Berita Viral

Memilukan, Tiga Kakak Beradik Silaban di Tapsel Tewas, Berikut Kronologi dan Penjelasan Polisi

Tiga bocah kakak beradik yang masih sangat belia, meregang nyawa secara tragis setelah ditemukan tenggelam di dalam sumur persawahan.

|
Penulis: Fredy Santoso | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/ISTIMEWA/FACEBOOK
3 BALITA TEWAS: Kronologi tiga bocah kakak beradik yang berusia di bawah lima tahun (Balita) ditemukan tewas di dalam sumur di persawahan mereka di Desa Harean, Kecamatan Tantom Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut), Jumat (13/6/2025). Ketiga korban yang merupakan kakak beradik tersebut ialah: Tiara Silaban (5), David Parsaoran Silaban (3), dan Vayona Silaban (1). Mereka bertiga anak dari pasangan Hotdiman Silaban dengan Derma Boru Sitompul. (ISTIMEWA/FB) 

TRIBUN-MEDAN.com, TAPSEL - Kabar duka yang menusuk hati datang dari Desa Harean (atau Desa Lumban Ratus, Kecamatan Tantom Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Tiga bocah kakak beradik yang masih sangat belia, meregang nyawa secara tragis setelah ditemukan tenggelam di dalam sumur persawahan.

Peristiwa memilukan ini terjadi pada Jumat sore, 13 Juni 2025, saat kedua orang tua mereka tengah berjuang mencari nafkah di ladang.

Ketiga korban yang tak berdosa itu adalah buah hati dari pasangan Hotdiman Silaban dan Derma Boru Sitompul.

Ketiganya adalah Tiara Jeremi Silaban (5 tahun), David Parsaoran Silaban (3 tahun), dan si bungsu Veboola Silaban (1 tahun).

Usia mereka yang sangat muda menambah pilu tragedi ini.

Kronologi Pilu: Hilangnya Tawa di Gubuk Sawah

Donni Hutagalung, Kepala Desa Harean, menjelaskan kronologi kejadian yang memilukan ini.

Menurutnya, insiden nahas itu bermula ketika Hotdiman Silaban dan Derma Silaban, orang tua ketiga balita tersebut, sedang sibuk bekerja keras di sawah.

Mereka meninggalkan ketiga anaknya di sebuah gubuk atau 'sopo' yang berada tak jauh dari area kerja mereka.

Namun, di samping gubuk itu, ternyata terdapat sebuah sumur kecil yang luput dari pengawasan dan tak berpagar.

Sekitar pukul 16.00 WIB, atau jam 4 sore, sang ayah, Hotdiman Silaban, mendatangi gubuk untuk melihat anak-anaknya.

Hatinya mencelos saat mendapati gubuk kosong, tak ada lagi tawa riang buah hatinya.

Dengan rasa panik yang menjalar, Hotdiman pun mulai mencari di sekitar area persawahan.

Nahas, pemandangan yang menghancurkan jiwa menanti di pinggir sawah.

Ketiga anaknya sudah berada di dalam sumur kecil itu, dalam keadaan tak bernyawa.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved