Ardi Sahputra Pembunuh Satu Keluarga di Aceh Tenggara Ditangkap, Masih Bersaudara dengan Korban

TRIBUN-MEDAN.com - Sepekan dicari, pembunuh satu keluarga di Aceh Tenggara yang bernama Ardi Sahputra akhirnya ditangkap.

Terkuak pelaku masih bersaudara dengan korban. 

Penangkapan pelaku yang menewaskan lima orang dan menyebabkan satu korban kritis di Desa Uning Sigurgur, Kecamatan Babul Rahmah, Aceh Tenggara dilakukan pada Senin (23/6/2025) malam.

Selama sepekan Ardi Sahputra masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) ini langsung menyebar di media sosial.

Baca juga: DPRD Sumut Soroti Banyak Kepala Dinas Rangkap Jabatan, Gubsu Bobby : Kalau Gak Diisi, Masa Kosong?

Sejumlah foto yang menunjukkan aparat kepolisian berpakaian preman tengah mengamankan tersangka beredar luas di grup WhatsApp dan platform media sosial lainnya.

Tersangka diduga kuat sebagai pelaku pembantaian satu keluarga, yang menyebabkan lima orang meninggal dunia dan satu korban lainnya masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sahuddin Kutacane.

Berdasarkan informasi yang diterima oleh TribunGayo.com, tersangka ditangkap di Desa Salim Pinim Kecamatan Tanoh Alas, Aceh Tenggara.

Tersangka kemudian dibawa pakai mobil oleh Tim Gabungan Polres Aceh Tenggara.

Baca juga: Orang Tua Kecewa Pengumuman SPMB di UPT SMPN 23 Medan Tak Sesuai, Nama Anak Hilang dari Pengumuman

Camat Babul Rahmah, Rimandani Pagan SSTP, membenarkan peristiwa penangkapan tersebut. 

Sebelumnya, pihak kepolisian Polres Aceh Tenggara telah memasukkan pelaku dalam DPO.

Sebagaimana diketahui, kasus pembunuhan ini sudah berjalan sepekan sejak kejadian pada tanggal 16 Juni 2025 lalu.

Pintu Gerbang Polres Aceh Tenggara Dijaga Ketat

Kasus pembunuhan lima orang dan satu orang luka-luka di Uning Sigurgur Kecamatan Babul Rahmah Aceh Tenggara memilukan terjadi pada Senin (16/6/2025).

Tersangka yang sempat melarikan diri dan DPO Polres Aceh Tenggara akhirnya berhasil diringkus di Desa Salim Pinem Kecamatan Tanoh Alas Aceh Tenggara, Senin (23/6/2025).

Penangkapan tersangka ini menghebohkan masyarakat Aceh Tenggara.

Bahkan, Polres Aceh Tenggara terpaksa menutup gerbang Mapolres Aceh Tenggara.