Sumut Terkini
Intip Kondisi dan Proses Memasak di Dapur MBG Kecamatan Sidikalang
Dapur tersebut berada di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.
Penulis: Alvi Syahrin Najib Suwitra | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN-MEDAN.COM, SIDIKALANG - Yayasan Aur Dairi Menenggoi kembali membuka dapur Satuan Pelayanan Gizi (SPPG) di Kecamatan Sidikalang.
Dapur tersebut berada di Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi.
Dalam ruangan dapur tersebut terdapat beberapa proses mulai dari memasak, hingga pengepakan untuk di serahkan kepada para murid.
Eddy Keleng Ate Berutu selaku pendiri Yayasan Aur Dairi Menenggoi bersama Ketua yayasan, Dimitria Tabitha Berutu, Wakil Bupati Dairi, Wahyu Daniel Sagala serta tamu undangan lainnya berkesempatan melihat langsung proses tersebut.
Dengan dipandu Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional wilayah Kabupaten Dairi, Pahlawan Nasution, mereka melihat seluruh isi ruangan.
Sebelum memasuki ruangan, para tamu harus menggunakan alat pelindung lengkap mulai dari masker, nurse cap, sepatu khusus.
Mereka melihat langsung saat para pekerja mempersiapkan makanan yang sudah dimasak yang ditaruh dalam wadah berbahan stainless steel.
Mereka juga melihat langsung gudang makanan yang berbahan kering dan basah, dimana makanan tersebut dipisah dalam ruangan yang berbeda.
Kemudian, di ruangan belakang, para tamu melihat lokasi terkahir yakni proses pencucian wadah makanan yang sudah digunakan oleh para siswa, sebelumnya akhirnya digunakan kembali esok hari.
Ketua Koordinator Badan Gizi Nasional (BGN) wilayah Kabupaten Dairi, Pahlawan Nasution mengatakan, seluruh proses di dapur tersebut menggunakan protokol yang ketat, demi menjaga terjaminnya gizi kepada anak - anak.
Adapun langkah awal yang dilakukan yakni saat bahan baku masuk ke dapur, harus di cek terlebih dahulu oleh ahli gizi sebelum di olah menjadi makanan.
"Itu harus dicek terlebih dahulu apakah sesuai tidak gizi yang diberikan untuk anak - anak. Apabila ada bahan pokok seperti sayur yang sudah busuk, atau daging yang sudah tidak segar, akan kita kembalikan kepada supplier. Intinya semua makanan yang akan disajikan dalam keadaan fresh (segar), " kata Pahlawan, Minggu (15/6/2025).
Bahan pokok itupun sengaja dibagi menjadi 2 bagian yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) BGN, yakni memisahkan bahan kering dan bahan basah. Hal tersebut mencegah terjadinya proses kontaminasi silang.
Pahlawan pun menyebutkan, seluruh bahan pokok yang masuk ke dapur harus habis dalam satu hari. Hal itu demi menjaga kualitas makanan agar tetap segar.
"Bahan pokok yang di olah di SPPG ini berasal dari hasil bumi petani lokal, maka akan habis semua. Kecuali ada bahan pokok seperti beras dan minyak makan, itu bisa disimpan selama 2 hari. Tapi gizinya akan tetap dipantau, " ungkapnya.
| Pemkab Asahan Mulai Melakukan Tahapan Seleksi 4 Kepala Dinas |
|
|---|
| 13 Kab/Kota di Sumut, Ini Paling Banyak Sumbang Kasus TPPO, Kadis: Alami Peningkatan Tahun Ini |
|
|---|
| Berlinang Air Mata, Istri Pemborong Bangunan Kecewa Polda Sumut Lepas 7 Terduga Pembunuh Suaminya |
|
|---|
| 3 Anak Hilang Misterius Selama 5 Tahun, Orang Tua Korban Datangi Polda Sumut |
|
|---|
| Harmoni di Ruang Kelas, Langkah Apriyanti Mengajar di MTsN Taput |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Proses-persiapan-makanan-di-Dapur-SPPG-Sidikalang.jpg)