Berita Intenasional
Dampak Perang Iran Vs Israel Bagi Indonesia Menurut Para Pakar
Dampak perang Iran Vs Israel terhadap Indonesia bisa menimbulkan masalah ekonomi yang cukup serius. Misalnya soal harga minyak jumlah PHK
TRIBUN-MEDAN.COM,- Ketegangan antara Iran Vs Israel dikhawatirkan membawa dampak perang terhadap Indonesia.
Adapun dampak perang Iran Vs Israel ini bisa melibatkan banyak sektor, mulai dari perekonomian hingga keamanan.
Banyak pihak, termasuk sejumlah pakar yang mewanti-wanti pemerintah terhadap dampak perang ini.
Meski lokasi perang jauh dari Indonesia, tapi skala guncangan ketegangan ini bisa sampai ke Nusantara lewat problem ekonomi yang patut diwaspadai.
Baca juga: Harga Bitcoin Terbaru di Tengah Perang Iran, Ini Saran Bagi Investor
Baca juga: ESKALASI Israel-Iran, Rusia Waspadai Perang Nuklir, China Menghemat, Sri Mulyani Minta RI Siap-siap
Pakar Ekonomi Politik Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Prof. Faris Al-Fadhat, M.A., Ph.D., menyampaikan bahwa perang ini berpotensi menekan pasar Iran, bahkan bisa berujung pada penghentian total aktivitas ekspor-impor negara tersebut.
“Konflik ini bukan hanya ancaman politik dan keamanan, tetapi juga berdampak ekonomi. Jika pasokan dari Iran terganggu, termasuk untuk produk yang biasa diekspor dari Indonesia, maka rantai pasok domestik akan ikut terdampak,” ujar Prof. Faris, dikutip dari laman umy.ac.id, Selasa (24/6/2025)
Wakil Rektor Bidang Pengembangan Universitas dan AIK UMY ini mengatakan, meskipun nilai perdagangan Indonesia dengan Iran tergolong kecil, yakni di bawah 200 juta USD, dampaknya tetap signifikan karena produk ekspor tersebut sebagian besar diproduksi di dalam negeri.
Gangguan ekspor berarti terganggunya kegiatan produksi nasional, yang pada gilirannya dapat mengguncang stabilitas ekonomi.
Faris juga mengingatkan bahwa Indonesia sangat bergantung pada negara lain untuk pasokan energi, khususnya dari Qatar dan Arab Saudi.
Volume perdagangan dengan Qatar mencapai 680 juta USD, dan hampir 800 juta USD dengan Arab Saudi.
Baca juga: NETANYAHU Sebut Lokasi Persembunyian 60 Persen Uranium Iran: Kami Bertindak Demi Masyarakat Israel
Baca juga: TERBARU Reaksi Rusia-China-Turki-Indonesia setelah Amerika Serikat Ikut Bombardir 3 Wilayah Iran
“Jika konflik memburuk dan menyeret kedua negara itu, Indonesia bisa terdampak lebih besar, terutama pada sektor energi yang sangat krusial,” imbuhnya.
Pengamat komoditas, Lukman Leong menganalisis, bahwa perang Iran Vs Israel ini akan membawa dampak pada harga minyak dunia.
Terlebih, Iran merupakan salah satu produsen besar minyak dunia dengan produksi sekitar 3,3 juta barel per hari.
Meski demikian, ia memperkirakan konflik itu tidak akan membawa harga minyak dunia hingga ke atas 80 dollar AS per barel. Tren kenaikan harga itu diyakini tidak akan bertahan lama.
”Saya perkirakan OPEC+ (aliansi negara produsen minyak) akan bisa segera menawarkan kenaikan produksi ke negara-negara produsen. Dari sisi logistik, Iran sendiri masih dalam negosiasi dengan Amerika Serikat dan diperkirakan tidak akan gegabah menutup Selat Hormuz, yang bisa membawa mereka dalam posisi diplomasi yang lebih buruk,” katanya dikutip dari Kompas.id.
Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengakui gejolak harga minyak global masih akan berlangsung sejalan dengan eskalasi geopolitik yang sedang terjadi.
Dampak terhadap kenaikan anggaran belanja subsidi dan kompensasi energi nantinya tidak semata terjadi karena kenaikan harga minyak, tetapi juga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
”Ini akan terus kita update, akan kita laporkan di lapsem (laporan sementara APBN semester I-2025) ke DPR untuk realisasi hingga pertengahan tahun dan juga outlook hingga akhir tahun,” ujarnya.
Berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro 2025, patokan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) adalah 82 dollar AS per barel.
Apabila dibandingkan dengan ICP Mei 2025, rata-rata harga minyak mentah Indonesia adalah 65,29 dollar AS per barel.
Saat ini, lonjakan harga minyak dunia berkisar 72–74 dollar AS per barel, lebih rendah daripada asumsi ICP yang termaktub dalam APBN 2025 senilai 82 dollar AS per barel.
”Konflik Iran-Israel pasti berpengaruh ke APBN, tetapi masih di dalam track record yang ditetapkan,” kata Febrio.
Presiden Asosiasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (Aspirasi) Mirah Sumirat mengatakan, angka pemutusan hubungan kerja (PHK) diperkirakan bisa tembus 100.000 orang jika konflik Iran-Israel berkepanjangan.
Namun, angka tersebut diperkirakan terjadi sampai akhir 2025 jika konflik kedua negara tidak bisa berhenti.
"Saya yakin, seyakin-yakinnya itu (angka PHK) akan mencapai 100.000 nanti akhir tahun. Kalau memang perang ini tidak bisa berhenti, gitu ya. Saya yakin segitu," ujar Mirah di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Senin (23/6/2025), dikutip dari Kompas.com.
"Kalau perang berhenti mungkin (angka PHK) 80 ribuan. Dampak bukan hanya dari perang, tapi memang dari dampak dalam negeri kita, ekonomi kita," lanjutnya.
Keyakinan Mirah juga merujuk pada angka PHK yang dicatat oleh Aspirasi per Juni ini mencapai 78.000 orang.
Kemudian, dampak perang Ukraina-Rusia juga dirasakan di sektor industri tekstil dan alas kaki yang pesanannya menurun.
Khusus untuk perang Iran-Israel, menurut Mirah, sektor otomotif sudah mulai menyampaikan kekhawatiran akan terdampak.
"Ya, pasti ngaruh, sangat ngaruh. Orang kemarin yang perang Ukraina-Rusia saja mereka berpengaruh ke sektor industri tekstil, alas kaki, dan turunannya. Apalagi Israel-Iran," tuturnya.
"Apalagi Amerika ikut-ikutan. Artinya sektor otomotif sudah mulai menyampaikan kepada kami bahwa ini akan terjadi, dalam tanda kutip, dampak daripada perang Iran dan Israel," tambah Mirah.
Pendapat Anggota DPR RI
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, M Hanif Dhakiri, mengingatkan pemerintah untuk tidak meremehkan dampak ekonomi dari eskalasi konflik antara Israel dan Iran yang kini melibatkan langsung Amerika Serikat.
Menurut Hanif, ketegangan geopolitik ini berpotensi menimbulkan guncangan serius terhadap ekonomi global, yang dapat berdampak sistemik pada perekonomian Indonesia.
Dampak Ekonomi Global
Hanif menyatakan, "Perang ini bukan sekadar konflik regional. Ini adalah guncangan geopolitik yang bisa memicu krisis energi global, memperlemah rupiah, mendorong inflasi, dan memperbesar beban fiskal."
Ia menekankan bahwa pemerintah harus memiliki skenario krisis yang terukur untuk menghadapi situasi ini.
Lonjakan harga minyak dunia yang telah menembus angka USD 100 per barrel disebut Hanif sebagai sinyal bahaya pertama.
Sebagai negara pengimpor minyak, Indonesia sangat rentan terhadap tekanan harga energi yang tinggi.
Hal ini dapat menyebabkan lonjakan subsidi energi dan memperlebar defisit anggaran negara.(tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram dan Twitter dan WA Channel
Berita viral lainnya di Tribun Medan
Berita Ini Telah Tayang di Tribunnews.com, Kompas.com, dan Kompas.id
| Pengantin Perempuan Tampak Cemberut di Pernikahan meski Diberi Mahar Miliaran, Diduga Dipaksa Nikah |
|
|---|
| Pria Dibunuh Beberapa Jam setelah Pernikahan, Sang Istri Ternyata Ingin Menguasai Harta Suami |
|
|---|
| Profil Azerbaijan Airlines, Pesawat yang Jatuh Terkena Tembakan Rusia Menewaskan 38 Warga Sipil |
|
|---|
| Robbie Williams, Penyanyi Asal Inggris Ditolak Tampil di Turki Atas Tuduhan Zionisme |
|
|---|
| Jokowi Masuk Daftar Dewan Penasihat Global Bloomberg, Ini Tugas dan Nama 22 Tokoh Lainnya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/dampak-perang-Iran-vs-Israel.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.