Sumut Terkini
Dampak Musim Kemarau, Debit Air Menurun, Perumda Lae Nchiho Dairi Imbau Warga Hemat Air
Hal ini dikarenakan dampak dari musim kemarau yang sudah melanda Kabupaten Dairi, dimana sudah hampir 4 minggu tidak turun hujan.
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Lae Nchiho Kabupaten Dairi mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk menghemat air, Senin (30/6/2025).
Hal itu diungkapkan Dirut Perumda Air Minum Lae Chiho, Wahlin Munthe.
Katanya, saat ini debit air baku yang menjadi sumber penyaluran ke rumah warga mulai berkurang.
Hal ini dikarenakan dampak dari musim kemarau yang sudah melanda Kabupaten Dairi, dimana sudah hampir 4 minggu tidak turun hujan.
"Dampak dari musim kemarau yang saat ini kita hadapi sudah hampir 4 minggu tak hujan - hujan. Tentunya barangkali kita mengandalkan air baku kita yakni air permukaan, artinya menggunakan sungai - sungai kecil yang menurun, " ujarnya.
Terkhusus di Kecamatan Sidikalang, terdapat 4 sumber mata air yang dijadikan untuk mengaliri air ke rumah warga yakni Lae Mbulan, Sitio - Tio, Lae Cimberak, dan Lae Nuaha.
"Nah yang paling berkurang sekarang ini Lae Nuaha. Bahkan berkurang sekitar 50 persen dari normalnya. Kita berharap, dimurahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa, untuk turun hujan, " ungkapnya.
Maka demikian, pihaknya berharap kepada para pelanggan, untuk menghemat air.
"Kalau sudah selesai di pakai, ya di tutup lah. Jangan sampai terbuang. Bahkan kalau ini berlanjut (debit menurun), maka kita akan menerapkan sistem bergilir , sehingga kita pastikan tetap tersalurkan meski tidak seperti biasanya, " katanya.
Selain musim kemarau, dampak kekurangan debit air juga disebabkan gundulnya hutan di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi.
Salah satunya Kecamatan Lae Parira, Kecamatan Tigalingga, dan Kecamatan Tanah Pinem. Akibat dari gundulnya hutan itu menyebabkan daya serapan air akan menjadi berkurang.
"Kalau kita lihat hutan di Dairi ini sudah banyak yang gundul. Ini pasti akan menjadi masalah . Karena penahanan air tidak ada. Kantong air tidak ada, " tegasnya.
Dirinya pun berharap kepada masyarakat untuk tidak menebang pohon secara liar, karena akan berdampak kepada penyaluran air ke rumah warga.
"Berhentilah menebang pohon. Jangan lagi lah. Terutama kepada pelayanan kita di 3 kecamatan itu. Karena disana hutan sudah 60 persen gundul, "pintanya.
Pihaknya pun akan tetap mengusahakan agar tetap memberikan pelayanan terbaik dengan menyalurkan air ke rumah warga.
"Kami tahu bahwa air itu sangat penting bagi kehidupan kita. Kami akan tetap berupaya agar air tersebut tetap berjalan ke rumah pelanggan kami, " tutup Wahlin.
(Cr7/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| 41 Ribu Siswa di Nias akan Dapat Program Sekolah Gratis dari Pemprov Sumut Tahun Depan |
|
|---|
| Polda Sumut Gagalkan Pengiriman 225 Kg Ganja ke Kota Medan, 2 Warga Aceh Ditangkap di Kabupaten Karo |
|
|---|
| Yad Hapizudin Sumbang Emas Pertama untuk Indonesia di 17th SEA U18–U20 Athletics Championship 2025 |
|
|---|
| Enam OPD Pemprov Sumut Kembali Kosong, Ini Kata Gubsu Bobby Nasution |
|
|---|
| Kelabui Polisi, Residivis di Karo Simpan Paketan Sabu di Bekas Bungkus Sabun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Dirut-Perumda-Air-Minum-Lae-Chiho-Wahlin-Munthe-saat-dikonfirmasi.jpg)