Komisi Kerawam KWI Dorong Umat Katolik Pilih Sekolah Kedinasan, Biaya Ditanggung Negara

Pertemuan Nasional Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang berlangsung di Jakarta, Selasa (10/5/2025) hingga Jumat

Tribunnews.com/domu d. ambarita
FOTO BERSAMA: Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono  foto bersama dengan tamu undangan pertemuan nasional Komisi Kerawam se-Indonesia di gedung KWI, Jakarta, Selasa (10/6/2025 malam). Mgr Harun yang juga Uskup Agung Palembang didampingi Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawan KWI Romo  Yohanes K. Jeharut.  (Tribunnews.com/domu d. ambarita) 

Kisah lain, warga Vietnam tampak jujur. Misal, Mgr Harun pernah mengalami, tas milik seseorang tertingal di tempat umum. Kemudian, ia bersama teman, berniat mengamankan barang tersebut dengan menitip kepada aparat keamanan setempat.

“Lalu tour guide mengatakan, jangan khawatir. Tinggalkan saja barangnya di situ (tidak perlu diselamatkan, Red),  karena semua tempat diawasi CCTV. Benar juga, sekitar 40 menit kemudian, datang seorang ibu, mencari tasnya dan memang aman. Barangnya didapati. Tidak hilang dibawa orang,” katanya.

“Bagaimana di tempat kita? Jangankan 40 menit, lima menit saja hilang. Rupanya di tempat kita lebih tidak, tidak aman di negara yang baru merdeka,” ujar Mgr Harun.

“Di Korea, tidak ada sampah berserakan. Bus kota bersih. Tapi di tempat kita ini jauh mengerikan, bukan?. Hanya preman di jalanan yang kita saksikan di pinggir jalan, tapi juga preman berdasi,” pungkas Mgr Harun.

Membaca Pancasila

Pada pembukaan acara yang berlangsung di Gedung KWI Jalan Cut Mutia Jakarta, dibacakan teks Pancasila. Pembacaan teks Pancasila dipandu pengurus Vox Poin. Romo Hans mengingatkan dasar negara Indonesia, Pancasila. 

“Setiap ada acara Kerawam, selaku ada pembacaan Pancasila. Dalam hal protokoler, mungkin ini rasanya aneh. Tapi ini perlu karena Pancasila lah satu-satunya, dasar negara yang sekaligus alat yang bisa mempersatukan kita bangsa yang sangat majemuk,” kata Romo Hans.

Foto Bersama Komisi Kerasulan Awam KWI
FOTO BERSAMA: Ketua Umum Komisi Kerasulan Awam Konferensi Waligereja Indonesia (Komisi Kerawam KWI) Mgr Yohanes Harun Yuwono  foto bersama dengan tamu undangan pertemuan nasional Komisi Kerawam se-Indonesia di gedung KWI, Jakarta, Selasa (10/6/2025 malam). Mgr Harun yang juga Uskup Agung Palembang didampingi Sekretaris Eksekutif Komisi Kerawan KWI Romo  Yohanes K. Jeharut.  (Tribunnews.com/domu d. ambarita)

Renungan

Pertemuan Nasional Kerawam didahului dengan misa yang dipersembahkan konselebran utama, Ketua Komisi Kerawam KWI yang juga Uskup Agung Palembang Mgr Yohanes Harun Yuwono.

Menurut Mgr Harun, Kristus memulian martabat manusia untuk menyandang predikat citra Tuhan. “Tuhan memang mengangkat dan memperlakukan kita manusia menjadi setara dengan diriNya. Maka Ia menyerahkan diri, sampai disalibkan, sehingga apa yang menjadi kerinduan Allah, hadir di dunia. Sehingga predikat, bahkan hidupnya diberikan kepada kita,” ujar Mgr Harun.

Dia mencontohkan, momentum sebelum disalibkan, Yesus mengadakan perjamuan terakhir dengan murid-muridnya di Yerusalem. “Kita bukan sekadar diperlakukan sederajat karena sahabat, tapi kita diperlakukan sebagai saudara dan saudari. Dan Karena itu, Dia melakukan kita dengan segala kerinduannya, sedemikian rupa agar kerajaan Allah hadir di dunia.”

Demi Allah yang setia, Allah tidak pernah ingkar janji. Dan kesetiaan itu juga diwujudkan oleh PutraNya, yang mewujud dalam Yesus Krirlstus. Karena itu, Kristus sepikir dengan Allah. Maka saat disebut Allah setia, maka Kristus pun setia pada janji. Hanya menusia yang mengenal saksi palsu. Atau saksi diam, tidak mau terlibat. Tidak mau bicara. Memilih bisu demi kenyamanan kita sendiri.

Akan tetapi karena Tuhan sudah mempercayakan kehendakNya bahkan hidupnya, maka kita dijadikan sebagai saudara dan saudari, yang tak terpisahkan dengan Dia. Untuk itu marilah berbuat baik seperti disampaikan rasul Paulus. Sampai kapan pun dan sampai ke ujung dunia pun, ikatan itu yang tak kan pernah hilang.

“Orang Jawa bilang, piye yo ke kepiye, pun dan bagaimana pun, dia tetap saudaraku. Dalam hal, saudaranya itu korup atau berbuat jahat, piye ya kepiye, dia tetap saudaraku. Tuhan tak pernah menghapus tali persaudaraan kita. Kita diikat oleh pertalian tubuh dan darah Tuhan. Oleh karena itu, kita melakukan kehendak-Nya, supaya berkenan kepada kehendak-Nya. Seperti kata Allah, 'inilah anak yang kukasihi, kepadanNyalah Aku berkenan"

Apa artinya? Allah bangga pada Yesus. Maka mari berbuat baik seperti disampaikan Santo Paulus, agar kita tetap menjadi saudara Kristus. Paus Leo ke-XIV dalam pesan khotbah pertamanya menyebut bumi adalah punya penghuni yang sama. Seperti juga harapan Paus Fransiskus, ingin populasi bumi hidup damai, rukun dan bersatu. “Marilah sekali lagi, melakukan kehendak Allah. Jangan minta alam berubah alam, tapi ubah kelakuanmu!”

(amb/tribunews.com)

Sumber: Tribunnews
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved