Breaking News

Sumut Terkini

Intip Kondisi dan Proses Memasak di Dapur MBG Kecamatan Sidikalang

Dapur tersebut berada di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.

TRIBUN MEDAN/ALVI
Proses persiapan makanan di Dapur SPPG Sidikalang untuk diberikan kepada siswa - siswi yang ada di Kabupaten Dairi, Jumat (13/6/2025). 

TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Yayasan Aur Dairi Menenggoi kembali membuka dapur Satuan Pelayanan Gizi (SPPG)  di Kecamatan Sidikalang.

Dapur tersebut berada di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.

Dalam ruangan dapur tersebut terdapat beberapa proses mulai dari memasak, hingga pengepakan untuk di serahkan kepada para murid.

Eddy Keleng Ate Berutu selaku pendiri Yayasan Aur Dairi Menenggoi bersama Ketua yayasan, Dimitria Tabitha Berutu, Wakil Bupati Dairi, Wahyu Daniel Sagala serta tamu undangan lainnya berkesempatan melihat langsung proses tersebut.

Dengan dipandu Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional wilayah Kabupaten Dairi, Pahlawan Nasution, mereka melihat seluruh isi ruangan.

Sebelum memasuki ruangan, para tamu harus menggunakan alat pelindung lengkap mulai dari masker, nurse cap, sepatu khusus.

Mereka melihat langsung saat para pekerja mempersiapkan makanan yang sudah dimasak yang ditaruh dalam wadah berbahan stainless steel.

Mereka juga melihat langsung gudang makanan yang berbahan kering dan basah, dimana makanan tersebut dipisah dalam ruangan yang berbeda.

Kemudian, di ruangan belakang, para tamu melihat lokasi terkahir yakni proses pencucian wadah makanan yang sudah digunakan oleh para siswa, sebelumnya akhirnya digunakan kembali esok hari.

Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah Kabupaten Dairi, Pahlawan Nasution mengatakan, seluruh proses di dapur tersebut menggunakan protokol yang ketat, demi menjaga terjaminnya gizi kepada anak - anak.

Adapun langkah awal yang dilakukan yakni saat bahan baku masuk ke dapur, harus di cek terlebih dahulu oleh ahli gizi sebelum di olah menjadi makanan.

"Itu harus dicek terlebih dahulu apakah sesuai tidak gizi yang diberikan untuk anak - anak. Apabila ada bahan pokok seperti sayur yang sudah busuk, atau daging yang sudah tidak segar, akan kita kembalikan kepada supplier. Intinya semua makanan yang akan disajikan dalam keadaan fresh (segar), " kata Pahlawan, Minggu (15/6/2025). 

Bahan pokok itupun sengaja dibagi menjadi 2 bagian yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) BGN, yakni memisahkan bahan kering dan bahan basah. Hal tersebut mencegah terjadinya proses kontaminasi silang.

Pahlawan pun menyebutkan, seluruh bahan pokok yang masuk ke dapur harus habis dalam satu hari. Hal itu demi menjaga kualitas makanan agar tetap segar.

"Bahan pokok yang di olah di SPPG ini berasal dari hasil bumi petani lokal, maka akan habis semua. Kecuali ada bahan pokok seperti beras dan minyak makan, itu bisa disimpan selama 2 hari. Tapi gizinya akan tetap dipantau, " ungkapnya.

Setelah lulus oleh ahli gizi, bahan pokok tersebut kemudian diolah menjadi makanan oleh para pekerja yang rata - rata merupakan ibu rumah tangga.

Setelah selesai dimasak, ahli gizi kembali melakukan pengecekan apakah makanan tersebut telah mengandung gizi yang sesuai dengan standar Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang sudah ditetapkan oleh BGN.

Setelah dinilai cukup, maka makanan tersebut akan dikirimkan ke sekolah - sekolah yang menjadi mitra dari pihak penyelenggara.

Makanan yang dikirim pun harus sesuai dengan jumlah siswa yang berada di sekolah, tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang.

"Kami selalu mengingatkan kepada para kepala sekolah, untuk selalu memberikan update jumlah siswa yang hadir, meskipun hanya bertambah 1 orang. Jangan sampai, ada siswa yang tidak dapat makanan, " tegasnya.

Setelah selesai makanan, wadah berbahan stainless steel itu akan kembali dijemput oleh petugas. Disinilah para pekerja dibagian belakang, mulai mencuci wadah tersebut agar digunakan esok hari.

Terkait limbah makanan, pihak BGN sudah berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup, untuk setiap hari membawa sampah.

Proses pengeluaran limbah ini pun berbeda dengan jalur masuk bahan pokok yang akan diolah menjadi makanan, sehingga tidak terjadi kontaminasi silang.

"Untuk jalur bahan masuk, itu dari pintu sebelah kanan. Sementara untuk limbah, keluar dari jalur sebelah kiri. Sehingga tidak ada makanan yang terkontaminasi. Dan tadi pihak dari DLHK juga mengatakan, akan menjemput limbah makanan itu setiap hari. Jadi semua proses bahan masuk dan keluar itu di pantau oleh tim sehingga tetap terjaga kehigienisan serta gizinya," tutup Pahlawan.

(Cr7/tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Berita viral lainnya di Tribun Medan
Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved