelepasan jenazah calon Jaksa yang meninggal dalam tugas itu dihadiri langsung oleh perwakilan Kejaksaan Agung.
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Febrie Adriansyah menyebut anggota Kejaksaan Negeri Simalungun Reynanda merupakan sosok yang berdedikasi tinggi dalam menjalankan tugas.
Febrie menyampaikan penghormatan terhadap Reynanda pekerjaan yang selama ini menjadi tanggung jawabnya di institusi kejaksaan.
"Ananda almarhum Reynanda telah menunjukkan dedikasi dan komitmen tanpa pamrih dalam menjalankan tugasnya. Memang seperti inilah yang dilakukan almarhum, yang kami sering menyebutnya militansi," ucap Febrie di rumah duka.
Baca juga: Pelarian Kades Kardianto Berbuah Petaka, Disebut Lakukan Korupsi Dana Desa 2024
Baca juga: Tewas saat Kejar Kades Korupsi, Calon Jaksa Kejari Simalungun Ternyata Alumni SMAN 2 Kabanjahe
Febrie mengatakan, Reynanda memiliki dedikasi tinggi yakni dengan rela mempertaruhkan keselamatan jiwanya demi menjalankan tugas.
Menurutnya tindakan itu patut untuk dihargai dan dihormati seluruh jajaran Kejaksaan Agung. Febrie berharap semangat bekerja dengan dedikasi tinggi yang dimiliki Reyandan bisa menjadi contoh.
"Kepada keluarga yang ditinggalkan, terutama orang tua dan saudara-saudara almarhum, serta seluruh kerabat, kami menyampaikan rasa duka sedalam-dalamnya. Namun lebih dari itu, kami menyampaikan rasa hormat sekali dan kebanggaan atas pengabdian almarhum walaupun sebentar di kejaksaan," kata Febrie.
Diketahui, pada Kamis (3/7/2025), Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Medan melalui Pos SAR Tanjung Tanjung Balai bersama tim gabungan mengevakuasi jenazah Reynanda PrimtaGinting di Sungai Asahan, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Sementara Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kapuspenkum), Harli Siregar turut menyampaikan rasa bangga.
Harli yang kini telah ditujuk sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Sumut berharap apa yang dilakukan Reyandan bisa menginspirasi semangat untuk menegakkan hukum.
Baca juga: Tiba di Rumah Duka, Jenazah Almarhum Reynanda Primta Ginting Disambut Isak Tangis
Baca juga: RANGKAIAN Peristiwa Calon Jaksa Reynanda Ginting Meninggal saat Akan Menangkap Oknum Kepala Desa
"Ini saya kira yang harus diingat dan dikobarkan, khususnya semangatnya agar menjadi pemicu bagi insan adhyaksa.
Kami menyampaikan rasa bangga dan penghormatan yang tinggi kepada almarhum atas dedikasi dan teladannya. Ini menjadi cerminan bagi semua insan Adhyaksa untuk dijadikan contoh dalam penegakan hukum yang bermartabat," ujar Harli kepada awak media.,” tutur Harli.
Harli turut menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga yang ditinggalkan. Ia berharap keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan.
"Mudah-mudahan keluarga diberi penghiburan dan kekuatan oleh Tuhan yang Maha Kuasa dalam menghadapinya," ungkapnya.
Sosok Reynanda Primta Ginting (26) merupakan ASN di Kejaksaan Negeri Simalungun.
Berdasarkan data seleksi nasional pengadaan CASN Kejaksaan Agung tahun 2024, Reynanda Primta Ginting kelahiran 20 Juni 1999.
Reynanda Primta Ginting (26) saat ini sebagai Staf Pidsus Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun. Bahkan, disebut-sebut akan menjadi calon Jaksa.
Reynanda Primta Ginting dilaporkan hanyut di Sungai Silau Asahan, Sumut, pada Rabu (2/7/2025) sore.
Kemudian, pada Kamis (3/7/2025) pagi, Reynanda Primta Ginting ditemukan Tim SAR gabungan sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Jenazah Reynanda ditemukan dalam radius tiga kilometer dari lokasi pertama kali dikabarkan hanyut.
Hal itu disampaikan Komandan Regu Pencarian Tim SAR gabungan, Irfanta Sembiring, Kamis (3/7/2025).
"Sesuai laporan yang kami dapat, ada dua orang. Tapi satu sudah berhasil ditemukan yakni Calon Jaksa (Reynanda Prima Ginting) sekitar jam 10.00 wib tadi," ujar Irfanta Sembiring.
"Ditemukan dalam kondisi meninggal, dengan jarak radius kurang lebih 3 kilometer dari titik pertama kali dinyatakan hanyut,"sambungnya.
Korban Reynanda ditemukan dalam kondisi setengah terapung. Sementara, seorang warga lainnya bernama Fahri masih dalam pencarian.
"Untuk satu orang korban lagi masih dalam kami lakukan pencarian dengan teman-teman kita dibawah juga masih sedang melakukan pencarian," ujarnya.
Tim SAR gabungan akan melakukan beberapa manuver pencarian agar Fahri dapat ditemukan.
Penjelasan Kejari Simalungun
Kepala Seksi (Kasi) Intelijen Kejari Simalungun, Edison Sumitro Situmorang mengatakan, Reynanda merupakan calon jaksa yang baru bergabung ke Kejari Simalungun lulusan tahun 2025.
Calon Jaksa muda berusia 26 tahun itu dikenal baik dan loyal dalam bekerja.
"Calon jaksa angkatan 2025 ini. Mereka ikut dalam tim Pidsus untuk mengejar saksi penghulu (kepala desa) yang saat itu didapati di Kisaran,"ujar Edison.
Namun naas, target operasi tindak pidana korupsi tersebut mencoba melarikan diri dengan melompat ke sungai, sehingga korban ikut mengejar.
Diduga kelelahan, korban terbawa arus dan meninggal dunia.
"Kini kami masih menunggu keluarga korban yang pada sampai saat ini masih dalam perjalanan menuju ke sini (Kisaran)," pungkasnya.
Baca juga: Calon Jaksa yang Hanyut karena Kejar Tersangka Korupsi di Sungai Silau Asahan Ditemukan Meninggal
Kronologi Kejadian
Reynanda Prima Ginting (26) yang merupakan staf Pidsus Kejari Simalungun sekaligus calon jaksa, hanyut bersama seorang warga bernama Fahri.
Korban hanyut dan meninggal dunia setelah mengejar seorang Pangulu (Kepala Desa) Banjar Hulu, Kabupaten Simalungun, atas nama Kardianto, di Jalan HM Yamin, Kisaran Naga, Kisaran Timur, Kabupaten Asahan.
Saat hendak diamankan, Pangulu (Kepdes) Kardianto, nekat melompat ke sungai untuk melarikan diri.
Melihat hal itu, Reynanda Primta Ginting bersama warga bernama Fahri tetap berusaha mengejar tersangka.
Nahas, Reynanda dan Fahri malah hanyut terseret arus.
"Tapi, karena si Fahri ini kelelahan, dibantu sama calon jaksa itu. Dua-duanya kelelahan akhirnya keduanya terseret arus," ungkap Edi seorang warga, Kamis (3/7/2025).
Sementara itu, Pangulu (Kepdes) Banjar Hulu Kabupaten Simalungun, Kardianto, bersama stafnya telah diamankan oleh Tim Pidsus Kejaksaan Negeri Asahan yang bekerja sama dengan Kejari Simalungun.
Kardianto diduga menggelapkan Dana Desa.
Sebagaimana diketahui Kecamatan Ujung Padang merupakan daerah terluar dari Kabupaten Simalungun yang berbatasan dengan Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
Baca juga: Calon Jaksa yang Hanyut karena Kejar Tersangka Korupsi di Sungai Silau Asahan Ditemukan Meninggal
Rangkai Kejadian
Peristiwa ini terjadi saat tim Pidsus Kejari Simalungun tengah melakukan penjemputan terhadap dua saksi dugaan tindak pidana korupsi dana desa di Nagori (Desa) Banjar Hulu, Kabupaten Simalungun.
Kedua saksi itu adalah Pangulu (Kepala Desa) bernama Kardianto dan bendaharanya bernama, Bambang Surya Siregar, yang saat itu sedang berada di sebuah kafe di tepi Sungai Silau, Kisaran.
Mulanya tim Pidsus datang ke lokasi untuk menjemput dan memeriksa saksi dalam kasus korupsi dana desa.
Namun, dalam penjemputan tersebut tidak berjalan mulus.
Salah satu saksi, Pangulu (Kepdes) Kardianto melakukan perlawanan dan melarikan diri dengan melompat ke Sungai Silau.
Reynanda Primta Ginting kemudian mengejar ke dalam sungai untuk menangkap sekaligus menyelamatkan Kardianto yang tampak kesulitan di tengah arus.
“Dia (Reynanda) melihat Kardianto akan tenggelam, lalu mengejar dan berhasil menariknya ke pinggir sungai,” ujar Kasi Intelijen Edison Situmorang.
Setelah berhasil menyelamatkan Kardianto, Reynanda justru ikut terseret pusaran arus deras dan menghilang.
Melihat Reynanda terseret arus, adik dari pemilik kafe bernama Fahri langsung melompat untuk menyelamatkannya.
Sayangnya, Reynanda dan Fahri malah tidak berhasil menyelamatkan diri, keduanya pun hanyut. jenazah Reynanda telah ditemukan, sementara Fahri belum.
Diinformasikan, Kejaksaan Negeri Simalungun sudah melakukan pemanggilan hingga 3 kali kepada Kardianto untuk dimintai keterangannya sebagai saksi dalam perkara dugaan korupsi Dana Desa (DD) Nagori (Desa) Banjar Hulu 2024 senilai Rp 400 juta. Namun ketiga panggilan tersebut tidak diindahkan oleh Kardianto.
Akibat dugaan korupsi ini, masyarakat Banjar Hulu sudah beberapa kali melakukan aksi unjuk rasa, baik di Kantor Kejaksaan Simalungun, Kantor DPRD Simalungun, dan Kantor Bupati Simalungun.
Masyarakat Banjar Hulu meminta Kardianto untuk mempertanggungjawabkan dana desa tersebut.
(cr17/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Menteri Agama Nasaruddin Umar hingga Gubernur Sumut Hadiri Zikir Akbar Nasional PPITTNI |
|
|---|
| Sempat Ngaku tak Terima Bansos, Warga Siantar yang Ditemui Dinsos Akhirnya Klarifikasi |
|
|---|
| Dalam Sehari, Tim Polres Tanah Karo Sikat 5 Pengedar Sabu Dari Beberapa Lokasi di Berastagi |
|
|---|
| Sekolah Kader PKB Sumut Digelar, Loso Ingatkan Perjuangan Partai dengan NU |
|
|---|
| Tokoh Simalungun Dr Sarmedi Purba Adukan Masalah Sihaporas ke Komnas HAM |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Foto-PROSESI-PEMAKAMAN-REYANDAN-GINTING-Kejagung-saat-melayat.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.