Sumut Terkini
Sejumlah Situs Benda di Simalungun Jadi Penilaian UNESCO pada 22 Juli 2025 Mendatang
Oleh sebab itu, sebagian besar instalasi infrastruktur kebutuhan Geopark Kaldera Toba berada dalam kewenangan Pemprov Sumut.
Penulis: Alija Magribi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.com, PARAPAT- Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Simalungun, Fikri Damanik menyampaikan bahwa Pemkab Simalungun akan menyambut kedatangan Asesor dari UNESCO pada 22 Juli 2025.
Beberapa situs benda maupun sejarah akan menjadi objek penilaian badan PBB itu.
Diterangkan Fikri, Minggu (29/6/2025) sore, pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan Pemprov Sumut pada pekan depan untuk me-review apa saja yang sudah dilakukan Pemprov dan Pemda dalam upaya meraih status green card Geopark Kaldera Toba tahun ini.
"Jadi Asesor UNESCO tiba di Dana Toba kan tanggal 21-25 Juli 2025. Khusus ke Simalungunnya tanggal 22 Juli 2025 mereka datang," kata Fikri.
"Ada beberapa titik itu yang akan mereka kunjungi seperti ke Pantai Bebas, Ke Aek Nauli Conservation Camp, Simpang Patra Jasa dan Mongkey Forest. Mereka kemudian akan ke Tugu Perjuangan, karena di sekitar situ ada bebatuan vulkanik pecahan erupsi Gunung Toba," kata Fikri.
Fikri menyebut bahwa berdasarkan komunikasi dari Pemprov Sumut, upaya untuk menunjang segala kebutuhan dalam meraih Geopark Kaldera Toba mendapat tantangan keterbatasan anggaran.
"Karena tuntutan dari asesor kan Kawasan Danau Toba wajib memiliki penanda dan penjelasan ilmiah. Nah yang sifatnya fisik-fisik itu diakomodir Pemprov. Kemudian di kita (Pemkab) hanya bersifat pemeliharaan warisan budaya dunia seperti bersih-bersih sampah, geo-produk, dan sosialisasi geo-site, itu aja permintaan," kata Fikri.
Oleh sebab itu, sebagian besar instalasi infrastruktur kebutuhan Geopark Kaldera Toba berada dalam kewenangan Pemprov Sumut.
Sejauh ini, Pemkab Simalungun melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terus berupaya memenuhi kebutuhan penilaian UNESCO.
Sebagaimana diketahui, sejak 2023, Kaldera Toba mendapat Kartu Kuning dari UNESCO lantaran dianggap tak diperhatikan.
"Sejak 2023 itu, sampai sekarang, kita di daerah sudah berupaya untuk mengembalikan lagi gelora di Danau Toba x mulai dari membuat side event F1H2O, konser-konser, bazaar, pengembangan Geoproduk seperti mangga lokal, lomba masak panganan lokal, bersih-bersih Danau dan sebagainya," pungkas Fikri.
(alj/tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
| Bertemu Tetua Adat Selama 2 Jam, Bobby Sepakat TPL Ditutup: Surat Rekomendasi Paling Lama Seminggu |
|
|---|
| Tahun 2026, Dinas PRKP Siantar Pakai Eks-Rumah Singgah Covid-19 Sebagai Kantor Baru |
|
|---|
| Akademisi Asia Tenggara Bedah Geopolitik Presiden Prabowo dalam Seminar Internasional di UINSU |
|
|---|
| Polres Tanah Karo Terbitkan Informasi DPO Pelaku yang Terlibat Dalam Pembunuhan Warga Nias |
|
|---|
| Warga Miskin di Deli Serdang Bingung Setelah Disuruh Mundur jadi PKH |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/VALIDASI-GEOPARK-UNESCO-Pantai-Bebas-di-Parapat-Simalungun.jpg)