Bitcoin

Harga Bitcoin Terbaru di Tengah Perang Iran, Ini Saran Bagi Investor

Harta Bitcoin anjlok setelah Amerika Serikat menyerang Iran. Pada Senin (23/6/2025), harga Bitcoin merosot 3,8% ke level US$98.904.

Editor: Array A Argus
ChatGPT/Tribun-medan.com
ANJLOK- Ilustrasi harga Bitcoin yang anjlok di tengah serangan Amerika Serikat terhadap Iran. 

TRIBUN-MEDAN.COM,- Di tengah gejolak Amerika Serikat serang Iran, kini para investor mulai khawatir terhadap harga Bircoin.

Ternyata, perang yang terjadi di Iran ini turut membawa dampak pada perkembangan harga Bitcoin.

Sejak Sabtu (21/6/2025) kemarin, harga Bitcoin di pasar internasional terpantau anjlok.

Pada hari ini, Senin (23/6/2025), harganya kembali dilaporkan melemah.

Menurut laporan Bloomberg yang dikutip dari bisnis.com, bahwa harga Bitcoin saat ini di bawah ambang US$100.000.

Baca juga: Deretan Bisnis Gabriel Rey, Pemilik Lamborgini Bitcoin 100K, Mobilnya Hancur Kecelakaan di Tol

Bitcoin berada di zona hijau
Bitcoin berada di zona hijau (Ist)

Dapat dikatakan, harga Bitcoin merosot 3,8 persen ke level US$98.904.

Sementara itu, Ether—aset kripto terbesar kedua setelah Bitcoin—mengalami tekanan lebih dalam, anjlok 10 % hingga menyentuh US$2.157, level intraday terendah sejak 8 Mei.

Dikutip dari Kompas,com, gejolak perang Iran ini memang membawa dampak signifikan terhadap harga Bitcoin.

Pada pada Sabtu (21/6/2025) kemarin berdasarkan catatan platform jual beli aset kripto Indodax, harga Bitcoin tergelincir di bawah 105.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 1,73 miliar (kurs Rp 16.500 per dollar AS).

Penurunan ini disebut terjadi akibat aksi jual dari investor yang berupaya menghindari ketidakpastian situasi global.

Baca juga: Kode Redeem FF Free Fire 23 Juni 2025, Tukarkan dengan Skin dan Senjata Terbaru

“Ketegangan seperti ini memang kerap memicu volatilitas di pasar kripto. Namun di sisi lain, kondisi ini juga membuka peluang konsolidasi dan akumulasi, terutama bagi investor jangka panjang,” ujar Chairman Indodax Oscar Darmawan kepada Kompas.com, Minggu (22/6/2025).

Meski begitu, ia memperkirakan harga aset kripto masih akan bergerak fluktuatif dalam sepekan ke depan, tergantung perkembangan situasi geopolitik dunia.

“Kami mengimbau seluruh investor untuk tetap tenang dan bijak dalam mengambil keputusan investasi. Jangan terjebak kepanikan sesaat,” katanya.

Sebagai platform kripto yang terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indodax menyatakan tetap berkomitmen menyediakan layanan transaksi yang aman dan andal bagi seluruh penggunanya di tengah situasi global yang dinamis ini.

Baca juga: Pemilik Tambang Bitcoin di Sumut yang Rugikan Negara 19,7 Miliar Masih Bebas Berkeliaran

Ilustrasi aneka uang kripto (cryptocurrency).
Ilustrasi aneka uang kripto (cryptocurrency). (nytimes.com)

Saran dan Langkah bagi Investor Bitcoin di Tengah Perang Iran Agar Tidak Merugi

Menghadapi ketidakpastian geopolitik seperti perang Iran-Israel, investor Bitcoin perlu strategi dan langkah hati-hati untuk meminimalkan risiko kerugian sekaligus memanfaatkan peluang.

Berikut saran dan langkah yang dapat diambil berdasarkan kondisi terkini dan analisis pasar:

1. Pantau Level Support dan Resistensi Bitcoin dengan Ketat

Harga Bitcoin saat ini berada di zona support penting sekitar USD 104.500.

Selama level ini bertahan, potensi pemulihan dan kelanjutan tren bullish masih terbuka.

Namun, jika penembusan support terjadi, ada risiko penurunan lebih dalam yang harus diwaspadai.

Investor disarankan memasang stop loss yang tepat dan tidak panik saat volatilitas tinggi.

2. Jangan Terburu-buru Menjual Saat Tekanan Jual Awal

Seperti yang terjadi setelah serangan rudal Israel ke Iran, harga BTC sempat turun tapi kemudian pulih kembali.

Tekanan jual awal adalah reaksi pasar yang wajar di tengah ketidakpastian, namun investor institusional seperti perusahaan Michael Saylor justru melakukan pembelian besar-besaran sebagai sinyal kepercayaan jangka panjang.

3. Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Melakukan pembelian Bitcoin secara berkala dengan jumlah tetap dapat mengurangi risiko membeli pada harga puncak dan memanfaatkan harga turun akibat ketegangan geopolitik.

Strategi ini juga diterapkan oleh investor besar seperti Michael Saylor yang terus mengakumulasi Bitcoin di harga diskon.

4. Diversifikasi Portofolio

Meski Bitcoin dianggap aset safe haven baru, tetap penting untuk tidak menaruh seluruh dana di satu aset saja.

Diversifikasi ke emas, obligasi, atau aset lain dapat mengurangi risiko volatilitas ekstrem akibat perang dan inflasi global.

5. Waspadai Dampak Eskalasi Konflik dan Kebijakan Moneter

Jika konflik meluas dan melibatkan AS, risiko blokade Selat Hormuz dan lonjakan inflasi bisa memicu koreksi harga Bitcoin 10-20 % .

Selain itu, kebijakan The Fed yang menunda pemangkasan suku bunga atau menaikkan suku bunga dapat menekan aset kripto.

Investor harus memantau berita geopolitik dan keputusan bank sentral secara rutin.

6. Pantau Aliran Dana Institusional dan ETF Bitcoin

Aliran dana ke ETF Bitcoin meningkat tajam di tengah ketegangan geopolitik, menandakan kepercayaan investor institusional.

Ini bisa menjadi indikator positif untuk harga Bitcoin jangka menengah. 

Namun, jika aliran dana institusional berbalik arah, waspadai potensi penurunan harga.

7. Jangan Terpancing Isu Spekulatif dan Hoaks

Hindari keputusan investasi berdasarkan rumor atau berita tidak jelas yang dapat memperburuk volatilitas dan menyebabkan kerugian.

8. Siapkan Mental dan Dana Cadangan untuk Volatilitas

Perang dan ketegangan geopolitik meningkatkan volatilitas pasar.

Investor harus siap menghadapi fluktuasi harga yang tajam dan tidak menggunakan dana yang dibutuhkan dalam waktu dekat.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual mata uang kripto. Kami tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual mata uang kripto.(tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di FacebookInstagram dan Twitter    

Berita viral lainnya di Tribun Medan 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved