Berita Viral

NASIB Bagas Saputra Disetrum dan Disiksa di Kamboja, Sempat VC dengan Pelaku: Minta Tebusan 40 Juta

Pemuda asal Sukabumi bernama Muhammad Bagas Saputra mengalami penyiksaan di Kamboja.

|
Dok. Pribadi
MINTA TEBUSAN - Video call antara pihak perusahaan dan keluarga Bagas di Sukabumi. Pihak perusahaan di Kamboja meminta uang tebusan Rp 40 juta. 

TRIBUN-MEDAN.com - Pemuda asal Sukabumi bernama Muhammad Bagas Saputra mengalami penyiksaan di Kamboja. Pelaku menghubungi keluarga untuk menyediakan uang tebusan Rp 40 juta. 

Berdasarkan kronologi, bagas pergi ke Kamboja pada April 2024 untuk bekerja di perusahaan pelayaran.  

Namun, pada Juni 2024, keluarga menerima kabar Bagas diturunkan di pelabuhan di Cina setelah terjadi perselisihan dengan warga lokal.

Kini Bagas dikabarkan menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

 Kakak Bagas, Rangga Saputra (26), menjelaskan, adiknya dan beberapa temannya ditinggal tanpa uang sepeser pun. 

Menurut Rangga, kapten kapal yang berkebangsaan Cina memilih memihak warga lokal dan meninggalkan Bagas bersama tiga atau empat temannya di pelabuhan tersebut.

Baca juga: TANGIS Suami di Cimahi, Mengamuk Istrinya Meninggal, Diduga Telat Ditangani RS: Saya Tidak Terima

Baca juga: PILU Ibu Muda Meninggal Diduga Ditelantarkan RSUD Cibabat, Suami Histeris, Dokter Sedang Libur

Sejak saat itu, keluarga tidak lagi mendapat kabar hingga Bagas kembali menghubungi mereka pada 27 Juni 2025. 

Dalam pesan terakhirnya, Bagas mengaku telah berada di Kamboja dan berencana pulang ke Indonesia pada Agustus 2025.

Namun, tak lama setelah itu keluarga menerima video call yang memperlihatkan aksi penyiksaan terhadap Bagas oleh pihak perusahaan.

"Siangnya adik saya ngabarin baik-baik saja. Tapi sorenya, bosnya langsung video call, ngelihatin adik saya lagi disetrum dan dicambuk," ungkap Rangga, Selasa (1/7/2025).

Bagas diduga disiksa karena tidak mampu mencapai target kerja yang ditetapkan oleh perusahaan.

Rangga menyebut adiknya terlibat dalam pekerjaan yang mengarah pada penipuan daring atau scam.

"Setahu saya kerjaan di sana scam gitu. Intinya adik saya enggak kekejar target, jadi kena denda dan disiksa," katanya.

Pihak keluarga berharap ada bantuan dari pemerintah Indonesia melalui perwakilan di luar negeri untuk menyelamatkan dan memulangkan Bagas secepatnya.

""Kalau keluarga di sini udah pasti kaget, sedih juga enggak terima kalau adik saya diperlukan begitu, khawatir sudah pasti. Makanya saya pengen cepat-cepat, mudah-mudahan adik saya bisa ketemu lagi dengan selamat bisa pulang dengan keadaan utuh," ungkapnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved