Sumut Terkini

Air Tak Mengalir ke Rumah Warga Sibuntuon Selama Sepekan, Diduga Akibat Dampak Aktivitas Galian C 

Lokasi galian C berada di Desa Siboruon, tetangga Desa Sibuntuon. Pengangkutan hasil galian C tersebut harus melalui Desa Sibuntuon. 

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Ayu Prasandi
TRIBUN MEDAN/MAURITS
AIR MATI- Masyarakat Desa Sibuntuon, Kecamatan Balige menggelar pertemuan di kantor desa hari ini, Selasa (10/6/2025) dan menyerukan agar aktivitas galian C di kawasan tersebut berhenti. 

TRIBUN-MEDAN.com, BALIGE - Warga sekitar Desa Sibuntuon, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba mengeluhkan dampak aktivitas galian C di kawasan tersebut.

Lokasi galian C berada di Desa Siboruon, tetangga Desa Sibuntuon. Pengangkutan hasil galian C tersebut harus melalui Desa Sibuntuon. 

Sekitar sepekan, masyarakat tidak mendapatkan aliran air bersih karena pipa penyaluran air bersih rusak.

Dugaan masyarakat, pipa tersebut rusak akibat aktivitas truk galian C yang melintas. 

Hari ini, Selasa (10/6/2025), masyarakat menggelar pertemuan bersama pihak BPD dan pemerintahan desa.

Dalam pertemuan tersebut, seorang warga sekitar Panguhala Siahaan (54) menuturkan, sejumlah kerugian yang dialami masyarakat akibat berjalannya aktivitas galian C di kawasan tersebut. 

"Pertama, aktivis galian C ini mengakibatkan rusaknya pipanisasi air minum di tempat kami. Hampir sepekan, hal ini terjadi. Coba kita bayangkan kalau air minum terganggu," terang Panguhala Siahaan (54), Selasa (10/6/2025). 

Selanjutnya, ia juga tuturkan dampak aktivitas galian C terhadap ketahanan aspal jalanan.

Yang mereka khawatirkan, bila aktivitas tersebut berlangsung, jalanan mereka bakal kupak-kapik.

Ditambah, jalan menuju kawasan tersebut relatif sempit sehingga bila kendaraan berpapasan, mesti harus ada yang mengalah. 

"Kedua, akibat aktivitas galian C ini jalan kami kemungkinan bisa rusak. Pasalnya, tonase yang melintas di jalan tersebut tidak sesuai lagi dengan kemampuan jalan. Peluang kerusakan jalan sangat besar," sambungnya. 

Termasuk juga abu yang menyebar saat truk pengangkut hasil galian C tersebut melewati kawasan pemukiman.

Apalagi, akhir-akhir ini, kawasan tersebut sedang mengalami musim kemarau. 

"Ketiga, anak-anak kami yang sekolah mengalami ancaman keselamatan saat melintas. Truk bermuatan galian C tentu akan menghasilkan debu dan ini juga berpengaruh bagi kesehatan warga sekitar. Setiap hari kita menghirup abu galian C tersebut," sambungnya.

Sehingga mereka sepakat, aktivitas galian C mesti dihentikan. Saat ini, aktivitas galian C sedang berlangsung di atas sungai yang menjadi sumber utama irigasi pertanian mereka.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved